"Hati harus dipersiapkan untuk hal-hal yang mengecewakan. Bukan untuk hal yang membahagiakan"
-Eunheesa
•••••Pagi ini, dapur keluarga Wiwik sudah berisi Wahyu, Ragil, Dela dan Wiwik sendiri.
Wahyu yang sedang membaca koran melihat Ragil heran "tumben nih anak Ayah bangun pagi banget."
Yang disindir hanya diam, menunduk takzim melahap nasi goreng.
Sharla yang baru saja datang berteriak "Astagfirullah haladzim. Terimakasih ya Allah telah memberikan hidayah kepada abang Ragil tercinta."
Wiwik menggeleng-gelengkan kepala, sudah lama ia menginginkan kehangatan seperti ini. "udah yuk sarapan dulu. Dela kamu gak mau nambah?"
"Ini mau nambah kok Ma." sebelum Dela mengambil nasi goreng, Ragil telah menaruh nasi goreng di piring Dela.
"Makasih kak." ucap Dela.
"Gue gak dilayani kayak Dela nih?" sindir Sharla mengacungkan piringnya yang masih kosong.
Ragil meleletkan lidah "udah kenal cowok berarti udah bisa ambil sendiri."
"Lho, Sharla udah pacaran?" tanya Wahyu terkejut.
"Enggak Ayah, itu cuma karangannya Ragil." elak Sharla mendelik ke arah Ragil.
"Manggil kakak itu yang sopan Sharla." tegur Wiwik.
Sharla meringis "khilaf Ma."
"Khilaf terus namanya sengaja." ejek Ragil.
"Udah mau jam tujuh, makannya dipercepat." suara Wahyu menginterupsi.
"Yah, Sharla nebeng Ayah dong. Anterin beli dasi dulu." ucap Sharla.
"Dasi lo emang kemana? Anak cewek teledor banget sih." sahut Ragil.
Sharla mendecih "Itu kan ajaran lo kali. Sejak kapan nih bahas keteledoran?"
"Yaudah ayo, cepat." perintah Wahyu menghentikan perdebatan.
"Ayah dan Sharla berangkat dulu Ma. Assalamualaikum." pamit Wahyu dan Sharla lalu pergi.
"Waalaikumsallam, hati-hati."
"Del berangkat bareng kakak yuk." ajak Ragil.
Dela menaruh sendok dan meminum susu "ngapain bareng, aku kan bisa naik motor sendiri."
"Sekali-kali lah dek berangkat sama abangmu." sahut Wiwik yang sedang mencuci piring.
"Yaudah, aku bareng kak Ragil."
"Ma kita berangkat dulu ya, Assalamualaikum." pamit mereka berdua.
"Waalaikumsallam. Hati-hati." teriak Wiwik dengan senyum.
❒
"Gil, lo ikut futsal gak?" bisik Yahya sembari masih mencatat materi di papan tulis.
Ragil menopang dagu "Anterin Dela dulu baru nyusul gue."
Reno pura-puta terbatuk "ehem..ehem."
"Napa lo?" tanya Agus.
"Om telolet om." jawab Reno membuat mereka tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story
Teen FictionRasa benci Ragil terhadap Dela menghantarkan mereka ke perasaan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh keduanya.