2

2.3K 153 0
                                    

Diriku masih terlelap di balik pintu itu, ketika diriku tiba-tiba terbangun. Dan tersadar diriku berada dalam ruangan gelap yang sunyi. Seketika aku teringat akan perasaan sakit yang mendera hatiku saat ini.

Aku tidak yakin sekarang ini jam berapa, tapi kurasa kalau aku terbangun pastilah sekitar jam 4. Pelan-pelan diriku membuka kenop pintu yang terkunci, lalu aku menuju ruang keluarga untuk melihat jam. Dan benar saja, sekarang sudah jam 4 kurang 5 menit.

Entah mengapa aku merasa berat sekali untuk melanjutkan apa yang ingin kulakukan. Kakiku justru malah menuntunku menuju kaca yang ada di ruang keluarga. Terlihat pantulan diriku yang menyedihkan, dengan mata sembab dan kulit yang pucat. Aku merasa hatiku terlalu merasa sakit kali ini.

Tapi aku tidak bisa hanya diam saja, aku tetap harus menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri. Aku harus memasak untuknya, karena setelah itu aku harus pergi ke kantor. Hari ini adalah jadwalku untuk pertemuan dengan kontraktor.

.
.

"Anata aku berangkat ya..." bisik ku pelan sambil mencium keningnya. Ia masih terlelap, dan aku sudah harus pergi. Berat rasanya meninggalkannya, tapi mau tak mau aku harus. Sebelum aku benar-benar pergi, aku menyempatkan diri menatap wajah tidurnya yang tenang.

Ah sungguh, aku jatuh cinta lagi dengannya. Tapi kali ini hatiku juga terasa sakit saat melihatnya...

.
.

"Ahh akhirnya aku sampai rumah juga, Naruto hari ini kerja tidak ya?" Aku bergumam pada diriku sendiri. Aku melepas high heels ku dan berjalan menuju ke dapur. Aku hanya diam saat melihat makanan yang kubuat sama sekali tidak ia sentuh. Aku semakin merasa tidak dihargai, sebenarnya aku sesalah apa di mata dia?

Ting Tong

"Sebentar!" Aku berteriak dari dapur dan berjalan secepat mungkin untuk membukakan pintu, dan saat kubuka kan itu ternyata suamiku.

"Tadaima," ujarnya singkat.

"O-okaeri Naruto-kun, kau habis dari mana?" Tanyaku dengan senyum yang agak dipaksakan. Tetapi lagi-lagi ia hanya melenggang pergi tanpa menggubris pertanyaanku. Sudah cukup, aku merasa ada yang aneh dengannya. Sebenarnya ada apa?

"Anata, tunggu!" Aku mengejarnya dan menarik tangannya sampai ia berbalik dan menatapku. Tapi tatapannya padaku sungguh... kosong.

To be continued

A/n : hei ho maaf kan kalau chap kali ini pendek, biasa lagi males :v jangan lupa VoMent yaaa~

Hurt [Naruto Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang