"Benci itu cinta dengan salah ketik di dalam kode komputernya. Bisa dibetulkan tapi susah dicari di mana letak salahnya.”
-Nassim Nicholas Taleb
•••••
"Dela, kamu dicariin tuh. Ciee!" Sharla yang tiba-tiba masuk dengan berkoar-koar, membuat Dela mengelus dadanya.
"Kalau masuk itu ngucapin salam. gak ngejek Sharla!" tegur Dela sembari masih membaca buku biologinya.
"Parah lo! kok bisa kenal sama Abraham, cogan kelas kakap?" tanya Sharla yang kini sudah rebahan di kasur.
Dela menutup buku dan segera berlari ke bawah saat mendengar nama Abraham.
Sesampainya Dela di teras, Ia menemukan Abraham sedang mengobrol dengan mama Dela, Wiwik.
"Nih Dela udah ada, tante tinggal dulu ya. Kamu mau minum apa?" tawar Wiwik.
Abraham tersenyum "nggak usah repot-repot tante, Abraham gak lama kok. Makasih."
"Yaudah tante masuk dulu ya." pamit mama Dela.
"Iya tante." jawab Abraham.
Dela memastikan ibunya sudah masuk ke dalam. Ia lalu duduk di kursi yang berada di seberang Abraham.
"Sepeda motormu udah aku tambalin." kata Abraham menunjuk sepeda motor Dela yang kini sudah bertengger manis di garasi.
Dela menelan ludahnya, perasaan kemarin lo-gue. Selisih berapa jam jadi aku-kamu.
"Makasih kak, berapa totalnya?" tanya Dela merasa tidak enak.
Abraham tertawa, tawa yang teduh yang pernah Dela dengar. "Ya tuhan gak perlu kamu ganti. Aku Ikhlas kok."
"Makasih ya kak jadi gak enak. Trus kakak pulangnya gimana?" tanya Dela.
"Nanti dijemput temen. Yaudah aku gak bisa lama-lama nih, aku pulang dulu ya. Salam buat nyokap." pamit Abraham berjalan menuju gerbang dengan Dela di belakangnya.
Dela tersenyum "hati-hati ya kak."
Abraham hanya mengacungkan jempol kepada Dela.
Tak lama sebuah mobil menjemput Abraham dan melesat pergi. Saat Dela akan masuk ke dalam rumah, gerbang digedor-gedor.
"Woi bukain!" bentak Ragil dari balik gerbang.
Dela berbalik menuju gerbang rumahnya.
"Bentar." kata Dela yang sedang berusaha membuka kunci.
Ragil langsung mengegas motor barunya. Yang Dela ketahui hasil dari penjualan sepeda motor lama Ragil dan tabungan Ragil.
"Sepeda motor lu udah jadi?" tanya Ragil, pertanyaan yang paling halus yang pernah terucap dari mulut Ragil.
"Udah." jelasnya. Dela lalu masuk ke dalam rumah dan melanjutkan aktivitas di kamarnya yang sempat tertunda.
Ketika Dela masuk ke kamarnya, Sharla masih bertengger di kasur sambil membaca majalah.
"Eh Del gue kasih tau deh!" kata Sharla menepuk-nepuk kasur, menyuruh Dela mendekat.
Dela akhirnya ikut tiduran di kasur "apaan?" serunya.
Sharla membuang majalah dan merubah posisinya menjadi duduk "lo percaya gak kemarin bang Ragil kelihatan cemas banget waktu gue kasih tau ban lo bocor."
Dela tertawa "ngarangnya dikurang-kurangin deh shar."
Sharla menimpuk Dela dengan bantal "elah gue serius, kemarin aja Dia lagi bolos ke Sma 1 Bogor. Bayangin Bogor ke sma itu jauh, dia rela demi lo." jelas Sharla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story
Teen FictionRasa benci Ragil terhadap Dela menghantarkan mereka ke perasaan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh keduanya.