Janji untukmu

6.5K 246 6
                                    

Rifky menghempaskan tubuhnya ditempat tidur seraya memegangi pelipisnya yang sakit. Mata pemuda itu terlihat begitu sayu setelah beberapa hari ia tak beristirahat, kepergian Ara selama tiga hari pun mampu menyita fikirannya. Ada sesuatu yang hilang dari diri Rifky saat tak melihat wajah gadis itu, tak bisa dipungkiri olehnya jika rasa itu telah terbuka untuk Ara. Rifky tak pernah tahu sejak kapan semua itu hadir, yang ia pahami perasaannya begitu hampa ketika jauh dari tunangannya itu.

"Maafin aku Ra, aku terlalu arogan selama ini" lirih pemuda itu dengan rasa sesalnya, harusnya ia bisa menjelaskan pada Ara tentang pertemuannya yang tak sengaja waktu itu dengan Keyla. Tapi semua seakan berat melihat keadaan Ara yang begitu terluka saat ini, tentu gadis itu butuh waktu untuk menata hatinya. Apalagi saat ia mendengar cerita Verrel yang mengatakan Ara ingin pergi sejauh mungkin dari hidupnya, Rifky tak ingin semua itu terjadi. Banyak hal yang akan tersakiti jika benar keputusan Ara itu, terutama dirinya. Ia tak mau kesalahpahaman diantara mereka justru memperburuk keadaan, cepat atau lambat ia harus menjelaskan semuanya pada Ara jika hubungannya dan Keyla sudah berakhir.

"Ky, Mami boleh masuk gak?" ujar Sofie itu dari luar kamar.

"Iya Mi, pintunya gak di kunci"

Sofie pun menghampiri putranya yang telihat tak bersemangat, hampir tiga hari belakangan Rifky hanya uring-uringan saja di kamarnya.

"Rifky....Rifky, mau sampai kapan kamu kayak gini sayang. Ayo dong jemput Ara nya pulang, kamu kan sudah tau dia di tempat Verrel"

"Tadi Rifky sudah kesana Mi"

"Kesana? Terus Ara nya?"

"Hmm masih disana"

"Loh, kok kamu gak ngajak dia pulang sih. Harusnya kamu kan membujuk dia pulang sayang, Mami sudah kangen banget sama Ara. Kamu jelasin dong sama Ara tentang kesalahpahaman di taman itu" omel Sofie panjang lebar, Rifky begitu paham dengan perasaan Maminya jika beliau sangat mengkhawatirkan calon menantunya itu.

"Apa Ara mau mendengarkan penjelasan Rifky Mi?" ujar Rifky memeluk Maminya, ia pun tak tau harus berbuat apa. Kecemasan seakan menyeruak di hatinya jika Ara akan menolak kehadirannya, walau gadis itu tak pernah mengatakan secara langsung perasaannya selama ini tapi dari bola matanya menunjukan jika tunangannya itu menyimpan perasaan lebih dulu darinya.

Sofie pun tersenyum seraya mengusap lengan putranya, ia tak menyangka kalau cinta sudah tumbuh di hati Rifky pada Ara. Tentu untuk menanyakan lebih jauh kapan semua itu terjadi Rifky tak akan mungkin menceritakannya lebih jelas.

"Semua butuh perngorbanan sayang, kamu sudah memantapkan hati kamu untuk Ara. Harusnya kamu sendiri yang tahu bagaimana caranya meluluhkan hati dia"

Rifky sejenak terdiam memahami maksud Maminya, mungkin menurut orang ia terlalu cepat untuk jatuh cinta. Tapi ia sendiri tak bisa memungkiri perasaannya yamg sudah terpaut pada ketulusan Ara sejak beberapa hari mereka sering bersama. Ia melihat sisi lain dari gadis itu yang begitu tegar ketika masalah berat begitu bertubi membebaninya.

"Mami tahu semua tentang Ara sayang, mungkin orang lain sering menilai dia gadis yang biasa saja karna keadaan ekonominya. Tapi diluar itu Ara gadis yang sangat istimewa, yang gak semua orang memiliki ketulusan kayak dia" jelas Sofie.

Rifky pun terenyuh mengingat sikap yang sering ia tunjukan pada gadis itu selama ini, sekasar apapun ia berbicara pada Ara tapi tunangannya itu selalu menanggapinya dengan lembut tanpa sedikit pun kemarahan di dirinya. Mungkin wajah sendu yang sering Ara tunjukan padanya sebagai ungkapan masalah yang selalu menyulitkannya selama ini, harusnya ia menjadi pelindung untuk tunangannya itu disaat orang-orang yang di sayanginya pergi meniggalkannya.

"Rifky janji Mi, Rifky akan membawa Ara pulang secepatnya"

"Nah gitu dong sayang, ya sudah mending kamu makan dulu. Mami sudah masakin makan kesukaan kamu"

Cintai Aku Apa AdanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang