Soundtrack 🎧
Little Mix - Secret Love SongAuthor pov
- 11.10 am ruang meeting NY's Corp -
Sydney berjalan mengikuti Deva menuju ruang meeting dengan Hawaii Production.
Hampir semua staff dan orang-orang yang mengikuti meeting pagi itu sudah datang, kecuali pemimpin Hawaii Production beserta sekertarisnya.
"Mr. Adam belum datang?" tanya Deva pada salah satu kepala bagian di NY's Corp.
"Belum tuan, kata sekertaris Mr. Adam, mereka terjebak macet." jawab kepala bagian keuangan tersebut.
"Ms. Sydney kamu sudah pastikan semua berkas sudah terlampir disini?" tanya Deva ditunjukkan kepada Sydney sambil menunjuk meja yang berisi tumpukan amplop besar. "dan semua sudah dipersiapkan dengan baik kan untuk presentasinya?" tanyanya lagi.
"Sudah semua tuan..." jawab Sydney sopan. Tentu saja, sesuai perjanjian mereka kemarin malam. Semua berjalan biasa saja di kantor.
***
- 11.30 am ruang meeting NY's Corp -
"Selamat siang Mr. Alex saya minta maaf atas keterlambatan saya. Saya terjebak macet. Saya tidak tahu bahwa disini semacet itu." ucap Adam dengan nada menyesal.
suara itu. Sydney sangat mengenali suara itu. Suara milik Adam Redmilo. Mantan pacarnya lima tahun yang lalu. Mereka putus karena beda prinsip. Lima tahun yang lalu, Sydney masih sangat kekanak-kanakan dan yang ada dipikirannya hanya bersenang-senang. Sedangkan Adam sudah mempunyai prinsip bekerja keras demi hidup mapan dan dihormati. Jauh didalam lubuk hati Adam, dia masih mencintai Sydney, tapi tidak dengan Sydney.
Seketika Sydney menoleh ke asal suara itu dan mendapati Adam sedang berdiri berjabat tangan dengan Deva. 'kenapa harus sekarang Ya Tuhan. Disaat aku sudah mulai mencintai Deva. Aku mohon jangan sampai Adam merusak hubunganku dengan Deva' ucap Sydney dalam hati."Bisa kita mulai sekarang meetingnya? Jam setengah tiga nanti saya ada rapat dengan perusahaan lain dan masih dipotong jam makan siang untuk karyawan-karyawan saya." ucap Deva kaku. Dia benci kegiatan membuang-buang waktu.
"Baiklah." jawab adam singkat.
"Ms. Sdyney bisa kamu ambilkan file yang kamu susun kemarin?" tanya Deva disela-sela meeting dan disusul pandangan semua peserta rapat ke Sydney.
"Ini tuan" Sydney memberikan amplop coklat berisi kontrak kerja sama NY's Cooperation dengan Hawaii Production.
Selama meeting berlangsung hampir 90 menit itu. Berulang kali Deva mendapati Adam sedang menatap lekat Sydney.
'dia sudah salah dengan menatap wanitaku secara terang-terangan dihadapanku' ucap Deva dalam hati dan segera mengakhiri meeting hari ini karena dia tidak tahan melihat Adam menatap calon istrinya terus-menerus.***
- 1.20 pm Lobby NY's Corp -
Sydney sedang berjalan keluar kantor untuk membeli makanan diseberang jalan. Waktunya mepet. Para staff yang ikut meeting telah melewatkan jam makan siang mereka. Sebagai gantinya Deva memberikan satu jam kompensasi supaya semua karyawannya bisa makan siang di kantin kantor.
"Hai Sydney! Long time no see, right?" sapa Adam, seketika itu Sydney berbalik dan mendapati Adam berdiri mengulurkan tangan kanan padanya. Mereka berjabatan tangan sekilas.
"Hai Dam. How are you? Aku tidak tahu sekarang kamu memimpin perusahaan" kata Sydney mengusir kecanggungan di hatinya. "Maaf aku harus segera membeli makan siang, keburu jam makan siangku habis." ucap Sydney mencari alasan. Sydney tidak betah berlama-lama berhadapan dengan mantan pacarnya itu.
"Bagaimana kalau kamu ikut denganku untuk makan siang, tenang saja aku yang bayar." tawar Adam sembari tersenyum lebar.
