"Batas antara cinta dan benci hanyalah setitik rambut."
-unknown
•••••Koridor masih sepi sesampainya Dela di sekolah. Hanya satpam yang terlihat sudah beraktivitas di singgasananya, pos satpam.
"Hai!" sapa seseorang dari belakang.
Dela yang sedang berjalan sendiri dan sedan melamun terkejut dengan kehadiran Abraham "Eh,Hai juga kak. Ngagetin aja."
Abraham menatap Dela intens, Dela yang merasa diperhatikan mulai risih.
"Hm berangkat sendiri kak?" tanyanya basa basi dengan tujuan mengalihkan pandangan Abraham.
Abraham tertawa "emang mau sama siapa?"
Dela meringis, pertanyaan kok dijawab pertanyaan. Batinnya.
Dela menggaruk kepalanya "Ya kan bisa berangkat bareng teman kek, gebetan kek."
"Gimana kalau besok kita berangkat sekolah bareng? Kan aku mau gebet kamu." ucap Abraham serius. Dan sukses membuat jantung Dela maraton.
Dela pun meneguk ludahnya, niat keluar kandang macan malah masuk ke kandang singa.
"hehe gak usah repot-repot kak. Bisa berangkat sendiri." tolak Dela sopan.
"Gak repot kok, ya? Plis?" pinta Abraham tulus.
Dela terlihat mengerutkan keningnya, nggak tega juga kalau nolak. "yaudah deh, sehari aja ya tapi?" tawar Dela hati-hati.
"Hahah, iya deh sehari aja dulu." jawab Abraham sukses membuat semburat merah di pipi Dela.
Dela pun berhenti di depan kelasnya "Yaudah,aku duluan ya kak." pamitnya.
"Iya. Semangat belajar kamunya." ucap Abraham.
Dela tersenyum kikuk "oke kak. Bye!"
"Bye!"
•••••
"Tadi malem lo serius makai sabu-sabu?" tanya Reno memekik.
Agus menepuk kepala Reno dengan penggaris "pelan-pelan oon!"
Yahya menggelengkan kepalanya, tanda prihatin "parah lo gil. Prinsip kita nakal boleh tapi harus di garis batas."
Ragil mengacak rambutnya frustasi "Gue gak sadar, oke? Itu kesalahan. Ya kali gue beli kayak gitu. Ulah Tio nyekokin gue."
Agas menyahut "tapi seenggaknya lo kontrol lah. Gila, ingat dosa bang!"
"Gue takut deh gil." ucap Yahya.
Ragil terkekeh "takut sama apa? Gue udah gak makai, cuma tadi malem." elaknya.
"Gue takut Tio ada maksud lain selain ngasih lo itu." cerca Agus.
"Nih gue yang jalanin kenapa yang mikir malah kalian sih? Udahlah gue gak akan ulangin lagi!" ucap Ragil lalu menelungkupkan kepalanya ke meja.
Agas meringis "no comment." ujarnya mengangkat tangan.
"Lambaikan tangan ke kamera hahaha" tambah Agus mencairkan suasana.
"Lo kira uji nyali." balas Yahya sewot.
"Uji mental." celetuk Agas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story
Teen FictionRasa benci Ragil terhadap Dela menghantarkan mereka ke perasaan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh keduanya.