Aku sesegera mungkin bergegas menuju ke rumah sakit, aku sangat khawatir. Meskipun dia telah menyakitiku sedemikian rupa, tetap saja dia adalah suamiku. Dan aku bertanggung jawab untuk mengurusnya.
Aku langsung memakai mantel ku, dan dan menyambar tas tanpa berpikir untuk merias diri terlebih dahulu. Aku berlari menuju jalan raya dan memberhentikan taksi dari atas trotoar.
"Pak ke rumah sakit Konoha ya," aku berujar dengan cepat ketika sudah berada di dalam taksi. "Pak tolong lebih cepat," aku sangat gelisah dan tidak ingin terlambat untuk apapun iu.
Sepanjang perjalanan aku berdoa kepada kami-sama untuk keselamatan suamiku. Akhirnya setelah 20 menit, aku sampai di rumah sakit. Dan langsung menuju IGD setelah bertanya ke resepsionis.
Aku masih melihat tanda penanganan darurat menyala dari atas pintu, aku berdoa semoga ia baik-baik saja. Tapi, tiba-tiba ada yang menepuk bahuku dari belakang.
Aku menoleh, dan apa yang kulihat begitu membuatku syok. Dia adalah lelaki manis bersurai kuning cerah dengan perban di kepala dan tangannya. Aku tidak percaya bila itu adalah suamiku, jadi yang ada di IGD itu siapa?
"Na-Naruto-kun, k-kau baik-baik saja? Lalu siapa yang..." aku tidak bisa melanjutkan kata-kataku. Aku begitu bahagia melihatnya baik-baik saja.
Dengan cepat aku langsung memeluknya dengat erat. Aku menangis sejadi-jadinya. "Aw..." pekik nya ketika aku mengeratkan pelukanku.
"Maaf, Naruto-kun hiks. Aku sangat khawatir hiks, benar-benar khawatir sampai rasanya jantung mau copot hiks. Tapi kalau kau baik-baik saja lalu siapa yang di dalam anata hiks?" Tanya ku dengan masih sesenggukan.
"Tenang saja itu temanku, kami berkendara dan dia yang menyupir. Tiba-tiba dia oleng dan kami berakhir seperti ini, tapi aku baik-baik saja tidak separah dirinya," jawabnya dengan tersenyum dan alis yang berpaut.
"Syukurlah kau baik-baik saja Naruto-kun," aku kembali memeluknya lagi dan menangis. Tapi kali ini aku bukan menangis karena bahagia ataupun khawatir, tapi... sudah lama aku tidak memeluknya lagi seperti ini.
"Hinata..." ujarnya lembut di telingaku.
"Ya, anata?" Jawabku sembari menghapus bekas jejak air mataku.
"Maaf kan aku," seketika aku berhenti, dan hanya bisa menatap nya kosong.
"Be... benarkah?" Aku bertanya tidak percaya.
"Ya, maafkan aku. Sungguh maafkan aku. Kurasa ini karma untukku, karena telah menyakiti mu dengan amat sangat. Aku tahu kau juga pasti lebih terluka dibanding diriku," ujarnya dengan air mata yang lolos mengalir di pipi tan nya.
"Um... daijoubu yo, aku sudah memaafkanmu anata. Aku hanya menunggu saat kau sadar bahwa kau itu salah," aku tersenyum sambil menghapus air mata suamiku.
"Awalnya aku hanya cemburu, dan aku berlebihan karena kupikir kau tidak mengerti kecemburuanku. Tapi ternyata kau lebih tersiksa dengan tidak bisa mengatakannya kepadaku. Terima kasih kau sudah menjaganya dengan baik, dan aku sangat bodoh dengan membunuhnya..." setelah ia menyelesaikan kalimatnya, tangisnya pecah seperti anak bayi. Aku tahu ini masih di rumah sakit tapi tak apa, aku hanya ingin salah paham ini selesai.
"Ya , tidak apa-apa. Aku sudah baik-baik saja, kita bisa mencoba kesempatan lainnya untuk memilikinya lagi. Aku begitu ingin memilikinya," aku berucap sembari mengelus perutku, seakan ada sesosok jiwa di sana.
"Ya, kita bisa mencobanya lagi Hinata. Semua rasa sakit dari kita berdua ini, sudah selesai di sini. Dan kita akan mencoba awal baru untuk kita sekarang," balasnya dengan senyum sumringah yang sudah lama tidak kulihat dan refleks aku menghapus jejak air matanya.
"Terimakasih anata," kemudian aku memeluknya erat dan menghirup aroma tubuhnya dalam. Aku begitu senang kali ini, semoga kesempatan kedua ini tidak akan kami sia-siakan.
"Sama-sama, lagipula aku sudah di sadarkan oleh Sasuke hehe," ujarnya sambil menggaruk tengkuknya, ciri khasnya sekali. Dan aku hanya tersenyum membalasnya.
To be Continued
A/n : Ano... udah panjang belum? #belummmmm. Maafkan daku, aku sudah mencoba yang terbaik T_T
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt [Naruto Fanfiction]
FanfictionKetika ke egoisan membuat hati rapuh... Naruto ® Masashi Kishimoto NaruHina Romance/Family/Hurt/Comfort Don't Like Don't Read