Matahari sudah terbenam ketika Hye Rim mengajak Tae Yong ke rumahnya. Hanya sekadar makan malam bersama untuk merayakan kelulusan Hye Rim. Ya ..., sekaligus memperkenalkan lelaki yang nantinya akan menjadi calon menantu ibunya. Iya, masih calon.
"Eomma! Aku pulang!" sahut Hye Rim setelah menutup pintu kembali. Tae Yong hanya diam mengikuti gadis itu.
"Tae Yong?" Tiba-tiba, si pengganggu yang tengah berbaring di ruang tamu itu bersuara. Hye Rim memutar bola matanya malas, sedangkan Tae Yong hanya tersenyum singkat.
"Kau membawa Tae Yong ke rumah?" tanya Taeil sambil memasang mimik kagetnya.
"Bukan urusanmu!" hardik Hye Rim.
"Wah ..., sudah siap menikah?" celetuk Taeil, yang sekali lagi membuat Hye Rim memutar bola matanya malas sekaligus mendengus kesal. Ia sebisa mungkin menahan emosi yang sudah siap meledak.
"Oppa tidak perlu ikut campur. Oppa pikirkan saja bagaimana caranya untuk mendapatkan wanita yang oppa sukai, ara?
Taeil sudah mengangkat bantal, siap untuk melempari adik sepupunya itu, tetapi akhirnya urung ketika ibu Hye Rim datang dari dapur.
"Tae Yong? Wah ..., kau lebih tampan dari yang kulihat di foto!" seru ibunya kagum dan langsung menghampiri Tae Yong. Ia menggandeng lelaki itu seperti Tae Yong sudah menjadi menantunya sendiri. Ibu Hye Rim menggiringnya menuju ruang makan, sementara Hye Rim tetap diam di ruang tamu, membiarkan kekasihnya dan ibunya berinteraksi berdua lebih lama. Dia tersenyum karena itu.
Taeil langsung berjalan mendekati Hye Rim, memutari gadis itu sambil bersiul menggodanya. "Setelah kuliah kau langsung menikah saja dengannya, jadi kau tidak perlu merepotkanku dan ibumu."
"Cih! Memangnya aku pernah merepotkanmu?" umpat Hye Rim kesal.
"Hye Rim, sebagai seorang kakak, aku turut senang dengan hubunganmu dan Tae Yong. Aku berharap dia bisa menjadi yang pertama sekaligus yang terakhir untukmu. Kau jangan menyia-nyakan dia, karena ibumu juga sudah nyaman bersamanya. Ibumu juga pasti akan bahagia," pesan Taeil.
Hye Rim menerima pesan itu dengan baik, sebagai pesan dari seseorang yang sudah dianggapnya sebagai kakak sendiri. Dan dia yakin, Taeil pun sudah menganggapnya sebagai adik sendiri. Taeil tahu kapan waktunya bercanda dan kapan waktunya serius.
Hye Rim mengangguk paham. "Gomawo, oppa."
♥
Hye Rim sudah memutuskan untuk melupakan Jae Hyun sepenuhnya dan menerima Tae Yong menjadi kekasihnya. Dan itu sudah cukup berhasil selama 6 bulan. Tidak ada bayang-bayang Jae Hyun yang menghantuinya, meskipun ketika mereka harus bertemu mereka hanya akan tersenyum canggung dan berbicara seadanya. Namun, Hye Rim perlahan-lahan mulai terbiasa dengan itu.
Hye Rim sama sekali tidak menyangka kalau lelaki itu akan kembali.
Flashback
"Aku ..., ingin berbicara dengan Hye Rim."
Hye Rim yang masih tertegun melihat sosoknya, dibuat makin terkejut ketika lelaki itu bilang kalau dia ingin berbicara dengannya. Hye Rim mengerjap beberapa saat. Saat ini, dia sedang berada di ambang kebingungan. Tidak hanya perasaan dirinya dan Jae Hyun saja yang terlibat, tapi Tae Yong juga. Pasalnya, Tae Yong bukan lagi sekadar orang asing atau teman bagi Hye Rim, melainkan kekasih.
"Kau bisa pergi dengannya. Aku tidak apa-apa," ucap Tae Yong. "Kalau kau sudah selesai kau bisa langsung menghubungiku."
Baik. Masalah tentang perasaan Tae Yong sudah selesai. Sekarang, ini hanya menjadi urusan Hye Rim dan Jae Hyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, BUT I CAN'T BE WITH U (NCT FANFICTION) [COMPLETED]
FanfictionSemua murid perempuan di sekolahnya menyukai Jung Jaehyun. Ya, Jaehyun terkenal bukan hanya karena secara fisik sempurna, tapi juga karena kepribadian dan jabatannya di sekolah. Jaehyun adalah ketua osis, ketua kelas, dan murid kebanggaan guru-guru...