"Dia akan makan siang denganku. Dia harus mengurusi beberapa file penting untuk meeting selanjutnya." ucap Deva, yang tiba-tiba ada disamping Sydney yang entah dari mana datangnya itu dan pandangan beberapa karyawan NY's Corp yang seperti mengitimidasi Sydney.
"Maaf pak Adam saya harus menyelesaikan pekerjaan saya segera." ucap Sydney akhirnya.
"Oke. Saya permisi dahulu. Selamat siang Mr. Alex." ucap Adam lalu meninggalkan lobby kantor menuju mobil nya yang terparkir rapi di halaman parkir NY's Corp.
Sydney cepat-cepat berjalan menuju lift, seketika itu tangan besar kokoh menggenggam erat tangan kiri Sydney.
"Mau kemana Ms. Sydney? Ikutlah makan siang denganku. Aku tidak mau kena omel mami karena membiarkanmu melewati jam makan siangmu tanpa mengisi perutmu." ucap Deva sedikit pelan yang hanya bisa didengar oleh Sydney dan beberapa karyawan yang hanya melintas di dekat mereka.
"Baiklah tuan. Terimakasih tawarannya. Aku harap tuan tidak marah saat aku makan nanti, karena aku selalu memesan beberapa makanan ukuran jumbo untukku" ucap sydney was-was.
"Tidak masalah." ucap deva akhirnya pergi menuju lift khusus keluarga Anthony. Sydney berjalan disebelah Deva namun berhenti didepan lift khusus para karyawan. "Sedang apa kamu disitu." tanpa Deva lagi. "Aku menunggu lift tuan. Aku akan lewat lift ini untuk ke basement." terang sydney yang langsung mengerti perubahan mimik muka Deva. "Kemarilah, ikut denganku." ucapnya dingin, sesaat kemudian pintu lift khusus keluarga Anthony dan Sydney menyusul Deva memasuki lift tersebut.
Sydney mengikuti Deva memasuki mobil porschenya. Tidak ada pembicaraan di dalam mobil. Setelah tiga puluh menit memecah kemacetan, mobil Deva memasuki pelataran luas sebuah restoran Amerika. NY's Resto.
***
- 2.00 pm NY's Resto -
Sydney Pov
"Telepon pihak Hawlk" katanya kaku memecah keheningan, setelah seorang pelayan wanita cantik mencatat pesanan dan meninggalkan meja kami. "Katakanlah pada mereka kita akan datang pukul tiga tepat. Bilang saja kita ada meeting mendadak dan terpaksa telat."
Aku hanya menjawabnya dengan anggukan dan senyuman kecil.
"Siapa Adam Redmilo? Kenapa kalian terlihat sangat akrab? tapi kamu seperti sedang menghindarinnya Ms. Sydney." tanyanya, lagi-lagi dengan nada kaku dan entah mengapa mimik wajahnya susah sekali ku baca. Entah marah atau senang atau cemburu. Aku tidak tahu. Dia membuatku frustasi.
"Hm.. Hanya teman lama ku." jawabku singkat.
"Jangan berbohong padaku Ms. Sydney." katanya lagi sambil mengepalkan tangan. Aku tahu sekarang, ekspresi yang dia perlihatkan sekarang adalah ekspresi orang marah.
"Aku tidak berbohong Dev. Adam benar-benar teman lama ku. Dia mantan pacarku lima tahun yang lalu, kami berpisah karena perbedaan prinsip." jelasku akhirnya.
Dia berdeham. Menghembuskan nafasnya. Terlihat sekali sepertinya dia susah bernafas. Entah kenapa. Ini aneh dan aku menyukai cara dia marah padaku.
"Jangan kembali padanya lagi." hanya kata itu yang keluar dari mulut dia, tangannya kini menggenggam tangan kananku lembut dan aku tersenyum. Aku benar-benar jatuh cinta pada dia sejak kemarin malam. Semoga dia juga mencintaiku dan menikah denganku bukan keterpaksaan untuknya.
----------
900+ words
Maafkeun ya saya selalu menulis berapa banyak words setiap update8 okt 1506 - slam senyum dari asti :*
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ 1. VOLUM I: About Us
RomansaCERITA TELAH SELESAI BELUM ADA REVISI SAMA SEKALI SEMENJAK 2016 🙏🏼 COPYRIGHT © NOVEMBER 2016 by AESTINAES