Episode #9 : Pursuit

150 14 4
                                    

Bastin dan keempat temannya sedang berbincang-bincang di sebuah ruangan luas berisi meja-meja dan kursi-kursi yang diletakan berhadapan, dan dipenuhi oleh para Blackhood.

Mereka terpisah dari kelompok-kelompok lain yang juga sedang mengobrol. Sepertinya, sudah tidak ada ketegangan lagi antara mereka dengan para Blackhood, sejak pertarungan mereka di hutan.

"Aku tidak menyangka kau seorang putera mahkota, Bastin." kata Gray.

"Aku sendiri terkejut dengan masa lalu ku."

"Aku sempat tidak percaya, tapi semua bukti meyakinkan aku." Gray memegang pundak Bastin, "apa yang selanjutnya akan kita lakukan, Kawan?"

"Mungkin kau akan membunuh Raja Davodil, bukan begitu?" Victor menatap tajam Bastin, dia duduk dengan menaruh kakinya di meja dan menyilangkan tangan.

"Entahlah, Blackhood belum menjelaskan apa yang mereka rencanakan."

"Berarti sekarang kau pemimpin mereka, Bastin?" tanya Lian.

"Tidak, Blackhood bukan dibentuk oleh Moonshare. Maksudku, meski awalnya orang-orang Moonshare yang selamat yang mendirikannya, tapi Blackhood ada setelah Moonshare hancur."

"Lalu untuk apa mereka membawa mu kesini?"

"Tadinya aku sempat berfikir mereka hanya memanfaatkan aku untuk membuka tempat penyimpanan senjata rahasia yang telah lama tersembunyi," kata Bastin berbicara dengan memelankan suaranya. "Tapi jika memang itu, harusnya mereka menghabisi kita dan mengambil medaliku saja."

"Itu benar."

"Dan lagi, ayahku juga tidak perlu mengirimku kesini, dia bisa menyuruh orang lain, jika hanya medali saja yang mereka inginkan."

"Jika memang misi Blackhood adalah menghentikan perang, aku akan ikut bersama mereka." Waltz yang dari tadi mendengarkan ikut angkat bicara.

"Bukan aku ingin menghianati negara ku sendiri, tapi menurutku memang ideologi Hive salah." Lian menambahkan, "jika dengan menguasai dunia maka damai tercipta, artinya damai hanya untuk Hive sendiri, bukan negara yang kita kuasai."

"Apapun yang akan kau lakukan, aku akan mengikutimu, Kawan," Gray tersenyum pada Bastin, "aku dan Victor sahabatmu sejak kecil, tidak ada yang memisahkan kita, benar kan, Victor?"

"Yah, aku selalu mendukungmu, Bastin." Victor sedikit tersenyum, "aku lebih senang jika kita menghabisi Davodil, sebenarnya aku sudah lama tidak suka padanya."

"Terimakasih, Teman-teman." Bastin terlihat tersenyum, tapi pikirannya masih kacau.
"Aku justru memikirkan ayahku, apa yang selanjutnya akan dia lakukan."

"Jika semua ini bocor ke Hive, nyawa ayah mu dalam bahaya, Bastin." kata Waltz.

Bastin terdiam dalam pikirannya dipenuhi kebingungan tentang masa lalu, ayah ibunya, dan juga Leia. Dia tidak menyangka, dia dan kawannya sekarang menjadi pemberontak negara.

"Kau baik-baik saja, Bastin? tanya Gray.

Gray membuyarkan lamunan Bastin, "Ya, aku tidak apa-apa. Mungkin agak sedikit terkejut dengan apa yang terjadi dengan orangtua kandung ku, tetapi aku sudah tidak ingat mereka."

"Kami turut berduka, Kawan."

"Terimakasih, yang aku khawatirkan justru ayah ku, Jenderal Zines."

"Tenang, Paman Zines pasti baik-baik saja, dia juga punya rencana sendiri pastinya." Tamara tiba-tiba ada di antara mereka, "aku punya kabar dari Kapten Vasilis, kalian harus mendengarnya."

...

Sebuah mobil kerajaan baru saja memasuki gerbang Camp H6, lalu turun dari dalam mobil seorang pria setengah baya, berbadan kurus tinggi dan berambut pirang, mengenakan pakaian bangsawan.

The Kingdom Of Hive : The BlackhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang