Kunci Terakhir (Tamat)

5.1K 60 6
                                    

Kini di dalam sebuah ruangan yang sangat besar tinggal Jen Bok Hong, Ciu Cau Liong,
Kiem Hoa Hujien, Ih Bun Han Ti serta Siauw Ling lima orang.

Berkatalah Jen Bok Hong kepada diri Kiem Hoa Hujien, "Sekarang siauwte berhasil
menyelundupkan anggota kita diseluruh partai serta perguruan yang terbesar dikolong
langit, siapakah mereka-mereka itu kecuali aku seorang dikolong langit tak akan ada
manusia kedua yang mengetahuinya ini hari meminjam kesempatan sewaktu mereka
mengadaka pertemuan yang diadakan satu kali setiap tahun ingin kuperlihatkan semua
orang ini dihadapan Hujien serta Ih Bun heng agar kalian betul-betul berhati mantap di
dalam kerja sama dengan pihak kami."

"Sejak puluhan tahun berselang Jen Toa Cungcu berpikiran untuk menyelundupkan
manusia-manusia itu keseluruhan perguruan serta partai rencana setelit dan secermat ini
sangat membuat aku jadi kagum" kata Kiem Hoa Hujien. "Dan kini mereka berhasil
merebut kedudukan yang penting di dalam partai serta perguruan masing-masing, aku
rasa hal ini tentu mendatangkan kegunaan yang sangat berharga bagi Jen Toa Cungcu."
"Dan bagaimana pula terhadap Hujien? bukan sama saja menguntungkan?" sela Jen Bok
Hong sambil tersenyum.
Ia mendehem perlahan-lahan lalu sambungnya, "Barang-barang yang berhasil Hujien
tukar apakah sudah diperiksa dengan teliti?? Im Yang Cu adalah seorang manusia yang
berhati licik, kau jangan terlalu pandang enteng dirinya."
Mendengar pertanyaan itu Kiem Hoa Hujien tertawa.
Sembari berkata dia mabil keluar kitab pusaka Sam Khie Cin Boh serta lukisan Giok Sian
Cu dari dalam saku lalu diangsurkan ke depan.
"Kitab ini adalah Sam Khie Cin Boh harap Jen Toa Cungcu suka menerimanya
sedangkan mengenai lukisan Giok Sian Cu."
"Lukisan Giok Sian Cu telah aku berikan kepada Hujien, buat apa diungkap kembali..."
seru Jen Bok Hong dengan hati cemas.
Tangan kanannya diayun ia melemparkan kitab tersebut ke arah Siauw Ling.
"Samte baik-baiklah simpan kitab tersebut."
Selama ini Siauw Ling pejamkan matanya terus menerus pura-pura atur pernapasan
padahal sewaktu Jen Bok Hong memerintahkan mata-mata yang disebar dalam tubuh
partai serta perguruan dikolong langit memperkenalkan diri tadi ia dapat menangkap
seluruh keterangan tersebut dengan sangat jelas.
Diam-diam hatinya tergetar keras ia sama sekali tidak menyangka kalau Jen Bok Hong
sebetulnya adalah seorang manusia yang demikian berbahayanya ambisi untuk
menguasai Bulim sangat luar biasa.
Menanti barusan Jen Bok Hong memanggil namanya ia baru membuka mata dan
menerima lembaran kitab Sam Khie Cin Boh tersebut.

Selagi ia siap menampik Jen Bok Hong sudah keburu berkata, "Kitab pusaka Sam Khie
Cin Boh adalah barang milik bersama antara kita dari pihak perkampungan Pek Hoa
Sanceng serta Hujien dan Ih Bun heng kau harus baik-baik menyimpan benda tersebut
jikalau sampai hilang aku minta pertanggungan jawabmu."

Terpaksa Siauw Ling mengiakan dan menyimpan kitab pusaka tadi.
Sedangkan Kiem Hoa Hujien sendiripun perlahan-lahan menyimpan pula lukisan Giok
Sian Cu tadi ke dalam saku, kemudian sambil memandang tajam wajah Siauw Ling
ujarnya, "Saudara cilik tak kunyana sebenarnya kau adalah seorang jago lihay yang
pandai menyembunyikan ilmu silatmu ilmu pedang yang kau perlihatkan tadi sungguh
luar biasa."
"Aaaah benar" sela Jen Bok Hong pula. "Cayhe belum memperoleh laporan yang
lengkap atas terjadinya peristiwa tersbeut coba kalian ceritakan kisah itu padaku. Siapa
saja ikut hadir di dalam pertemuan tadi kecuali Im Yang Cu sendiri."
"Ooouw Tiong Lam Jie Hiap pun ikut hadir di dalam pertemuan tersebut??"
"Tidak salah siauwte telah menasehati mereka berdua agar janga mengikuti campurkan
diri di dalam kancah pergolakan tersebut tapi mereka tak mau tahu kamipun tak bisa apaapa
bila mereka berisi keras secara begitu."
"Bagaimana? Apakah Tiong Lam Jie hiap sangat lihay?"
"Tiong Lam Jie hiap pernah menggetarkan dunia persilatan hampir tiga puluh tahun
lamanya, nama mereka sangat tersohor sudah tentu ilmu silatpun luar biasa sekali cukup
ditinjau dari senjata khas Thiat Kut Hong Hwee San dari Ke Thian In yang tampangnya
seorang siucay, bukan saja jurus serangannya lihay, bahkan dibalik senjatanya
tersembunyi pula senjata rahasia baik api maupun air, selama tiga puluh tahun ia malang
melintang dikolong langit belum pernah kedua orang nemui musuh yang ampuh, jikalau
kedua orang itu sungguh sekuat tenaga, maka pihak kita jelas akan kelebihan dua orang
musuh tangguh pula."
Kiem Hoa Hujien yang mendengar ucapan itu segera tertawa tiada hentinya.
"Heee, heee, hee, jika demikian adanya rasanya aku harus pergi mencari satroni dengan
diri mereka."
Ia merandek sejenak, sinar matanya perlahan-lahan dialihkan keatas wajah Ih Bun Han
To.
"Ih Bun heng, bagaimana kalau aku minta bantuanmu dalam menghadapi satu
persoalan?"

Rahasia Kunci Wasiat (Wo Lung Shen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang