Chapter 6 - A Lie

1.7K 191 11
                                    

Hye Rim dan Eun Ji sedang berada di kelas Taeyong, yang berarti kelas itu adalah milik senior mereka. Tentu ini bukan keinginan Hye Rim karena Hye Rim sendiri merasa takut jika harus berhadapan apalagi kalau sampai berada di kelas senior seperti ini.

Semuanya berawal dari keinginan Eun Ji mengembalikan buku milik kakaknya, Taeyong, yang berakhir dengan gadis itu meminta agar Taeyong membelikannya makanan dan minuman ringan--tentu saja untuk Hye Rim juga. Sampai akhirnya laki-laki itu menyuruh mereka untuk masuk dan duduk di kelasnya. Beruntung karena seluruh teman kelas Taeyong sedang ke kantin, jadi untuk beberapa menit ke depan, kelas itu menjadi milik mereka berdua, Hye Rim dan Eun Ji.

Pintu terbuka dan seseorang masuk. Tatapan Eun Ji terfokus pada laki-laki yang baru saja masuk itu. Tatapan yang akhirnya dibalas oleh tatapan laki-laki itu juga.

Eun Ji terus mengamati Yuta sampai ia tiba di tempat duduknya. Sementara itu, Hye Rim yang duduk di sebelah kiri Eun Ji, akhirnya menyangga kepalanya dengan tangan kiri di atas meja. Ia ikut mengamati.

"Aku merasakan ada aura yang berbeda," kata Hye Rim dengan tatapan curiga.

"Tatapan matamu tidak seperti pertama kali kau melihatnya," tambah Hye Rim.

"Ya, memang seperti itu." Eun Ji mengiyakan.

Eun Ji bersedekap. "Dia tidak sebaik yang kupikirkan. Dia ... agak menyebalkan."

Tiba-tiba Taeyong sudah ada di hadapan mereka dan menaruh masing-masing satu roti dan satu botol susu coklat di atas meja Hye Rim dan Eun Ji.

Sekarang, gantian Hye Rim yang mendadak merasa jengkel dengan kehadiran laki-laki itu.

Hye Rim mengambil roti di atas mejanya dengan kasar dan tatapan kesal yang tertuju pada Taeyong. Taeyong mengetahui itu. Dia membalas tatapan Hye Rim dengan tenang dan duduk di sebelah kanan Eun Ji.

"Oppa! Kenapa membeli susu coklat? Kau, kan, sudah tahu kalau aku suka yang rasa pisang," protes Eun Ji pada Taeyong.

"Minum saja."

Entah kenapa, Hye Rim yang malah bertambah kesal. Apalagi sikapnya yang dingin dan seolah memamerkan bahwa dia adalah murid yang paling rajin di sekolah ini. Lihat saja, sekarang dia malah sibuk membaca buku dan mengabaikan sanderaannya ini.

"Dia dan aku suka rasa pisang. Anehnya, dia membeli yang rasa coklat," kata Eun Ji bingung.

"Aku suka coklat, kok," timpal Hye Rim santai. Ya, setidaknya, untuk yang satu ini, tidak membuatnya kesal lagi.

Eun Ji melirik Taeyong dengan tatapan semakin curiga. Eun Ji rasa, ada yang tidak beres dengan kakak laki-lakinya itu.

Taeyong tiba-tiba saja berdiri dan mendekati adiknya. "Eun Ji-ya, kau bisa pindah ke belakang? Temanku yang punya tempat tadi sudah kembali."

Eun Ji mengerti maksud Taeyong. Dia juga baru ingat kalau bangku yang didudukinya sekarang adalah milik Taeyong. Dan sekarang kakaknya sendiri mengusirnya.

Meskipun agak kesal, tapi akhirnya Eun Ji menurut juga dan pindah ke belakang. Sementara itu, Hye Rim yang harus menahan diri karena ia tidak bisa ke mana-mana. Tempat duduknya merapat dengan dinding dan jika ingin keluar maka dia harus meminta Taeyong untuk keluar dari tempatnya.

Oke. Kenapa Hye Rim merasa ini seperti sesuatu yang disengaja?

Kenapa juga dia tidak sekalian pindah waktu Eun Ji pindah tadi?

Mari lupakan soal itu. Hye Rim melirik Taeyong yang sedang serius belajar sambil meminum susu coklat yang dibelikan Taeyong tadi. Mungkin karena Hye Rim tidak pernah berada dalam jarak sedekat ini dengan Taeyong, jadi sekarang ia merasa laki-laki itu lebih tampan dari sebelumnya. Taeyong seperti tokoh laki-laki tampan yang keluar dari komik-komik Jepang.

I LOVE YOU, BUT I CAN'T BE WITH U (NCT FANFICTION) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang