Mata Sydney membulat penuh, dia kaget 'love ? Love ? What the hell' emosi Sydney naik seketika. Dia memilih meletakkan kembali ponsel Deva keatas nakas, Sydney hanya membaca pesan barusan dari notifikasi tanpa membukanya. Sydney beranjak dari ranjang, keluar kamar dan memilih tidur dikamar tamu.
'You hurting me, again Dev' ucap Sydney dalam hati.
***
Sydney memasuki kamar tamu dalam keadaan air mata yang sudah terus menetes membasahi pipinya. Dia berjalan menuju ranjang, naik keatasnya dan duduk di tengah-tengah ranjang. Sydney terus menangis tersedu-sedu, dia terus memegangi perutnya yang sudah membuncit yang kira-kira 3 atau 4 mingguan lagi akan ada bayi yang keluar dari sana.
'Did you know Dev? I love you so much' batin Sydney dalam hati.
Menangis lama-lama membuat Sydney lelah dan akhirnya tertidur juga, dengan keadaan mata sembap dan rambut acak-acakan.
***
Deva terbangun dari tidurnya, dia baru saja menyadari bahwa istrinya tidak ada di sampingnya. Deva bangun seketika, berjalan sempoyongan keluar dari kamar. "Wifey! Wifey! Where are you!" Deva berjalan kearah dapur dan disana hanya ada Vina -maid di penthouse- sedang memasak sesuatu. Deva terus berjalan mencari Sydney hampir disetiap sudut ruangan yang ada di penthouse mereka.
Deva terus berjalan, hingga dia melewati kamar tamu, membuka pintunya dengan sangat pelan, disanalah Sydney berada. Tertidur pulas seperti seorang bayi, ditengah-tengah king bed, dengan penampilan yang benar-benar berantakan.
Dev berjlan pelan mendekati Sydney, naik keranjang dan mengelus pipi Sydney lembut. Setelah beberapa saat, akhirnya Deva mencium kening Sydney lama dan pergi meninggalkan Sydney yang masih dikamarnya.
'Kamu kenapa lagi ..' Batin Deva.
***
Sydney terbangun sepeninggal Deva dari kamar tamu. Dari tadi Deva duduk disebelahnya, sebenarnya Sydney sudah terjaga. Tapi entah mengapa, Sydney enggan membuka mata.
Sydney keluar kamar, masuk kekamarnya dan mengambil ponsel miliknya. Mencari nomor seseorang.
"Halo Ra, boleh aku merepotkanmu sekali ini?"
"Kenapa Lyn, katakan apa yang bisa ku bantu untukkmu?" Aurora menjawab telefon dengan sangat ramah "by the way i miss you Lyn, bagaimana London? Kapan keponakanku keluar ? Minggu depan aku kesana bersama Vano"
"Aku baik, Deva baik, tapi hubungan kita sedang tidak baik. Aku tau kamu punya seseorang yang kamu percaya untuk mencari tahu segalanya? Tolong sekali ini saja." Sydney sudah mulai mengeluarkan air matanya.
"It's ok. Just tell me, what can I help you dear? Bolehkah Vano tau masalah ini?" Aurora mengucapkannya dengan sangat hati-hati.
"Cari seseorang yang bernama Parcly Hasley, jangan katakan apapun pada kak Vano. Aku tidak mau suamimu itu khawatir padaku Ra. Dan terimakasih banyak, aku harus segera bersiap diri, aku akan berkunjung ke kantor Deva."
"Ok dear, see you."
❤️💛💚
To Be Continue MENTOK PIKIRAN
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ 1. VOLUM I: About Us
RomanceCERITA TELAH SELESAI BELUM ADA REVISI SAMA SEKALI SEMENJAK 2016 🙏🏼 COPYRIGHT © NOVEMBER 2016 by AESTINAES