Part 1

6.9K 96 0
                                    

Langkah kaki penuh percaya diri menggema di kantor Beauty Habit.sebuah perusahaan kosmetik yang telah berhasil menguasai pangsa pasar indonesia selama bertahun-tahun.sang pemilik langkah terus berjalan melalui ruang demi ruang dikantor tersebut.

Dia adalah Ashariz Permadi marketing manager Beauty habit.di umurnya yang baru mencapai angka 25 merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa untuk menduduki posisi tersebut.tentu saja dengan kerja kerasnya selama bertahun-tahun bekerja dan berawal dari seorang kacung kampret lah Ashariz berhasil menduduki posisi manager diusianya yang masih terbilang muda.minus dendam masa lalu tentunya.yang membuat Ashariz gencar bekerja.

" selamat pagi mbak Acha... " sapa pak Parjo,cleaning service senior yang menjadi saksi hidup perjuangan Ashariz

" pagi pak Parjo ... udah sarapan pak " balasnya ramah

" sudah mbak,jangan lupa bahagia mbak Acha " ucap pak Parjo lagi.

Bahagia??

Ashariz terkikik geli mendengarnya " cie...pak Parjo makin kekinian deh... "

" gara-gara salah gaul sama Roni si Abc tuh Sha...pak Parjo jadi gitu " timpal Nova,si finance staff

" hahaha...gapapa kali daripada pak Parjo kekunoan "

Selalu begitu.Ashariz tak pernah melewati paginya tanpa bertukar candaan dengan para pegawai lain.intermezzo dikit biar gak cepet tua.

Langkah kaki Ashariz terhenti didepan ruangannya.ruangan yang selama 2 tahun belakangan menjadi sarang baginya untuk mengeluarkan semua kemampuan terbaik.ruangan yang didominasi warna cream itu tampak ringkas dengan sedikit furniture didalamnya.di lemari sudut ruangan berjajar berbagai tester produk yang telah dikeluarkan perusahaannya.ya Ashariz memang sangat mencintai pekerjaannya.

***

" Guys..jangan lupa meeting nanti sore " seru Ashariz didepan meja ketiga anggota tim nya. Denny,Melda dan Yura.

" siapp mbak Ca... " koor ketiganya kompak

" Ca...lunch bareng yukk " rayu Roni si abc

" Mbak Ca nya puasa bang Ron..mending sama eike deh " sela Denny mendahului.sementara Ashariz tersenyum sumringah ditempatnya tanda gembira datang bala bantuan.

" iya Ron..sama Denny aja.gue puasa " Ashariz meyakinkan Roni dengan  puppy eyes nya.

Setelah dirasanya Roni meleleh,ia mengedipkan matanya pada Denny.bermaksud menyuruh si lekong untuk tindakan lanjutan.

" capcusss handsome...yukk mareee cyinnnnn " teriak Denny riang diseretnya lengan Roni penuh semangat.

Tak lama setelah keduanya berlalu tawa membahana seisi ruangan.

****

Setelah memastikan mobilnya terparkir dengan sempurna di basement apartemen Ashariz segera berlari menuju lift.kuku panjang bermenicure alice in wonderland miliknya memencet angka 18.menunggu lift yang entahlah terasa sangat lama membuat Ashariz terbang pada dimensi lalu.

" Sha..please sayang.cuma sebentar " bujuk Abhirama

sementara Ashariz masih tergugu dalam tangis.

Tangan kekar lelaki itu menggenggam tangan mungil Ashariz berusaha untuk memberi kekuatan pada gadis mungil itu.

" tapi Zurich jauh " lirih Ashariz nyaris berbisik

" ntar mas interlokal "

" i beg you "

Abhirama menepis jarak diantara mereka dan merengkuh tubuh mungil Ashariz kedalam dekapannya.diciumnya puncak kepala Ashariz.

" shhhtt...it will be ok dear " bisik lelaki itu

" No,i beg you.if you go i'll follow you " lirik Ashariz serak

Tinggg...
Suara lift terbuka menyadarkan Ashariz kedunia nyata.ia tersenyum kecut mengingat kilasan masa lalunya.merutuk betapa bodoh dirinya dulu.

Jalan itu lurus kedepan gak boleh nengok kebelakang. 

Bagai mantra Ashariz mengucapkan kalimat itu berulang.berusaha mensugesti dirinya agar tidak goyah.

Setelah memencet sederet password Ashariz menghempaskan dirinya di sofabed apartemennya.tak ingin larut dalam kenangan dilepasnya stiletto merah yang sedari pagi membungkus kakinya.thanks god untuk penemu stiletto.benda ajaib kedua yang disyukurinya setelah lipstik.

*****

To be continue

Hehe maafkan...satu cerita belum kelar udah buka lapak baru
Ya beginilah kalo kegilaan masih berlanjut dan mood mudah berubah secepat roolercoaster

Happy reading All...
Jangan lupa Vote & Comment

Regards

Latifah
(01102016)

MorfinWhere stories live. Discover now