Kepingan Lima

118K 4.5K 26
                                    

ID caller: Mr. Alexander

"Selamat siang pak. Ada yang bisa saya bantu?" Sydney mengangakt teleponnya sambil berdiri menatap tempat tidurnya dan sibuk memainkan ibu jari sebelah kirinya.

"Berdandanlah dan kenakan gaun yang sudah aku berikan padamu. Aku tidak menerima penolakan Mrs. sydney. Ku jemput di rumahmu setengah tujuh tepat." perintah orang diseberang telepon.

Apalagi ini. Hari ini harusnya aku libur. Kenapa malah disuruh lembur. Kerutuk Sydney dalam hati.

Sydney bolak balik berjalan dari depan kamarnya hingga depan kamar Vano. Dia sibuk bergeming.

"kamu kenapa dek? Lagi banyak pikiran ya? atau putus cinta? Sudah lama kakak tidak melihatmu berjalan dengan teman lelakimu." sapa Vano membuyarkan kebingungan seketika.

"Kakak tahu CEO NY's Corp tidak? Kalau kakak tahu, kakak kenal tidak?" tanya Sydney hati-hati.

"Alexander ya? Kakak tahu, kakak kenal, bisa dibilang kami dekat tapi tidak sedekat itu. Dia teman kakak sewaktu kakak menyelesaikan gelar S1 kakak di New York. Tapi dia transfer ke S2 jadi kakak sudah lama tidak bertemu dengannya. Memangnya ada apa?"

"Posisiku di NY's Corp sebagai asisten baru dia kak. Dia tidak angkuh hanya saja sikapnya sangat dingin. Dan sekarang kakak tahu dia mengajakku pergi kesebuah pesta. Dia akan menjemputku nanti malam setengah tujuh tepat. Apakah kakak memberikanku izin? Ya sebenarnya aku malas sekali kak, tapi mau bagaimana lagi." ucap Sydney pasrah.

"Kenali dia. Dia orang yang baik. Kakak tidak ada alasan untuk melarangmu pergi dengan dia. Berdandanlah yang cantik dan lihatkan pada dia kamu pantas untuknya. Kakak masuk kamar dulu ya, kakak capek sekali hari ini." jawab Vano mengakhiri pembicaraan mereka dan berjalan menuju kamarnya.

"Hei kak! Apa maksutmu! Hai kak buka pintu kamarmu. Ahh dasar kakak ini. Kenapa aku harus mengenali dia dan apa pula ini, kenapa kakak bilang aku pantas untuknya." Tanya Sdyney sakartis. Tapi tentu saja tidak ada jawaban dari si empunya kamar.

***

Deva Pov

Aku melajukan Porsche ku menuju salah satu kawasan perumahan elite di kota ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melajukan Porsche ku menuju salah satu kawasan perumahan elite di kota ini. Rumah yang sudah di beli Vano setelah bekerja dan hidup seadanya selama empat tahun. Dia sungguh berkerja keras demi hidupnya dan menghidupi wanitaku.

"Hai Van! Whatsapp dude!" sapaku

"Really fine. Terimakasih sudah mau menjaga adikku." Jawab Vano setelah membukakan pintu rumahnya.

"Dan terimakasih karena kamu, aku berhasil membuat Sydney bekerja di perusahaanku dan menjalankan amanat Om Atmaja dan Papaku."

"Jadi maksutmu, kau tak mencintai adikku Alx. Ash lupakan adikku Alx. Kau benar-benar." cecarnya.

"Ya Vano Atmaja! Dengarkan aku dulu! Sudah sejak tiga tahun lalu pertama kali aku melihatnya di kampus saat kamu akan memperkenalkan aku padanya. Love at the first sight. Entahlah, tapi adikmu benar-benar membuatku betah menyendiri tiga tahun belakangan ini dan berhasil membuatku melupakan sedikit masalaluku" terangku kemudian dan disusul gelak tawa Vano.

"Selamat malam pak, kita sudah bisa pergi sekarang." ucapnya.

Dia sangat cantik. Sungguh cantik. Tidak salah aku mengiyakan amanat Papa untuk menjaganya. Papa tidak salah meninggaliku surat wasiatnya. 1. Menikahlah dengan Sydney Madelyn Atmaja.

Dan gaun yang ku pilihkan. Sangat pas dibadannya. Aku bahagia hanya dengan melihat dia. Dan hanya dia yang memanggilku menggunakan nama tengahku. Cuilan nama yang sangat aku sukai dari ketiga suku kata yag ada dinamaku.

"Kak aku pamit pergi dengan pak Deva. Tidak usah menungguku, aku sudah membawa kunci cadangan." ucapnya pada Vano.

"Ok little princess. Selamat bersenang-senang kalian. Alx jaga adikku ya." ucap Vano padaku dan kepada gadisku.

***

Sydney Pov

Aku berkali-kali memandangi bayanganku di cermin yang ada di kamarku.

Kenapa kau mendadak cantik Sydney. Pikirku sendiri.

Aku memakai atasan warna hitam berbentuk kaos sederhana dengan lengan panjang ketat, rok mekar hampir tidak beraturan dimana potongannya berwarna ungu keputihan pucat.

Selera dia tinggi. Batinku.

Tak lupa aku memakai sneaker wedges hitamku. Kupikir akan sangat cantik apabila aku memakai shoes dan bukan heels. Tak lupa aku membawa tas tangan tanpa taliku.

Rambutku sengaja aku gerai. Kebanyakan orang bilang rambutku perawatan mahal. Ya itu dulu, empat tahun yang lalu saat Atmaja Group masih berdiri. Sekarang, aku hanya memakai sampo seadanya apabila sedang mencuci rambutku. Rambutku panjang hampir se pantat ku. Bergelombang dibagian bawah dan dominan warna pirang. Aku bagian copy mamaku yang paling indah. Regina Atmaja.

Aku belum bilang ya, Sydney Madelyn keturunan Indo-Spanyol. Namun tidak pintar berbicara spanyol.

***
- 7.15 pm mansion keluarga Anthony -

Mobil porsche Deva terparkir rapi di deretan mobil tamu. Hanya ada kurang lebih 20 mobil di parkiran ini.

Sydney berdeham dan sibuk dengan pikirannya sejenak.

"Ms. Sydney buatlah dirimu senyaman mungkin. Jangan hiraukan orang-orang yang menatapmu."

Deva membawa Sydney memasuki mansion milik keluarga Anthony

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deva membawa Sydney memasuki mansion milik keluarga Anthony. Mansion mewah namun penuh dengan hamparan rumput yang hijau.

"Kamu sudah pulang nak." sapanya dan mendekati posisi Sydney dan posisi Deva.

Suara itu membuat Sydney diam terpaku. Antara senang, takut, sedih, semua bercampur menjadi satu saat ini.

***

maafkeun kalo tanpa greget dan TYPO DIMANA-MANA.

JANGAN LUPA VOTEMEN NYA KAKAK

See you next part

4 okto 0125 - salam hangat tina :* kecup basah

✅️ 1. VOLUM I: About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang