4.1 (flashback)

2K 218 4
                                    

- (Y/N) POV -

Patah hati? Tidak
Karena harusnya bukan aku yang patah hati.

Menyesal? Tidak
Karena menyesal itu percuma saja setelah semuanya sudah seperti ini.

Benci? Tidak
Untuk apa membenci diriku sendiri yang memutuskan ini semua? Ini memang keinginanku bukan?

Kesepian? Iya
Aku kesepian tanpanya, tanpa pesan-pesan romantis darinya, tanpa telepon-telepon darinya.

Sekarang aku merindukan itu semua. Rindu dirinya yang selalu memberikanku kabar dan menanyakan apa yang sedang kulalukan.

Rindu suaranya dan godaannya. Rindu pelukannya yang hangat, rindu ciuman yang ia berikan, mungkin.

Rindu sikap protektifnya, rindu sikapnya yang merengek seperti anak kecil, rindu sikap dewasanya, rindu masakan buatannya.

5 bulan cukup lama untuk dia membuatku menjadi terbiasa akan itu semua dan kini aku rindu itu semua.

Tapi pantaskah aku bilang aku merindukannya setelah memutuskan dia begitu saja hanya karena aku merasa kurang baik untuknya?

Ah, biasanya dia akan mengajakku ke kantor bersama di jam segini dan jika aku masih tidur, dia biasanya akan membangunkanku dulu.

Dia begitu baik bahkan sangat-sangat baik tapi kesalahan terbesarnya adalah mencintai wanita sepertiku, wanita yang tak bisa membalas perasaannya.

Selama ia sibuk, aku menghabiskan waktu bersama Jungkook terus menerus bahkan dia berhasil membuatku jatuh lebih dalam lagi. Aku bahkan membiarkannya menciumku dan bodohnya aku membalas ciumannya.

Aku lebih memilih pria yang pernah membuatku menangis berhari-hari daripada pria yang selalu memperlakukanku layaknya wanita yang sangat ia cintai dan tak pernah ingin membuatku menangis.

Aku lebih memilih pria yang tak mau mendengarkan penjelasanku daripada pria yang selalu mendengarkanku bahkan ia melepaskanku begitu saja karena ia tau jika mengejar seseorang yang ingin pergi itu percuma.

Aku melihat foto-fotoku bersama Mingyu, setelahnya satu persatu foto itu kubakar. Kusisakan satu fotoku bersamanya untuk menjadi kenang-kenangan.

Namun, kalung pemberiannya tetap kupakai. Sekarang aku yang merawat Stacey dan Steve dirawat Mingyu.

Sementara waktu ini aku memilih berada di dalam rumah terus, aku belum siap menjawab pertanyaan para wartawan yang terus-terusan menunggu di depan pintu gerbang rumahku.

Padahal menurutku ini tak penting, mereka pikir aku ini artis? Hanya karena aku pewaris lalu aku harus masuk dalam berita?

Semua orang tak percaya kami membatalkan pertunangan ini padahal saat itu hanya 1 bulan lagi, kami akan menikah.

Hari ini adalah hari yang harusnya membahagiakan. Hari ini adalah hari pernikahan kami tapi aku malah membatalkan pertunanganku dengan Mingyu dan kembali pada Jungkook.

Jungkook sedang mencoba meluluhkan hati kedua orang tuaku tapi sepertinya sulit. Hari ini aku kembali menghabiskan waktu di dalam kamar sendirian. Aku bahkan cuti dari kuliahku karena aku belum siap kembali bersosialisasi.

Eommaku menghampiriku, dia adalah wanita yang aku benci tapi sayangnya aku begitu mencintainya. Ia adalah ibuku dan akan selalu seperti itu.

"I'm sorry, honey."

"For what?"

"Mom seharusnya tak menjodohkanmu dengannya jika saja mom tau kau tak pernah suka padanya."

"Bukan seperti itu. Aku menyukainya bahkan mencintainya tapi tetap saja aku lebih mencintai Jungkook."

"Kau benar-benar cinta pada Jungkook?"tanya mom dan aku menganggukan kepalaku.

"Mom setuju kau dengan Jungkook, honey."

"Eoh?"

"Mom tak harusnya mengatur hidupmu sampai seperti ini lagipula ini hidupmu bukan hidup mom."

Aku menatap eommaku tak percaya.

"Menikahlah dengannya jika kau memang mencintainya."

"Are you sure?"

"Yeah. Jika kau bahagia maka mom juga."

Aku memeluk mommyku setelah belasan tahun tak pernah memeluknya. Akhirnya aku bisa merasakan kasih sayangnya seperti dulu.

"Mom, thanks."

Mom mengusap lembut kepalaku dan aku tersenyum lebar. Sekarang hanya perlu meminta persetujuan dari daddy.

********

- Jungkook POV -

Aku berhasil mendapatkan hati appa (Y/N) walaupun dengan penuh perjuangan. Tapi, tak masalah setidaknya aku bisa menunjukkan pada (Y/N) jika aku rela berjuang demi dirinya.

Hari ini aku tak sengaja bertemu Mingyu.

"Kau Jungkook bukan? Selamat."

Aku tersenyum. "Terima kasih, Mingyu."

"Sama-sama."

"Bukan, maksudku terima kasih sudah melepaskannya dan membiarkan dia kembali lagi padaku."

"Aku hanya melepaskan apa yang memang ingin lepas."

"Whoo kau sangat gentle."

Mingyu memakai kacamata hitamnya. "Tapi, jangan pernah sakiti dia atau aku takkan segan-segan merebutnya kembali."

"Tenang saja. Kali ini aku takkan melepaskannya lagi dan juga aku takkan membuatnya sedih lagi."

"Peganglah ucapanmu itu. Sampaikan salamku padanya jika ia mau kembali, aku siap menerimanya."

Jungkook tertawa kecil. "Thanks, Mingyu. Kau sudah menjaganya selama 5 bulan."

"Terima kasih juga kau sudah menjaganya sejak pertama kali kau duduk bersebelahan dengannya." Mingyu memasukkan kedua tangannya kedalam saku jasnya. "Aku harus pergi. Selamat tinggal."

Mingyu melangkah pergi diikuti beberapa pengawalnya. Jungkook tersenyum lalu melangkah pergi juga.

🎀 🎀 🎀

Aku melepaskannya demi kebahagiannya walaupun aku harus menderita asalkan ia bahagia, aku tak masalah

⛅ ⛅ ⛅

Aku update part ini terakhir sebelum hiatus

Cuma sampai hari Sabtu kok, setelah ujian selesai aku udah gak hiatus

Mohon tunggu kelanjutan ceritanya yah dan jangan lupa tetep vomment

Hari ini aku belum belajar soalnya tadi sibuk/gk ada yg nanya/

Kalian bisa contact aku lewat line yah

👋

🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃

October, 2nd 2016
Kels

Ceye or JekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang