Episode #3 : Princess

238 23 8
                                    

Malam itu Kerajaan Hive mengadakan pesta untuk para tentara-tentara baru. Bertempat di hall utama istana, para tentara mengenakan pakaian resmi mereka.

Bastin sedang mengobrol bersama beberapa prajurit lain, sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri, rupanya dia sedang mencari dua sahabatnya yang belum terlihat. Dia ijin sebentar ke beberapa teman-temannya itu untuk mencari Gray dan Victor.

Saat dalam pencariannya, tanpa sengaja dia melihat seorang gadis cantik yang menuruni tangga menuju hall. Wajahnya lembut, berambut hitam panjang berhiaskan penjepit rambut perak bermotif bunga. Mengenakan gaun pesta panjang berwarna hitam, gadis itu membuat Bastin terpesona.

"Puteri Leia," Jenderal Zines menyambut kedatangan gadis itu. Dia menundukan badan lalu menyambut tangannya dan menuntun menuruni tangga, "Anda cantik sekali malam ini,"

"Terimakasih, Jenderal," jawab Sang Puteri sambil tersenyum.

Bastin masih tidak bisa melepas pandangannya dari sang puteri, hingga sang puteri dan Jenderal berhenti di hadapannya.

"Ehm!" suara ayahnya mengagetkan Bastin dan menyadarkan dia dari pandangannya pada Puteri Leia.

"Oh, selamat malam, Puteri," sapa Bastin seraya menundukan badan.

Sang Puteri tertawa kecil, rupanya dia memperhatikan Bastin dari tadi.

"Perkenalkan, Puteri. Dia prajurit baru dan juga anak saya, Bastin," Jenderal Zines mengenalkan mereka berdua.

"Leia," Puteri mengenalkan diri dan mengulurukan tangannya pada Bastin.

Bastin yang masih menundukan badan hanya menatap tangan Sang Puteri tanpa berani menatap wajahnya. Dia bahkan tidak berani menyambut tangan Sang Puteri yang memintanya berkenalan.

Sang Puteri terlihat gemas lalu menarik tangan Bastin dan menggenggamnya untuk bersalaman.

"Leia," sekali lagi dia mengucapkan namanya dan menatap mata Bastin.

"Ba- Bastin.. Bastin Vigorous," Bastin mengucapkan namanya tetapi masih ragu-ragu untuk menatap Puteri Leia. Jantungnya berdegup kencang.

"Maafkan tingkahnya yang bodoh, Puteri. Dia memang seperti itu," kata Jenderal Zines yang kemudian tertawa.

Bastin hanya menyeringai pada ayahnya dan tersipu malu, wajahnya merah padam.

"Senang berkenalan denganmu, Tuan Vigorous," kata Sang Puteri, yang kemudian menundukan kepalanya sebentar lalu berlalu, meninggalkan Bastin bersama ayahnya.

Jenderal Zines memukul ringan perut Bastin.

"Aduh,"

"Kau ini memikirkan apa?" kata Ayah Bastin. "Dia cantik, bukan?"

"Ayah membuatku malu saja," kata Bastin, wajahnya masih merona. "Dia Puteri Raja, aku hanya bisa mengagumi nya,"

"Kau laki-laki, Nak. Wajar bagimu terpesona melihat wanita secantik dia," kata ayahnya. "Tapi jangan terlihat bodoh seperti tadi,"

Keduanya lalu tertawa.

"Kau sudah jadi tentara hebat. Sebentar lagi tugas berat menanti mu, jadi bersiaplah!" Jenderal Zines menatap anaknya dan tersenyum. "Kau buatku bangga, Bastin."

"Ya, Ayah." Bastin tersenyum.

"Aku akan mengabdi pada kerajaan dan menjadi Jenderal seperti mu."

Ayahnya hanya tersenyum kecil dan terlihat melamun sebentar, seperti ada sesuatu yang sedang dipikirkan olehnya.

"Setelah ini, segalanya terserah kau, nak." Ayahnya menepuk pundak Bastin.

"Kau yang akan memutuskan keinginan mu sendiri, dan ayah berharap kau melakukan hal besar bukan hanya untuk negara, tetapi dunia."

The Kingdom Of Hive : The BlackhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang