3 bulan kemudian.
Eun Ji menatap setiap murid yang berlalu lalang di depannya dengan risih. Sekarang ia sedang berdiri tidak jelas di dekat gerbang, bersandar pada dinding. Sementara laki-laki di sebelahnya—siapa lagi kalau bukan kakaknya—tengah serius menatap lembaran laporan hasil belajarnya selama tiga tahun.
"Oppa aneh. Sangat aneh," kata Eun Ji pada Tae Yong.
"Aneh kenapa?" tanya Tae Yong dengan nada serius.
"Aku melihat semua teman seangkatanmu keluar dari sekolah dengan senyum dan semangat. Mungkin kau satu-satunya yang tidak merasa bahagia karena sudah lulus," ujar Eun Ji.
"Oh, apa jangan-jangan kau benar-benar tidak bahagia dan tidak ingin meninggalkan sekolah ini?" celetuk Eun Ji.
"Wah! Kalau aku jadi kau, aku tidak akan berlama-lama di sini. Aku akan segera melangkah keluar dari gedung ini begitu aku mendapatkan laporan hasil belajarku."
"Ya..., beruntung kalau kau mendapat kata 'lulus' di ijazahmu," balas Tae Yong.
"Kau mendoakanku tidak lulus?!"
Eun Ji dibuat semakin kesal ketika kakaknya itu malah membalasnya dengan tawa kecil. Beruntung, ada bunyi dering tanda pesan masuk di ponselnya, sehingga dia masih bisa menahan emosinya untuk sementara.
"Appa menyuruh kita cepat pulang. Kita akan makan malam bersama. Kau bisa mengajak teman dekatmu," Eun Ji memberi jeda sebelum ia kembali melanjutkan, "Jika ada."
Tae Yong menghela nafas seiring dengan kepergian Eun Ji dari sisinya. Mencoba melupakan ucapan adiknya barusan, sesuatu tiba-tiba muncul di pikiran Tae Yong, yang membuat bibirnya akhirnya tersenyum.
💑
Hye Rim masih ingat salah satu kenangannya bersama Jae Hyun, sewaktu mereka pulang bersama-sama dengan bus. Mereka benar-benar canggung, sampai akhirnya Jae Hyun memecah keheningan dan berlanjut dengan candaan.
Mereka tidak bisa lagi seperti itu.
Semenjak kejadian di mana Hye Rim mendengarkan perbincangan antara Jae Hyun dan Ji Won di aula, Hye Rim dan Jae Hyun tidak lagi seperti dulu. Di saat mereka mulai dekat, mulai menunjukkan perasaan masing-masing, Hye Rim harus membuang jauh-jauh ekspektasinya ketika tahu bahwa semuanya hanyalah kebohongan belaka dan ia dibodohi oleh kebohongan itu.
Kebohongan. Kebodohan. Dua kata itu yang hingga kini membuat hati Hye Rim serasa remuk bahkan ketika hanya mengingatnya.
Oke. Bus sedang berhenti di sebuah halte. Dan Hye Rim tiba-tiba melihat sosok laki-laki itu sedang menunggu di sana. Dia pasti sudah gila sekarang.
Tidak. Dia tidak gila. Laki-laki itu benar-benar Jae Hyun. Jung Jae Hyun.
Laki-laki itu sekarang sudah masuk ke dalam bus bersama dengan beberapa orang asing lainnya. Bus kini sudah penuh, dan hanya tersisa satu tempat kosong di sebelah Hye Rim. Di antara beberapa orang asing yang baru saja naik itu, tidak ada satu pun yang berniat untuk duduk di situ. Mereka memilih untuk berdiri, berpegangan pada pegangan yang tergantung di langit-langit bus. Termasuk Jae Hyun.
Sekarang Hye Rim dihadapkan pada pilihan untuk menyuruh Jae Hyun duduk di sebelahnya atau berpura-pura menganggap Jae Hyun sebagai orang asing juga.
"Kau bisa duduk di sini, Jae Hyun." Hye Rim akhirnya memberanikan diri untuk menawarkan tempat duduk bagi laki-laki itu.
"Apakah tidak apa-apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, BUT I CAN'T BE WITH U (NCT FANFICTION) [COMPLETED]
FanfictionSemua murid perempuan di sekolahnya menyukai Jung Jaehyun. Ya, Jaehyun terkenal bukan hanya karena secara fisik sempurna, tapi juga karena kepribadian dan jabatannya di sekolah. Jaehyun adalah ketua osis, ketua kelas, dan murid kebanggaan guru-guru...