Part 05

66 5 1
                                    

Aku mulai membuka mata karena sinar mentari pagi yang mulai menelusup di sela sela jendela kamar.

Kukerjapkan mataku beberapa kali untuk memastikan bahwa kamar yang sekarang kutempati adalah kamar kesayanganku. Tapi yang kudapati bukanlah kamar kesayanganku.

Ingatanku kembali pada kejadian menyebalkan semalam,karena ulah bos angkuhkulah aku bisa berada disini.

Kucoba bangun namun ada lengan kokoh yang melingkar diperutku. Saat kutengokkan kepalaku kesamping alangkah terkejutnya aku melihat pak Erik yang tengah memejamkan matanya tepat beberapa cm dihadapanku.

Hampir saja bibirku menyentuh bibirnya yang sexy itu. Dan karena gerakan mengejutkanku kulihat matanya mengerjap dan perlahan membuka.

Aku membeku didalam pelukannya,seolah tersihir karena wajah bak dewa yunaninya itu.

Kulihat dia perlahan melepas pelukannya padaku dan tatapan dinginnya seolah menyadarkanku dari keterpanaan sesaatku.

"Emm,ba bagaimana bisa saya tidur disini pak?"tanyaku agak gugup. Bayangkan saja wajahnya tak henti menatapku dengan tatapan entah apa artinya.

Bukannya menjawap pertanyaanku,Erik malah mendekatkan wajahnya kearahku. Sial kenapa jantungku berdegup kencang saat nafasnya yang hangat menggelitik wajahku. Kupastikan wajahku memerah karena perlakuannya ini.

"Bukankah semalam kamu yang langsung tidur disebelahku dan memintaku untuk memelukmu karena kamu kedinginan?"kulihat seringaian dibibir sexynya dan apa? Apa yang barusan diucapkannya itu?

"A apa mak maksut bapak?seingat saya,saya tidur dibawah"elakku .

"Jadi kamu bilang saya berbohong?"nada sinisnya kenapa sangat menyeramkan sih.

"Bu bukan begitu ppak,saya tidak ingat saja kalau saya tidur disamping bapak"aku hanya menunduk untuk menghindari tatapan lasernya itu. Seumur umur baru kali ini aku segugup ini,oh siall.

"Sudahlah,daripada ngomong gak jelas mending kita siap siap balik. Atau kamu masih mau berlama lama disini?" kenapa aku merasa nada akhir kalimatnya mempunyai maksut sendiri ya.

"Baik pak" daripada lama lama ngomong sama si manusia ea mending mempersingkat waktu dengan bersiap siap deh.

***

"Sayang,kenapa semalam gak pulang? Kamu gak kenapa kenapa kan? Apa ada yang luka? Apa bos kamu macem macem sama kamu? Ayo dong sayang bilang sama Mommy kamu gak kenapa kenapa kan?" tuh kan baru aja nyampe udah diberondong pertanyaan bertubi tubi.

"Mom,satu satu dong kalau mau nanya,gimana mau jawab kalau Mom nyerocos terus" bela Daddy.

" Aku gakpapa Mom,aku bisa jaga diri kok kan udah gede ini. Lagian kemaren itu kita kejebak ujan gede terus juga ada pohon tumbang,jadinya nginep di penginapan terdekat tapi aku gak ngapa ngapain kok Mom,Dad"jelasku.

"Iya sayang,Mom sama Dad percaya kok sama Deeva." senengnya punya orangtua yang pengertian.

"Yaudah,Deeva naik keatas dulu mau istirahat ya Mom,Dad"akupun mencium pipi Mom sama Dad dan langsung naik keatas menuju kamar tercintaku.

***

"Awass bu!"teriakku saat kulihat seorang ibu ibu yang tidak melihat ada mobil yang melaju kencang menuju kearahnya.

Tanpa pikir panjang aku lari dan mendorong ibu itu kesamping,karena jarakku dan ibu itu yang tidak terlalu jauh.

"Aawww,"teriakku saat pelipisku sukses membentur trotoar.

"Ibu gak papakan?"tanyaku pada ibu ibu itu. Tak ku hiraukan nyeri yang ada dipelipisku.

"Iya nak,ibu gak papa. Kamu sendiri gak papa?" tanya ibu itu.

Kulihat wajah panik ibu itu. Saat aku mau menjawab pertanyaa ibu itu entah kenapa pandanganku kabur dan yang terakhir kudengar adalah teriakan ibu itu sebelum akhirnya kegelapan yang menyambutku.

Outer Beauty vs. Inner BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang