Part 03

107 5 0
                                    

Aku mengikuti Evan melewati lorong temaram menuju kamar kami.

Semoga saja tidak akan terjadi apa apa,dan sepertinya juga tak akan mungkin. Mengingat betapa angkuhnya perlakuan bossku itu.

Ketika kamar dibuka ternyata hanya ada satu tempat tidur,sedangkan tak mungkin aku tidur diranjang yang sama dengan Evan.

Tanpa sepatah katapun,ia langsung membuka jas yang sedari tadi melekat pas ditubuh tegapnya dan menaruhnya diatas tempat tidur.

Aku hanya diam mematung menunggu Evan untuk mengatakan sesuatu. Mungkin. Setelah lampu dimatikan baru aku menyadari kalau sepertinya aku memang tak dianggap ada olehnya.

Syukur deh,jadi aku bisa tidur dengan tenang.

Setelah yakin Evan tidur,buru buru aku menuju kamar mandi mau mengganti bajuku. Sejak tadi aku sudah menggigil kedinginan. Aku tak habis fikir,lelaki macam apa Evan itu. Dia tega melihat seorang gadis menggigil kedinginan. Dan tak mau menunjukkan sedikit saja sikap manusiawinya padaku.

Baru saja berharap kesialan tidak datang lagi,nyatanya malah sebaliknya.

Berharap menemukan sesuatu yang bisa kugunakan untuk menghangatkan tubuhku,setidaknya dengan handuk piyama atau apalah.
Nyatanya dikamar mandi hanya ada dua handuk berukuran sedang. Mungkin lebih baik aku menggunakannya dari pada mati kedinginan disini.

Akhirnya aku keluar kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit tubuhku. Kulirik Evan,memastikan dia masih tidur atau tidak. Syukurlah dia sepertinya masih terlelap.

Aku melirik jas yang tadi ditaruh Evan diatas tempat tidur,mungkin dia mau berbagi jasnya untuk ku pinjam semalam karna tak mungkin aku tidur hanya mengenakan handuk. Sedang pakaianku aku jemur dikamar mandi berharap esok sudah kering.

Kutepis jauh jauh niatanku meminjam jas Evan,mengingat bagaimana perlakuannya padaku mustahil dia mau meminjamkan jasnya yang kurasa harganya pasti mahal itu.

Dengan wanita cantik yang biasa datang kekantor untuk menggodanya saja dia angkuh,apalagi denganku yang hanya si cupu ini.

Aku cukup menyadari kondisiku yang sekarang. Mungkin ini memang salah satu karmaku karena membantah nasehat orang tuaku.

Akhirnya aku mengambil selimut dan bantal yang ada disamping Evan. Kugunakan selimut itu sebagai alas dan sekaligus menyelimuti tubuhku yang kedinginan. Tak ada tempat lain,malam ini mau tak mau aku tidur dilantai hanya dengan beralaskan selimut. Tak perduli tampilanku seperti kepompong,yang pasti aku ingin kehangatan segera menghampiriku.

Mungkin karena terlalu lelah atau apa yang jelas setelahnya aku sudah berada dialam mimpi.

Outer Beauty vs. Inner BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang