Malam di mana langit sangat mendung tanpa satupun bintang yang tersenyum , Aisyah hanya termenung di dalam kamarnya dengan Alquran di tangannya ia terus membacanya dengan meneteskan air mata, sesekali ia menatap jarum jam menunggu kepulangan suaminya yang tanpa kabar sama sekali, tak lama Adnan mengetuk pintu kamarnya tapi tak ada jawaban ia pun masuk dan melihat istrinya tengah terlelap dalam tidurnya memegang Alquran di tempat tidurnya. Melihat itu Adnan mencium dan membelai lembut kepala Aisyah dan menangis.
"sayang maafkan aku sekali lagi aku menyakitimu" air matanya yang menetes di atas pipi Aisyah membuatnya terbangun dari buruknya kenyataan yang harus ia lihat.
"mas kamu udah pulang? Kamu udah makan? Tunggu aku siapin air untuk kau mandi" Aisyah berusaha bangun dari tempat tidurnya untuk menyiapkan semua yang ia katakan tadi kepada suaminya tanpa mendengar jawaban suaminya.
"sayang, aku sudah makan tadi di rumah Rere karena keluarganya mengundangku untuk makan malam bersama" ucapnya memegang lembut tangan istrinya dengan niat menahan langkah istrinya. Aisyah hanya terpaku dan meneteskan air mata mendengar itu semua suaminya makan malam di rumah wanita lain dan membiarkannya sendiri di rumah, ia melepaskan genggaman tangan suaminya dan melangkah keluar dari kamar tanpa sepatah katapun.
"sayang tunggu" Adnan mengejar istrinya itu. Aisyah tetap berlalu dan masuk ke kamar tamu dan mengunci rapat pintu kamar itu.
"sayang buka pintunya, aku tau kau pasti marah padaku kau berhak marah sayang tapi janganlah seperti ini sayang? Tadi Rere tiba-tiba pingsan saat aku ingin mengejarmu dan dia memintaku untuk mengantarnya pulang dan tantenya memintaku untuk makan bersama karena setelah aku kembali ke Indonesia aku belum pernah mengunjungi tantenya padahal aku begitu dekat dengan keluarga Rere saat di Austrlia percayalah aku tidak memiliki perasaan apapun dengannya sayang" ucap Adnan memutar-mutar gagang pintu kamar yang terkunci rapat itu yang terdengar hanya isak tangis yang semakin keras dari dalam bilik yang besar itu.
"Ais percayalah sayang, kau tau aku sangat mencintaimu dan ini semua tidak seperti apa yang kau lihat sayang aku mohon bukalah pintunya kita bicarakan ini baik-baik dan kau sekarang sedang sakit kau butuh makan dan obat" ucapannya tak di gubris Aisyah.
"sayang umi akan menjagamu dan maaf kalau umi menyembunyikan keberadaanmu dari abi dulu nak, tapi umi janji suatu hari umi akan memberitahu abi kalau saat ini kamu ada di antara kami" ucap Aisyah mengelus lembut perut datarnya.
"sayang buka pintunya aku mohon" untuk kesekian kalinya ia mengatakan itu dan ia tau pasti Aisyah membukanya. Dugaannya benar Aisyah membuka pintu dan menatap wajah suaminya nanar.
"aku mau istirahat aku mohon untuk malam ini aja mas biarin aku tidur sendiri disini" ucap Aisyah menunduk.
"tapi sayang" ucapannya terpotong.
"aku mohon mas, mengertilah aku butuh waktu" ucap Aisyah lagi
"baiklah aku mengizinkanmu tidur disini" Adnan hendak mengecup kening Aisyah tapi Aisyah mengelak dan menutup pintu kamarnya kemudia beranjak ke ranjang dan berbaring dengan kembali bulir-bulir dari mata indahnya terjatuh satu demi satu membasahi pipi dan bantal yang ia tempatkan sebagai wadah kepalanya.
"ya Allah aku tau kau tidak akan mengujiku di luar batas kemampuanku dan akupun tau akan membantuku melewati semua ini dan kau akan menaikkan derajat ku saat aku berhasil melewati ujiamu ini ya Robbi, maka dari itu aku mohon berilah aku kekuatan,kesabaran serta keikhlasanmu ya Allah" ucapnya masih saja terisak memegang perut datarnya dan menahan sakit di bagian kepala dan uluh hatinya.
~~~
Malam kelam itu berlalu berubah menjadi pagi yang sunyi, di meja makan sudah tersedia makanan dan di kamarnya pun sudah tersedia pakaian dan tas kerja yang akan di bawah Adnan ke kantor tapi Aisyah ia tetap berada dalam kamarnya.
"sayang aku mau makan di temani dirimu" ucap Adnan mengetuk pintu kamar tamu itu dan tak tunggu lama Aisyah keluar dan berjalan ke meja makan tanpa sepatah kata. Ia mengambilkan Adnan sarapan dan duduk di samping Adnan tapi ia sama sekali tak berkata sedikitpun setelah ia mempersilahkan Adnan untuk memakan sarapan itu dan keheningan berlanjut sampai Adnan memutuskan untuk meminta maaf lagi.
"sayang aku mohon maafkan aku dan percayalah aku tidak melakukan apapun juga dengan Rere"
"sudahlah mas" ucap Aisyah membereskan makanan di meja makan dan mengambil tas Adnan mencium punggung tangan Adnan tapi ia tetap bersikap dingin.
"sayang kau baik-baik saja kan? Wajahmu tampak pucat apa kau mau ke dokter badanmu juga panas" Adnan menaruh tangannya di kening Aisyah tapi Aisyah melepas tangab Adnan itu.
"aku tidak apa-apa, berangkatlah nanti mas terlambat dan kabari aku mas pulang untuk makan malam atau tidak aku mau istirahat" ia meninggalkan suaminya di depan pintunya dan beranjak ke kamarnya.
Adnan merasa sangat bersalah dan khawatir melihat keadaan istrinya itu ia ingin meminta tolong pada siapa? Ia tak tau uminya sedang di Australia dan mertuanya di Bandung.
Selama di kantor ia tidak bisa konsentrasi dan hanya memikirkan Aisyah. Tak lama Rere datang membawakan makan siang untuk Adnan mereka berdua pun makan bersama di kantin rumah sakit dan Adnan mulai mencurahkan isi hatinya pada Rete dan saat itu juga sopir yang di suruh Aisyah untuk mengantarkan makanan kepadanya karena Aisyah sakit berbalik arah pulang dan menjelaskan semuanya pada Aisyah. Hati wanita yang sebentar lagi akan jadi ibu ini begitu sakit dan hancur akan apa yang baru saja ia dengar mengenai suaminya. Ia sangat hancur setelah shalat duhur ia nyekar ke makam maminya dan dari sana ia mengendarai mobil sendiri menuju Bandung untuk menemui orang tuanya dan meminta maaf atas perlakuannya selama ini. Sesampainya di sana ia melihat papi dan tantenya serta adiknya yang berumur tigantahun itu tengah duduk bersama menikmati indahnya malam dengan suara lembutnya ia memberi salam dan melangkahkan kakinya ke rumah tuanya itu di Bandung rumah pertama yang mereka tempati sebelum akhirnya pindah ke jakarta.
"Aisyah" ucap papinya dan menghampirinya. Aisyah memeluk papinya dan mencium kaki papinya itu bulir-bulir air matanya di rasakan oleh papinya segera papinya mengangkat badannya dan memeluk putrinya itu dengan haru.
"papi maafin aku, aku banyak dosa sama papi sama tante aku mohon maafin aku pi" ucapnya memeluk erat papinya.
"papi maafin semua kesalahanmu nak jauh sebelum kamu meminta maaf dan kau tak pernah berdosa apapun pada papi sayang" papinya mengecup lembut ubun-ubun putrinya itu dan menghapus air matanya.tante Mayang menghampirinya dan memeluknya Aisyah pun memeluk erat mami tirinya itu dan meminta maaf dengan tulus dari lubuk hatinya.
"sayang tante maafin kamu kok tante sayang banget sama kamu nak jadi jangan nangis yah" Aisyah melepas pelukannya dan meraih tangan adiknya itu yang sedari tadi memerhatikan melowdrama ini.setelah bermaaf-maafan mereka makan malam bersama.
"sayang suami kamu mana kok nggak ikut nak?" tanya papinya.
"mas Adnan sibuk pi" ucapnya singkat dan fokus menyuapi Aliyah adiknya.
"sayang kalian nggak lagi ada masalahkan?" papinya seolah mengintrogasinya
"nggak pi aku dan mas Adnan baik-baik aja kok" ucapnya tanpa sadar meneteskan air matanya.
"sayang kamu nggak apa-apakan?" tanya Mayang
"nggak apa-apa kok tan, aku ke kamar dulu yah mau istirahat kepalaku sedikit pusing"
Ia beranjak dengan senyum dan memberikan adiknya kepada ibunya serta melangkahkan kakinya berat menuju kamarnya yang sudah sekian.lama tak pernah ia tiduri.
Di waktu yang bersamaan tetapi tempat yang berbeda Adnan sedang bingung mencari tau di mana istrinya itu saat ini, mengapa ia pergi tanpa pamit? Kemana dia? Dan dimana? Adnan tidak pernah berpikir kalau Aisyah ke rumah orang tuanya karena ia yakin itu tidak mungkin sedangkan uminya masih di Australia tidak mungkin Aisyah menyusul umi ke Australia. Sampai tak lama ponselnya berdering terlihat nama kontak Papi ia segera mengangkatnya.
Dari seberang telepon ia mengetahui keberadaan istrinya saat ini ternyata ia pulang ke rumah orang tuanya di Bandung pertanyaan kembali mencercanya ada apa sehingga dia mau berkunjung ke Bandung? Apa aku menyakitinya lagi? Dan mengapa ia tidak mau menjawab panggilanku dan tidak membalas peaanku satupun? Ada apa ini ya Allah.?
~~~
Terdengar ketukan dari luar pintu kamar mungil yang di tempati mengadu Aisyah saat ini dan terdengar jua suara lembut Mayang tantenya yang memintanya membuka pintu kemudian mereka bercengkrama dalam keheningan malam itu dan akhirnya Aisyah menceritakan semuanya pada tante Mayang.
"sayang tante tau kau sakit dengan semua ini tapi apakah kau tidak percaya pada suamimu? Pada kesetiaannya? Dan pada rencana Allah?" tanyanya mengelus pelan rambut Aisyah yang tak berhijab itu
"tan aku percaya tapi tan akunjuga punya hati setelah aku menerima pernikahanku dengannya dan kemabli ke jalan Allah aku merasa semua begitu indah dan berharap akan seperti ini selamanya tapi tan ternyata badai belum berlalu wanita di masa lalu mas Adnan datang setelah aku begitu mencintainya tan aku hampir menyerah tan aku juga sakit dengan semua ini" ucapnya menangis di pelukan tantenya mendengar itu Adnan merasa teramat bersalah. Adnan berdiri terpaku di balik pintu yang tak tertutup rapat itu sekitar lima menit yang lalu.
"tante andai saja saat ini aku tidak sedang mengandung anak kami aku akan melepaskannya tan tapi saat ini dalam rahimku tengah bersemayam calon buah cinta kami aku tidak akan memisahkan calon ayah dari calon anaknya itu sangat egois bagiku kalau hanya karena sakit hati dan cemburu aku sampai memisahkan mereka tapu aku tidak tau tan kalau mas Adnan tetap seperti ini mungkin aku akan belajar egois" ucapnya terisak dan mengelus perut datarnya.
"sayang kau harus kuat kau taukan jin yang paling di puji dan di sanjung di kaumnya dia yang berhasil memisahkan seorang pasangan suami istri yang sah di mata Allah jadi kau harus kuat nak bukan hanya untuk rumahtangga mu tapi untuk buah cinta kalian yang akan lahir kedunia ini" tantenya memeluknya erat dan membaringkannya di ranjang kemudian menyelimutinya.
"tan makasih untuk kasih sayang dan nasihat tante serta maaf atas segala kesalahanku padamu mami" ucapnya menatap lirih maminya itu.
"iyah sayang dan makasih menganggapku mamimu, istirahtlah nak jaga kesehatanmu dan calon anakmu mami keluar dulu dan tunggu kedatangan suamimu kalian selesaikan ini baik-baik" maminya mengecup pelan kepalanya.
"apa mi? Mas Adnan mau datang siapa yang ngasih tau kalau aku disini mi?" tanyanya panik.
"iyah sayang papi kamu yang ngasih tau ke suamimu saat kau terlihat sedang tidak baik-baik saja dan sekarang Adnan sudah menuju ke sini mungkin.sebentar lagi akan sampai kalau tidak macet istirahatlah sayang"
Maminya beranjak dari kamar itu dan mendapati Adnan tengah terisak dalam tangisnya di tembok kamar itu.
"Adnan sedang apa kau disini nak?"
"mi aku bersalah aku berdosa padanya dia wanita yang baik tapi aku melukainya dan saat ini dia tengah memgandung anakku dan aku malah menyakiti hatinya mi" ucapnya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"nak bicaralah baik-baik padanya, yakinkan dia nak dan jaga dia sebelum kau kehilangannya dan kehilangan anakmu"
Adnan hanya mengangguk sementara Mayang meninggalkan.Adnan yang masih piluh dalam kesedihannya.
Dengan keyakinan ia melanglahkan kakinya ke dalam kamar istrinya dan di lihatnya istrinya tengah tertidur pulas dengan menaruh tangannya di atas perutnya dan bekas air mata yang mengering di pipinya. Adnan menghampirinya perlahan dan mencium perut datar istrinya itu ia kembali menangis dan menggenggam tangan istrinya itu.
"sayang aku minta maaf untuk yang kesekian kalinya aku minta maaf tengah menyakiti hatimu dan maafkan abi nak yang tidak tau kalau saat ini kau tengah hidup dalam rahim umimu, kau yang sehat ya nak jangan susahkan umi dan jadilah anak yang shaleh serta shaleha saat kau keluar nanti nak" ucapnya mengusap lembut perut istrinya itu yang sama sekali tak terjaga. Adnan berbaring di samping istrinya dengan memeluk pinggang mungil istrinya itu.Part ini aku bagi dua lagi soalnya agak panjang dan makasih udah mau nunggu kelanjutan ceritanya tapi jangan lupa vote dan coment dong biar makin semangat updatenya😊😄

KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu karena Allah Ta'alah(Revisi In Dreame)
Roman d'amourAku berani mengatakan mencintaimu, itu karena aku percaya kaulah imam yang tepat untukku. kesabaranmu mengalahkan keegoisanku, ketulusanmu mengalahkan pendirianku, cintamu membuatku berani membuka hati yang telah usam oleh waktu. Kau tidak pernah m...