Dan, nyatanya rasa benci takkan pernah memenangkan apapun,
kasih dan sayang selalu abadi-PertigaanKeKiri
•••••
Ting nong
Suara bel membuat Wiwik yang sedang menjemur pakaian menggerutu.
"ganggu aja."
Ia mencuci tangan di kran dan sedikit berlari menuju pintu depan. Ia terkejut melihat bahwa tamunya adalah polisi.
"Assalamualaikum, ini benar alamat rumah siswa bernama Ragil?" tanya lelaki ber tag name Susanto.
Wiwik menjawab dengan gugup "Waalaikumsallam. Be..nar ini rumahnya Ragil."
"Apakah Ragil ada di rumah nyonya?" selidik polisi satunya.
"Ragil sekolah pak. Ada apa ya?" tanya Wiwik. Perasaannya semakin tidak enak.
"Kami sudah ke sekolah Ragil, namun dia tidak masuk dengan absen alpa nyonya." tutur Susanto.
Wiwik lemas, ia memegangi tiang pintu untuk menyokong badannya "silahkan masuk dulu pak."
Kedua polisi itu pun duduk.
"Nama saya Susanto dan rekan saya Dedi." ujar polisi itu.
"Jadi ada apa dengan anak saya pak?" desak Wiwik.
"Kami telah menemukan sindikat siswa yang menyebar luaskan dan menggunakan narkoba-"
"-apa?!" potong Wiwik shock.
"Maaf nyonya biarkan saya menjelaskan dulu." pinta Susanto sopan.
"Menurut pengakuan pelaku, anak anda, Ragil juga menggunakan narkoba." jelas Susanto.
"APA!" Wiwik sudah tidak mampu lagi mendengar berita tentang Ragil, badannya meluruh ke lantai. Kesadarannya hilang.
Dela yang mendengar semuanya dari balik tembok, menghampiri sang Mama yang telah pingsan.
"Ma, Mama sadar Ma!" panggil Dela panik.
"Pak tolong bawa Mama saya ke kamar. Mari ikuti saya." perintah Dela.
Sesampainya di kamar, Dela menangis dengan ponsel di tangannya "ha..lo pa. Mama pingsan, Papa cepat pulang."
"Maaf mengganggu. Jika saudara Ragil telah pulang, tolong berikan surat pemanggilan ini kepadanya." ucap Susanto setelah Dela selesai menelepon.
Dela menerimanya dengan tangan bergetar "iya pak, ter..imakasih."
"Sama-sama kami permisi." pamit keduanya meninggalkan Dela dan Wiwik.
"Ma..ma" suara Ragil membuat darah Dela mendidih, ia berlari ke arah Ragil yang berdiri mematung di depan pintu.
"Be..jat lo! Lo malu-maluin Mama tahu gak! Gue benci lo! Gue ben..ci!" teriak Dela histeris dengan memukul-mukul Ragil.
Ragil hanya diam membeku, ia tidak peduli dengan pukulan-pukulan Dela. Ia pantas mendapatkan ini.
Dela meluruh di bawahnya, Ragil memeluk Dela.
"Janga..an sentuh gue!! Jangan pegang gue! Gue ben..ci Lo!" teriak Dela histeris dipelukan Ragil.
Ragil menahan Dela, ia hanya butuh penyokong saat ini. Dan ia tidak menduga pelukan Dela membuatnya tenang, meskipun Dela memberontak.
"Ragil!" bentakan itu membuat Ragil melepaskan pelukannya kepada Dela. Dela yang kehabisan tenaga dan belum pulih sepenuhnya pingsan.
"Dok tolong anak dan istri saya di bawa ke ambulan. Saya menyusul." perintah Wahyu, Papa Ragil yang berdiri di pintu bersama Sharla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story
Teen FictionRasa benci Ragil terhadap Dela menghantarkan mereka ke perasaan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh keduanya.