Part 06

56 3 2
                                    

Aku terbangun saat kurasakan sakit dikepalaku yang seperti dihantam batu besar.

Saat kubuka mata,pandanganku menangkap sesosok wanita paruh baya seumuran ibuku tengah menggenggam jemariku.

"Aarrgg.."Dan ketika ku coba untuk bangun,rasa sakit yang kurasakan bertambah berlipat lipat kali. Reflek aku memegang kepaku yang berdenyut.

Ada selang infus tertengger manis ditangan kiriku. Sehingga aku memutuskan untuk tetap berbaring.

"Kamu tidak apa apa sayang?apanya yang sakit?" suara itu terdengar lembut dan penuh kasih sama seperti Mom.

"Saya gak apa apa kok bu,cuma kepalanya nyeri aja. Oh iya kenapa saya bisa ada disini?"tanyaku lemah pada ibu itu.

"Syukurlah lukamu tidak parah,kalau sesuatu terjadi sama kamu ibu gak akan bisa maafin diri ibu sendiri. Tadi pelipis kamu terbentur trotoar saat menyelamatkan ibu dati pengendara mobil yang ugal ugalan sayang. Trus saat ibu tanya kondisi kamu,kamu langsung pingsan,jadinya ibu bawa kesini aja deh."jelas ibu itu.

"Maaf ya sayang kamu jadi celaka karena ketledoran ibu. Ibu berhutang nyawa samu kamu nak." nampak jelas raut penyesalan dari wajah ibu itu membuatku merasa bersalah saja.

"Iya bu ,lagian Deeva juga gak kenapa kenapa. Ini mah lukanya beberapa hari juga sembuh yang penting besok besok ibu harus lebih hati hati aja supaya kejadian seperti ini gak keulang lagi ya!"nasehatku pada ibu itu,padahal kan seharusnya ibu itu yang nasehatin aku hehe.

" Iyaa,kamu itu malah nasehatin ibu." nampak senyum tipis ibu itu.

"Oh iya sayang,apa ada anggota keluarga kamu yang bisa dihubungi?soalnya tadi pas ibu mau hubungi keluarga kamu ponsel kamu dipassword,trus juga gak ada tanda pengenal ditas kamu."sontak aku langsung mencari cari ponselku untuk memberi kabar Mom sama Dad.Pasti mereka khawatir.

Setelah mengabari kondisiku pada orangtuaku aku masih melihat ibu itu masih setia berada sisiku. Tapi siapa nama ibu itu ya? Kayaknya tadi belum kasih tau aku namanya deh.

"Oh iya bu,nama ibu siapa ya? Deeva belum tau." tanyaku sambil menampilkan senyum manis terbaikku,hehe.

"Astaga,daritadi ibu belum mempekenalkan diri ya sayang. Panggil saja ibu Rena,Bunda Rena.

"Ok Bunda Rena,trimakasih udah jagain Deeva ya. Tadi Deeva udah ngabarin Mom sama Dad,Bunda kalau mau pulang istirahat gak papa kok." kulihat wajah bunda tampak kelelahan jadi gak tega aku.

"Bener sayang kamu gak papa Bunda tinggal?nanti kalau kamu butuh apa apa gimana?" nada Bunda tampak cemas.

"Tenang aja Bund,kan udah Deeva bilang kalau Deeva baik baik aja,lagian sebentar lagi juga Mom sama Dad bakalan kemari. Jadi Bunda pulang aja istirahat." bujukku pada Bunda Rena.

"Ya udah,Bunda pulang dulu. Besok Bunda kesini lagi buat nemenin Deeva. Cepet sembuh ya sayang." akhirnya setelah cipika cipiki Bunda pulang kerumahnya.

***


Outer Beauty vs. Inner BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang