Part 10

2.9K 58 3
                                    

Jum'at sore yang tak biasa. Jam kerja belum berakhir namun suasana lorong Beauty Habit sangat sepi. Seluruh karyawan yang notabene wanita sudah berhambur menuju workout station. Tak hanya itu seluruh karyawan dari mulai office girl hingga pucuk pimpinan semua tumpah ruah disana,workout station.

Tak terkecuali Ashariz. Wanita itu masih asyik berdiam diruangannya dengan kacamata baca bertengger dihidung bangirnya. membaca novel. apa lagi yang bisa dilakukannya dengan wajah serius selain bertumpuk dengan berkas dan membaca?

" Woy...ikut yuk " teriak Nova semangat 45 mengagetkan sahabatnya.

" Ngapain " jawab Ashariz cuek dengan mata tak beralih dari bacaannya.

" Workout station. Ada pertandingan futsal sama kantor sebelah " jelas Nova berapi-api pertanda bahwa jurus bujuk rayunya dimulai.

" Males "

" Sumpah lo bakal nyesel gila. Disana ada wakil dirut green world yang kece badai "

" Kece aja gak cukup "

" Yakin lo gak mau??? Sexy free and single lohh... "

Ashariz menatap jengah sahabatnya. ia yakin Nova tak akan berhenti sebelum apa yang diinginkan tercapai. Akhirnya dengan langkah diseret Ashariz keluar dari sarangnya.

Sakit kepala berlebih yang dirasakannya beberapa hari belakangan membuat Ashariz lebih pendiam dari biasanya. bahkan suara cempreng dan penuh semangat Nova tak membuatnya turut serta dalam euforia.

Sorak-sorak pendukung dari kedua tim membahana di workout station. Para pendukung yang kebanyakan wanita penuh semangat mendukung jagoan masing-masing.

Mereka asyik menatap penuh minat pada sepuluh orang ditengah lapangan yang berebut bola. Tatapan penuh minat yang tentu saja ditujukan bukan pada seberapa handal para pemain mencetak skor untuk tim masing-masing melainkan karena sosok mereka yang rupawan.

" Sha..arah jam sembilan arah jam sembilan..uuhhh...kece bangett sumpah pelukin adek dong bang...uhhh...body nya Sha...peluk-able banget " cerocos Nova penuh semangat.

Ashariz hanya menatap sekilas pada sosok yang mengenakan seragam futsal Green world bernomor punggung 14.

" Kyaaaa....dia buka Sha... 1 2 3 4 5 6 ... gilaaaa...bodi nya Sha..." teriak Nova lagi " e..tap.....what????Ashariz Permadi???itukan nama lo..kok bisa..Ashariz......" teriak Nova lebih histeris.

Seketika semua mata menatap satu titik. Ashariz yang menunduk fokus pada ponsel.

" Ashariz... " sentak Nova gemas sembari menjambak rambut sahabatnya.

Ashariz mengaduh " apaan sih No...." protesnya terputus tatkala melihat punggung yang sangat dihafalnya. Punggung telanjang yang memamerkan tato bertulis namanya.

Seketika Ashariz melihat sekeliling. benar saja sorak sorak tak lagi terdengar berganti dengan puluhan pasang mata memicing menatapnya.

Ashariz tergagap " ya kali yang punya nama Ashariz gue aja. Pasaran kan tu nama "

" Gak gak mungkin kalo cuma Ashariz doang gue percaya. Itu Ashariz Permadi.emang siapa lagi yang punya tu nama selain elo anaknya Brigjend Danu Permadi " sangkal Nova

Ashariz menggeleng merasa tobat dengan kekeraskepalaan sahabatnya.

Pritttttttt.....

Lengkingan peluit tanda berakhirnya babak pertama membuyarkan semarak keterkejutan para supporter.

Tiba-tiba sang empunya tato tampak berjalan ke arah penonton dengan senyum menawan yang sukses membuat semua wanita yang berada disana meleleh tak terkecuali Ashariz yang ingin muntah melihat wajah Abhirama.

MorfinWhere stories live. Discover now