|1| - Meet a Mahatta

21.5K 486 5
                                    

"Baiklah, Risya. Terima kasih untuk kerja kerasmu hari ini, aku cukup puas dengan hasil photo-shootnya," ucap Jack, photographer yang memotret Risya hari ini untuk produk pakaian baru bulan ini.

"Sama-sama, Jack!" Ucap Risya riang sambil membereskan barang-barangnya. Ia melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul tiga sore. Ah, adik kecilnya pasti sudah pulang sekolah.

Risya segera keluar dari ruang pemotretan dan berlari kecil menuju lobby gedung. Saat ini ia hanya ingin segera pulang dan mengurus adik perempuannya yang baru berumur 10 tahun.

Saat akan menyebrang jalan menuju halte bus, sebuah mobil sport mewah melaju sangat kencang dan menyerempet badan Risya. Risya yang syok langsung terjatuh dan membeku di tempat.

Mobil sport mewah itu menepi dan pengemudinya turun dengan panik. Ia berlari ke arah Risya.

"Kau terluka? Apa perlu ke rumah sakit?" Tanya laki-laki itu khawatir. Sungguh, ini adalah laki-laki paling tampan yang pernah Risya temui seumur hidupnya.

"T-tidak apa-apa," jawab Risya gemetar.

"Oh astaga, syukurlah." Laki-laki itu mengusap wajah dengan kedua tangannya. "Biar ku antar kau pulang."

"Tidak perlu repot-repot." Risya telah bangkit berdiri.

"Lihat, banyak luka di seluruh tubuhmu dan itu salahku. Aku harus bertanggung jawab," kata laki-laki itu dengan nada tak terbantahkan.

Tanpa menunggu jawaban Risya, laki-laki itu langsung menggendong Risya dengan kedua tangannya menuju mobil. Risya terkejut dengan aksi yang tiba-tiba itu.

"Hey! Aku masih bisa berjalan sendiri!" Teriak Risya.

"Tenanglah sedikit, Miss," jawab laki-laki itu tenang, tidak panik seperti tadi.

Perjalanan berlangsung dalam keheningan. Percakapan terakhir adalah ketika Risya memberi tau alamat apartmentnya kepada laki-laki yang tidak ia ketahui namanya itu.

"Jadi, siapa namamu?" Ucap laki-laki itu akhirnya.

"Risya. Dan kau?"

"Daniel."

"Ini bukan jalan menuju apartmentku. Kemana kau akan membawaku?" Tanya Risya hati-hati.

"Ke apartmentku, untuk mengobati luka-lukamu."

"Tidak.. tidak, aku harus segera pulang, adikku menunggu."

"Aku tidak mau kau menuntutku nantinya dan menjadikan luka-luka itu sebagai alat untuk mengorek hartaku."

"Apa?!" Mata Risya terbelalak. Apa-apaan orang ini? Risya bahkan tidak memiliki niat seperti itu sama sekali!

"Oh tentu kau mengerti maksudku. Aku Daniel Mahatta, Risya," jelas laki-laki bermata cokelat muda itu dengan penuh penekanan.

Sialan! Ternyata dia, pewaris Mahatta Group, perusahaan yang telah membuat kedua orang tuanya bangkrut dan akhirnya mengalami kecelakaan lalu lintas saat sedang menuju rumah klien terakhir mereka.

"Turunkan aku di sini! Sekarang juga! Aku sama sekali tidak membutuhkan uang milik Mahatta Group!" Teriak Risya membuat Daniel terkejut. Tapi ia segera menyembunyikan raut keterkejutnya dan mengontrol wajahnya menjadi datar kembali.

"Kau dan perusahaan sialan milik keluargamu, PERGI KALIAN KE NERAKA!" Risya semakin histeris mengingat penderitaannya sebelum bisa mendapatkan pekerjaan sebagai model seperti saat ini.

"Apa maksudmu? Dasar perempuan aneh!" Daniel bingung dengan perubahan sikap Risya yang tiba-tiba. Apa Mahatta Group pernah melakukan sesuatu kepada perempuan ini?

"Kau pikir aku harus hidup seperti ini karena siapa? Cepat buka pengunci pintunya, Brengsek!"

"Bicara dengan jelas!" Kini Daniel mulai ikut terbawa suasana dan meninggikan suaranya.

"Turunkan aku sekarang! Anggap kau tidak pernah menabrakku dan aku tidak akan menuntut apapun. Aku bahkan tidak akan pernah mau mengingat aku pernah bertemu denganmu!" Ucap Risya panjang lebar sambil menggedor-gedor pintu mobil itu.

"Tidak."

Risya menyerah. Percuma, ia hanya membuang-buang tenaganya. Biarkan si kaya angkuh ini mendapat apa yang ia mau. Yang pasti, Risya hanya akan diam selama berada bersamanya.

"Brengsek," umpat Risya setengah berbisik.

"Aku mendengarnya."

°°°

Sesampainya di apartment milik Daniel, Risya hanya berdiri di dekat pintu dan tidak berniat sama sekali untuk beranjak. Ia sedang menjalankan aksi membangkang orang yang paling ia benci di muka bumi ini. Ya, walaupun baru sekali bertemu, Risya sangat membenci laki-laki yang menyandang nama Mahatta ini.

"Kemari, biar ku obati semua lukamu." Daniel menepuk sofa di sebelahnya, mengisyaratkan Risya untuk duduk di sana. Tapi Risya diam, tidak mau menuruti perintah Daniel.

"Cepatlah, Risya, sebelum kesabaranku habis."

"Jika kau tidak mau menurut, ku paksa kau menginap di sini sampai besok," ancam Daniel. Risya kalah telak. Ia tidak mungkin menginap di apartment Daniel dan meninggalkan adiknya, Reana. Apalagi tinggal semalaman dengan anak dari pembunuh orang tuanya? Oh, ia mungkin akan menderita darah tinggi.

Risya melangkahkan kakinya menuju sofa di sebelah Daniel. Daniel tersenyum puas karena Risya menuruti perintahnya. Dengan perlahan, dibersihkannya semua luka di badan Risya. Ia lalu memberi obat luka di beberapa bagian yang lecet cukup parah.

"Sudah selesai kan? Aku akan pulang sekarang," ucap Risya ketus.

"Tidak boleh. Ceritakan dulu apa masalahmu dengan Mahatta Group," perintah Daniel santai.

"Itu bukan urusanmu."

"Kini menjadi urusanku karena kau sudah menarik perhatianku."

"Terserah." Risya mengangkat tasnya dan bergegas melangkah menuju pintu.

Belum satu langkah ia jalani, Daniel sudah menarik tangannya. Ugh, laki-laki ini benar-benar pemaksa!

"Sakit! Lepaskan!" Erang Risya. "Kau tidak bisa terus memerintahku seperti ini!"

"Biar aku antar." Satu lagi kalimat yang tak terbantahkan. Risya bersumpah, ini adalah pemaksaan terakhir yang akan Daniel lakukan terhadapnya. Risya tidak pernah mau mengenal keturunan Mahatta lagi.

3 Oktober 2016

MercyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang