I (bonus)

2.3K 209 12
                                    

6 tahun kemudian...

Terlihat sepasang suami istri masih terlelap dalam tidurnya walaupun matahari sudah terbit entah sejak berapa jam yang lalu. Keduanya berpelukan, sang istri tersenyum dan sang suami semakin mengeratkan pelukannya.

"Huwaaaaa....."

Terdengar suara tangisan. Sang istri mulai bergerak lalu membuka kedua matanya.

"Kookie, lepaskan pelukanmu."

Iya mereka adalah tuan Jeon dan nyonya Jeon.

"Tidurlah sebentar lagi sayangku."

"Tapi anak kita menangis, Kookie-ah~"

"Kenapa mereka selalu menggangguku saat di dekatmu?" Jungkook membuka matanya.

Kau tersenyum lalu mencium pipi Jungkook. "Anakku memang tau cara terbaik menolong ibunya dari serigala sepertimu."

Jungkook melepaskan pelukannya. "Ya ya terserah kau saja."

Kau segera bangkit lalu menuju kamar anak kalian. Begitu membuka pintu kamar anak kalian, kau melihat anak-anak kalian yang sedang menangis.

"Sayangku, kenapa menangis?"

Jeon Junki, anak pertama kalian mulai berhenti menangis tapi tidak dengan Jongki dan Naya.

"Kookie, tolong aku."

Jungkook menghampirimu dan mulai menenangkan Jongki sedangkan kau mencoba menenangkan Naya.

"Junki-ah, Jongki-ah, kenapa kalian selalu mengganggu appa kalian ini? Appa kan ingin lebih lama bermesraan dengan eomma kalian."

Kau tak mempedulikan Jungkook dan tetap fokus pada Naya.

"Naya, kenapa kau menangis?"

"Eomma."

"Kenapa Nayaku sayang?"

"Junki oppa dan Jongki oppa mengganggu Naya."

"Junki-ah, Jongki-ah, kalian mengganggu adik kalian?"tanya Jungkook.

"Junki-ah, Jongki-ah, kalian tak boleh seperti itu. Naya itu adik kalian, kalian harus menyayangi dia,"ucapku.

Junki, Jongki dan Naya berpelukan.

"Mianhae,"ucap Junki setelahnya mencium pipi Naya.

"Mianhae,"ucap Jongki setelahnya mengusap lembut kepala Naya.

"Sekarang eomma akan membuatkan kalian sarapan. Sayang, kau mandikan mereka yah."

- (Y/N) POV -

Aku melangkah pergi menuju dapur untuk membuat sarapan. Sepertinya anak-anak lebih baik makan bubur saja dan Jungkook akan kubuatkan sandwich sesuai keinginannya.

Saat sedang menunggu bubur matang, tiba-tiba sepasang tangan kekar melingkari perutku.

"Aku rindu suasana seperti ini dimana hanya ada kita berdua."

Aku tersenyum. "Ada saatnya waktu bersama anak-anak dan waktu kita berdua, Kookie."

"Tapi sekarang waktu untuk kita berdua sangat sedikit."

"Aku janji kita akan habiskan waktu bersama tapi tidak sekarang. Anak-anak masih kecil dan kita juga masih muda, Kook."

"Baiklah, nyonya Jeon."

"Appa!"

"Naya memanggilmu, Kook."

Jungkook mencium pipiku lalu melepaskan pelukannya dan menghampiri Naya.

Ceye or JekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang