Hutan Siren, dengan pohon-pohon tinggi menjulang berdaun lebat, hingga sinar matahari terhalang untuk menerangi tanah yang lembab. Akar-akar besar menyulitkan siapapun yang ingin menerobos ke dalamnya.
Bastin dan keempat anggota tim khusus lainnya, berjalan di dalam hutan dengan sikap waspada. Pedang di pinggang sebelah kiri selalu dipegangnya saat berjalan, tangan kanannya menggenggam senapan pendek. Kalung pemberian ayahnya, tergantung di leher, meski sebenarnya dia malas memakai benda tersebut.
"Sudah seharian masuk jauh ke dalam hutan, tapi kita tidak menemukan apa-apa," kata Waltz, yang berbadan tinggi sedang dan berambut hitam pendek.
"Ya, dan hutan ini semakin gelap saja rasanya!" Gray yang selalu berjalan paling depan, menenteng pedang besarnya yang kadang entah karena tidak tahan, menebas akar-akar yang menghalangi jalan, dan selalu diperingatkan oleh Bastin karena berisik dan akan mengundang perhatian.
"Hutan ini terasa aneh, sangat lebat seperti belum pernah terjamah manusia, tapi aku sempat melihat sebuah patung batu tergeletak di sana, tetapi sudah berlumut dan terlilit akar tumbuhan," kata Bastin.
"Mungkin sebuah benda kuno atau semacamnya." lanjutnya.
Srak! Sraak!
"Sst... Aku mendengar sesuatu," kata Lian, dia menundukan tubuhnya yang kurus tinggi itu, dan disusul gerakan yang sama oleh temannya yang lain.
"Itu bukan aku," kata Gray berbisik.
Bastin menempelkan telunjuk di mulut dan mengangkat senapannya, bersiaga. Victor mencabut pedang dan memasang kuda-kuda.
Sraak! Srak!
Bunyi semak dan daun-daun kering yang terinjak semakin jelas terdengar di depan mereka.
"Waspada, dan ingat, kita tidak boleh melakukan kontak apapun!" Bastin berkata dengan pelan.
Tiba-tiba sekelebat bayangan terlihat, berlari dengan cepat. Victor yang lebih dulu mengejar, sambil menenteng pedangnya, dia mengikuti bayangan tadi.
"Oh, Victor..." Bastin khawatir temannya itu melakukan hal yang bisa membahayakan mereka, lalu menyusul nya diikuti anggota tim lain.
Keadaan hutan sudah mulai gelap, untuk melihat dengan jelas pun sudah sangat sulit, ditambah hari itu hutan mulai berkabut. Bayangan tadi berhenti berlari, Victor berhenti paling dekat, masih sambil merunduk. Yang lain ikut berhenti agak jauh, bersembunyi di semak-semak.
Victor memicingkan matanya, mempertajam penglihatan di gelapnya hutan. Dia menyibak kan kumpulan rumput tinggi di depannya, mengawasi bayangan di depannya.
Bayangan itu kembali berlari sangat cepat, Victor menyerbu ke depan menghilang ke semak-semak dan pepohonan yang tumbuh rapat. Bastin mengejarnya, begitu juga yang lain.
Crasss! Ooouuh!
Tiba-tiba suara daging yang mengeluarkan darah karena tertebas pedang terdengar, bersamaan dengan suara lenguhan panjang.
Bastin menyerbu maju ke arah Victor tadi berlari, lalu terlihat pedang yang digenggam dia berlumuran darah, dan sosok bayangan tadi tergeletak tak bergerak di depannya.
"Rusa sialan ini membuat kita repot saja," kata Victor.
"Victor, seharusnya kau tidak bertindak sembarangan!" Bastin terlihat kesal.
"Ini hanya rusa, kawan," jawab Victor enteng sambil tertawa kecil.
"Lalu, kenapa kau membunuhnya? Ini sama saja meninggalkan jejak keberadaan kita jika benar Blackhood ada di sini." Bastin melotot pada Victor.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kingdom Of Hive : The Blackhood
Phiêu lưuKerajaan Hive, sebuah kerajaan besar yang berambisi meluaskan wilayahnya, beralasan untuk menciptakan kedamaian dengan hanya ada satu pemerintahan di bawah rajanya, Raja Davodil. Bastin Vigorous, berambisi ingin menjadi jenderal perang Kerajaan Hive...