Finding a Soulmate

FS | 6

Cerita Finding a Soulmate sudah tersedia lengkap di Karya Karsa ya 🤗 Link ada di bio, atau bisa cari langsung ulmaok ❤️

***

BAB 6

***

Seolah sedang bekerjasama dengan cuaca pada siang hari ini, senyum di wajah tampan Alan pun sama cerahnya seperti langit yang membentang indah di atas sana.

Segera melepas seatbelt, dokter muda yang sebentar lagi akan menginjak usia 31 tahun itu, buru-buru turun dari mobil. Lalu menyapa ramah pada calon penumpang yang akan menemani perjalanannya siang ini.

"Assalamualaikum, Ai."

Airin membalas senyum pria dihadapannya dibarengi anggukan pendek.

"Wa'alaikumsalam, Mas Alan." Balas wanita yang hari ini mengenakan tunik polos berwarna coklat susu yang dipadukan dengan hijab dan celana kulot berwarna putih.

"Maaf karena saya sedikit terlambat. Tadi Mama ngajakin ngobrol dulu."

"Justru saya yang harusnya minta maaf karena merepotkan Mas Alan."

"Saya tidak pernah merasa direpotkan kamu, Ai. Dan kebetulan hari ini saya juga libur. Jadi daripada kamu naik taksi, lebih baik saya yang antar ke bengkel. Kebetulan sudah lama juga saya tidak bertemu dengan teman saya itu."

"Iya, Mas."

Alan menggaruk tengkuk salah tingkah dengan tanggapan singkat yang Airin berikan.

"Um, kalau begitu kita berangkat sekarang biar nanti kamu tidak kesiangan."

Tanpa menunggu jawaban si lawan bicara, Alan bergegas membuka pintu penumpang.

"Ayo masuk, Ai."

"Terima kasih."

Mengangguk kikuk, Airin segera menduduki kursi penumpang yang kemudian diikuti Alan yang secepat kilat memposisikan tubuh dibalik stir kemudi.

"Bengkelnya jauh ya, Mas?"

Sadar jika dirinya lah yang membutuhkan bantuan disini, Airin pun membuka percakapan setelah mobil milik Alan melaju membelah jalanan ibu kota yang sepertinya tidak pernah sepi.

"Mungkin sekitar 20 menitan. Kita tidak perlu menunggu disana karena kebetulan motornya sudah selesai diperbaiki. Ada masalah dibagian filter udara dan sempat diganti oli juga."

"Ah, saya memang lupa belum mengganti oli. Terakhir mungkin tiga bulan yang lalu."

"Sebisa mungkin lakukan pengecekan setiap bulan ke bengkel. Takutnya kejadian semalam kembali terulang. Iya kalau sedang beruntung ada orang yang menolong, kalau tidak?" Alan menggeleng pelan. Tidak bisa membayangkan jika semalam dia tidak mengikuti Airin pulang.

"Tolong segera hubungi saya kalau ada apa-apa. Kamu tidak punya saudara di Jakarta 'kan? Kalau begitu kamu bisa mengandalkan saya, Airin."

"Terlepas dari perasaan yang Mas Alan miliki, kenapa Mas Alan sebaik ini sama saya? Maksudnya, kita hanya dua orang asing yang kemudian menjadi cukup dekat sejak beberapa bulan lalu, tapi mengapa Mas Alan bisa secepat itu menaruh rasa dan begitu peduli dalam kurun waktu yang hanya sebentar." Sudah lama Airin ingin mempertanyakannya namun baru hari ini memiliki keberanian. "Sekalipun Mas Alan tidak pernah mengatakannya, tapi saya tahu kalau selama ini Mas Alan diam-diam selalu memastikan saya pulang dengan selamat. Mas Alan selalu mengikuti saya setiap pulang malam 'kan?"