Part 5
“Ash, kenapa Jaejoong lama sekali?” gerutu Kyu.
“Sabar Kyu, lagipula kita masih ada waktu setengah jam lagi” kata Hankyung.
15 menit kemudian.
“Mianhae aku terlambat” kata Jaejoong tiba-tiba.
“Ash, akhirnya kau datang juga” jawab Kyu girang.
“Mari kita berangkat......” kata Max senang.
Dalam perjalanan Jaejoong hanya diam, nampak raut bingung, takut dan bimbang dalam wajah Jaejoong. Leeteuk menyadari hal itu, maka bertanyalah Leeteuk.
“Kau ada masalah Jaejoong?” tanya Leeteuk.
“Ah, ani” jawab Jaejoong menyembunyikan masalahnya.
“Aku tahu kau punya masalah, ceritalah! Kau tidak perlu takut, kau sudah kami anggap sebagai saudaraku juga” kata Leeteuk, Jaejoong hanya diam dan menunduk, kemudian Leeteuk mengambil posisi duduk di sebelah Jaejoong. Jaejoong sedikit gemetar saat Leeteuk duduk di sampingnya. Semua sedang terlelap karena perjalanan hari ini cukup jauh.
“Ceritalah, aku akan mendengarkan!” pinta Leeteuk
“Tapi kau janji akan merahasiakannya?” tanya Jaejoong.
“Ne”
“Kau akan tetap percaya padaku kan?”
“Ne” jawab Leeteuk.
“Aku takut, hyung” kata Jaejoong lalu air matanya mulai menetes.
“Takut apa?”
“Tidak, aku tidak bisa mengatakannya sekarang, tidak bisa” jawab Jaejoong dengan air mata yang terus mengalir.
“Sudahlah tidak apa-apa, kau bisa menceritakannya saat kau siap” kata Leeteuk lalu memeluknya.
Hankyung melihat adegan itu, ingin rasanya Hankyung membantu Jaejoong. Tapi tidak bisa.
Jaejoong nampak sedikit tenang, Leeteuk yang melihat itu kemudian memberikan foto yang ditemukan Kyu. Jaejoong sedikit terkejut lalu mengambil dan memeluk foto itu, ada raut kelegaan sedikit yang tergambar diwajahnya.
“Jaejoong hyung, cepatlah kemari” panggil Kyu.
“Mwo? Kau panggil aku apa?” tanya Jaejoong sedikit terkejut.
“Aku tahu umurmu lebih tua daripadaku, jadi aku memanggilmu hyung, bolehkan?” tanya Kyuhyun dengan tampang memohonnya.
“Ahs, arraseo, joa joa kau boleh memanggilku hyung” jawab Jaejoong tersenyum
“Jinjja?? Yessss.....” jawab Kyu senang seperti anak kecil mendapatkan hadiah.
“Jaejoong” panggil Hankyung.
“Panggil saja aku Jeje” pinta Jaejonng.
“Jeje?” tanya Yunho.
“Ne, seperti hyungku yang suka memanggilku Jeje”
“Aa~ oke Jeje hyung” kata Kyu nampak senang.
Semua nampak senang, liburan kali ini mereka menginap di vila milik Max. Semua bahagia, tapi Jeje masih ketakutan mengingat semua sudah tahu tentang identitasnya dan karena ini peluang untuk membawa Hankyung menjauh dari Leeteuk dan membawanya pada otousan. Tapi Jeje juga sedikit ragu untuk melakukan itu, tapi terpaksa karena ia harus menyelamatkan kakaknya dari otousan, karena misi ini awalnya milik kakaknya, tapi kakaknya gagal melakukan misi ini.
Malam harinya semua berkumpul di halaman belakang rumah untuk acara BBQ. Kyu adalah orang yang paling semangat malam ini. Saat semua sedang bersenang-senang, Jeje duduk sendiri dekat api unggun melihat mereka. Kemudian Hankyung mendekatinnya.
“Dimana hyungmu sekarang?” tanya Hankyung
“Bersama ayah”
“Apa kau asli orang Jepang?” tanyanya lagi
“Mwo??”
“Karena di datamu yang ditemukan hyung kau berasal dari Jepang”
“Oh, bukan, aku lahir di Korea, tapi saat aku berumur dua tahun, aku dan hyung tinggal bersama ayah di Jepang, lalu aku kembali ke Korea karena urusan ayah disini. Makanya aku pindah sekolah” jelas Jeje.
“Tapi kenapa menggunakan alamat palsu untuk rumahmu?” tanya Hankyung.
“Itu bukan alamat palsu, itu memang alamatku yang dulu, itu adalah rumah ibuku, aku hanya tinggal di hotel jadi aku tulis saja alamat rumah ibuku”
“Kau menginap di hotel mana?”
“Kalau tidak salah Jung’s Hotel”
“Mwo??” tanya Hankyung pura-pura tidak tahu
“Wae?” tanya Jeje
“Itukan hotel milik ayah Yunho” jawab Hankyung.
“Jinjja?”
“Ne”
“aa~~”
“Apakah menyenangkan punya kakak?”
“Mwo? Kenapa kau tanya begitu?”
“Karena aku ingin sekali punya hyung”
“Oh, aku cukup senang, hyung sangat menyayangiku. Dia selalu melindungi dan menjagaku dengan baik”
“Ash, enak sekali hyungmu itu, selama ini hanya Leeteuk hyung yang menyayangiku. Aku sering pergi dan bermain sendiri, kadang aku kabur ke Korea lalu mengajak Leeteuk hyung. Siapa nama hyungmu?” tanya Hankyung.
“Aku memanggilnya Yeye hyung”
“Yeye dan Jeje, bagus juga. Lalu dimana ibumu?”
“Beliau sudah meninggal saat aku berumur dua tahun, aku belum pernah melihat wajahnya, bahkan fotonya aku tidak punya”
“Ah mianhae”
“Anieyo, lalu kalau ibumu?”
“Aku juga sudah tidak memiliki ibu, Beliau meninggal setelah melahirkan aku, jadi aku dibesarkan oleh pengasuh. Bahkan ayah jarang sekali menemaniku, yang dicintainya hanyalah pekerjaan, jadi aku menganggap pekerjaannya adalah anaknya” jelas Hankyung.
“Kita senasib ya” kata Jeje.
Semua bersenang-senang sampai larut. Kemudian Leeteuk mendatangi Hankyung.
“Sepertinya dia sudah memaafkan kita?”
“Ah hyung, ne, dia bercerita banyak tentang keluarganya hyung, malang sekali nasibnya hyung. Dia sama sepertiku, tapi dia punya hyung yang selalu ada buat dia” jelas Hankyung.
“Jinjja? Wah dia sudah sedikit terbuka padamu”
“Ne, tapi hyung jangan cerita pada siapun dulu ya, aku masih ingin tahu lebih banyak, karena aku maresa masih ada sesuatu yang dia sembunyikan dari kita hyung”
“Ne, kau tenang saja, sekarang kita tahu bahwa dia memang terpaksa dan tidak niat menyakiti kita”
“Ne, dan pikiran hyung tentangnya itu salah”
“Ne, tapi dia masih menutupi sesuatu dari kita”
“Ne, tapi aku yakin dia pasti akan cerita” lalu Leeteuk kembali ke kamarnya.
“Dan kau harus tetap berhati-hati!”
“Ne hyung”
Liburan kali ini sangat menyenangkan, Jeje sangat bahagia karena kini dia sudah dipercaya oleh Hankyung. Liburan masih ada dua bulan lagi. Semua pulang dengan bahagia sampai-sampai Jeje lupa dengan misinya.
“Senangkah kau Hero?” tanya Otousan sesampainya Jeje di hotel, Jeje tahu bahwa tousan marah besar karena misinya terlupakan.
“Gomenasai otousan” jawab Jeje sambil berlutut meminta maaf.
“Semudah itukah kau melupakan misimu?” tanya tousan dengan nada tinggi.
“Gomenasai, gomenasai”
“Itu tidak cukup, ambilkan cambuk!” perintah otousan
“Gomenasai otousan” pinta Jeje dengan sedikit bergetar karena takut.
Tapi otousannya tidak mendengarkan kata-kata Hero. Dia mencambuki Jeje dan mencambukinya. Dengan terpaksa Jeje menelpon Hankyung untuk datang sendirian ke hotel. Mengikuti perintah dari otousannya itu.
“Hankyung ssi”
“Jaejoong, kau baik-baik saja?”
“Bisa kah kau datang ke ho...” kata Jaejoong yang belum selesai dan terdengar seperti orang jatuh.
“Jaejoong, halo... Jaejoong...” panggil Hankyung tapi tidak ada respon. Hankyung panik lalu tanpa memanggil Leeteuk Hankyung pergi ke tempat Jaejoong dan meningglakan rumah tanpa membawa ponselnya.
“Jeje kau tidak apa-apa” tanya Hankyung ketika Jeje membukakan pintu.
“Mianhae” kata Jeje.
“Mwo??” dan saat hankyung menoleh ke belakang seseorang memukulnya hingga pingsan.
“Mianhae, jeongmal mianhae” kata Jeje sambil menangis.
“Bagus Hero, bagus” kata tousan senang.
“Sekarang Otousan sudah mendapatkan yang Otousan minta, belohkah aku bertemu dengan kakak?” tanya Jeje.
“Silahkan dia ada di tempat biasa, setelah itu kau kembalilah menemuiku di persembunyian kita!”
“Hai, tousan” jawab Jeje lalu pergi menuju tempat kakaknya.
Sampai disana Jeje tidak menemukan kakaknya, dia takut kalau kakaknya sudah dibunuh otousan karena tempat itu sudah sepi tak berpenghuni. Kemudian Jeje menemukan sepucuk surat di tempat biasanya Yeye menyimapan hanphonnya. Ia membuka surat itu dan membacanya.
Jaejoong, nae dongsaeng. Saat kau menemukan surat ini mungkin aku sudah pergi jauh. Aku sudah merencanakan pelarian diri ini, untuk itu aku memintamu untuk mengulur waktu. Saat ini aku berusaha mencari bantuan pada teman-temanku yang ayahnya seorang detektif, semoga saja ia belum pindah.
Jaejoong perlu kau ketahui, otousan bukanlah ayah kandung kita. Dia adalah mafia Jepang atau Yakuza yang menghancurkan keluarga kita. Dialah dalang dibalik kematian ayah dan ibu kita. Dialah yang menghancurkan keluarga Kim dan menghancurkan perusahaan milik ayah. Jeaejoong ini adalah foto ayah dan ibu kandung kita. Setelah mereka meninggal, anak buah otousan membawa kita dan membesarkan kita layaknya sebagai seorang mafia.
Kita memang harus berterima kasih pada otousan, tapi kita juga harus membalaskan dendam keluarga kita yang sudah duhancurkannya. Aku mendengar kau sudah berteman baik dengan anak penguasaha Tan dari China itu, aku senang kalau kau dapat teman baru, tapi usahakan jangan sampai kau sakiti temanmu itu atau kau akan menyesalinya.
Selamatkan dan bebaskan temanmu itu, karena sekarang kita menjadi incaran polisi tiga negara.kita menjadi buronan internasional. Aku akan mencari bukti semampuku agar kau tidak ditahan atau dihukum oleh polisi itu. Saat kau kembali menemui otousan, usahakan otousan tidak curiga bahwa aku sudah bebas, katakan padanya aku memantau teman-temannya. Bawa HP mu selalu karena saat waktu aman aku akan menghubungimu.
Ingatlah, kau harus selamat!
Yesung.
Jeje menangis sejadi-jadinya mengetahui kebenarannya. Ia merasa bersalah pada Hankyung. Padahal selama ini Hankyung mempercayainya, tapi apa balasan buatnya. Dia malah mengkhianati persahabatan mereka.
Dengan lukanya yang masih segar dan terasa menyakitkan, Jeje menemui otousan. Dia berpikir keras mencari jalan untuk membebaskan Hankyung.
“A a a my Hero, dimana kakakmu?” tanya otousan.
“Hyung langsung pergi untuk melihat situasi teman-temannya, dan akan mengabari aku lagi jika mereka melaporkannya pada polisi”
“Ahh itu tindakan yang cerdas, sekarang kau temui temanmu itu. Aku akan mengurus sisanya, kau hanya tinggal menunggu kabar dariku untuk menghabisi nyawanya” perintah otousan.
“Hai” jawab Jeje sambil membungkuk. Dengan memberanikan diri, Jeje menemui Hankyung.
“Apa-apaan ini Jeje?” tanya Hankyung yang geram.
“Mianhae, jeongmal mianhae” jawab Jeje mulai sedikit menangis.
“Hero-san, otousan memintamu untu membawa sandera ke vila yang sudah ditentukan, disana kau hanya tinggal menunggu perintah otousan untuk menghabisi putra pengusaha Tan jika mereka menolak perjanjiannya” kata salah satu pengawal.
“Baiklah, tapi tunggu sampai ada kabar dari mata-mata kita kalau situasi sudah aman” jawab Jeje.
“Mwo?? Apa maksudmu?” tanya hankyung.
“Mianhae Hankyung”
“AKU TIDAK BUTUH KATA MAAF DARIMU, AKU HANYA BUTUH PENJELASAN DARIMU!!!” tanya Hankyung yang mulai marah.
“Kau tahu perusahaan Jepang Shinokotama yang menjadi mitra ayahmu?” tanya Jeje.
“Ne, lalu apa hubungannya?” tanya Hankyung yang masih bingung.
“Perusahaan otousan sedang dalam kehancuran, disaat dibutuhkan ayahmu tidak mau membantunya, padahal dulu ketika Tan’s Corp hampir hancur otousan rela memberikan setengah hartanya untuk mengembalikan perusahaan ayahmu. Tapi sekarang ayahmu malah hendak menjatuhkan perusahaan otousan. Untuk itulah aku diberi misi untuk mendekatimu agar aku mudah membawamu dan membunuhmu. Tapi itu sedikit sulit karena Leeteuk hyung yang selalu melindungimu”
“Mwo?? Jadi ini alasan kau mendekati kami hanya karena kalian ingin balas dendam pada ayahku? Hah, kau benar-benar licik Kim Jae Joong. Mungkin saat ini Leeteuk hyung juga sudah mencariku”
“Ne, Leeteuk hyung tadi sudah menelponku dan aku mengatakan kalau kau tidak bersamaku”
“Wae? Wae? Kenapa kau melakukan ini?”
“Aku terpaksa Hankyung, aku terpaksa, kau harus ingat aku terpaksa melakukan ini semua” bentak Jeje dengan menahan rasa sakit dipunggungnya karena luka cambuk.
“Kau memang gila, aku sudah mempercayaimu, aku sudah menganggapmu seperti saudara, ternyata semua ini hanya omang kosong. SEMUA INI ADALAH KEBOHONGAN. Kau menggunakan cerita tentang ibumu dan semua itu hanya untuk mendapatkan simpati dan kepercayaanku lagi. Aku tidak akan mempercayaimu lagi Jeje. AKU TIDAK AKAN MEMPERCAYAIMU LAGI KIM JAE JOONG” kata Hankyung dengan marah.
“Terserah padamu hankyung yang jelas, cerita malam itu bukan kebohongan” jelas Jeje sambil membelakangi Hankyung, dan Hankyung nampak terkejut melihat luka dipunggung Jeje yang masih meninggalkan bekas darah di baju yang ia kenakan.
Hankyung hanya terdiam tidak percaya dengan semua ini. Ternyata dialah yang diincar oleh Jaejoong, dialah yang dimaksud darah tak berdosa. Kemudian mereka membawa Hankyung ke vila yang sudah dipesan khusus untuk mereka. Villa dekat dengan hutan dan jauh dari kota dan kreamain. Tempat yang akan menjadi akhir bagi Hankyung.
Hankyung mencoba melawan saat sudah sampai di villa.
“Jangan melawan, kau bisa mati cepat tahu” kata Hero yang mengunci Hankyung agar tidak bisa bergerak. Tapi Hankyung masih bisa lolos dan berkelahi dengan Hero, tapi tetap Hankyung tidak bisa melawan, meski Hero sengaja tidak melukainya. Hankyung akhirnya kelelahan dan pasrah.
“Hero-san, dimana kita akan menyembunyikan sandera?” tanya penngawalnya.
“Di kamar bawah tangga saja, agar tidak ada orang yang tahu. Jaga dia baik-baik, jangan sampai dia terluka sampai ada perintah dari otousan!” perintah Jeje.
“Anda mau kemana?”
“Aku ada urusan. Aku harus melihat situasi di luar”
“Baiklah”
Jeje pergi menemui teman-temannya, dengan pura-pura tidak tahu. Jeje menunggu waktu yang tepat untuk membebaskan Hankyung.
“Jeje, apa kau dapat kabar dari Hankyung hyung?” tanya Kyu saat melihat Jeje datang dan Jeje hanya menggeleng. Semua nampak bingung dan ketakutan.
“Ada yang melihat Hankyung menuju hotelku” kata Yunho.
“Mwo? Apa yang dia lakukan disana?” tanya Leeteuk
“Entahlah hyung, petugas disana hanya mengatakan Hankyung nampak tergesa-gesa saat memasuki hotel”
“Aish, siapa yang ditemui Hankyung?” gerutu Leeteuk berpura-pura tidak tahu, dan melirik ke arah Jaejoong. Begitu juga dengan Max yang tahu bahwa Jeje yang tinggal di hotel itu juga.
“Bukan kau kan yang menculik Hankyung?” tanya Leeteuk tiba-tiba membuat Jeje khawatir, mengingat bahwa Leeteuk putra seorang detektif dan agen.
“Tidak hyung, aku memang punya misi dengan kalian tapi aku sudah mengulur waktu untuk mencari solusinya, lagi pula kalau aku yang menculiknya mana mungkin aku muncul dihadapan kalian” jawab Jeje sedikit gugup dan menahan rasa sakit dipunggungnya.
Tiba-tiba ponsel Jeje berdering.
“Yeobsoe”
“Jeje, ini hyung, aku hanya ingin mengatakan bawa temanmu itu pergi sebelum kau menyesal” kata Yeye lalu memutuskan bahkan Jeje belum sempat mengatakan sepatah kata pun.
“Apa itu Hankyung?” tanya Leeteuk.
“Ani, ini dari pembantu rumah”
“Hyung ada kabar terbaru” teriak Max
“Ada apa?” tanya Leeteuk.
“Polisi berhasil mendapat kabar dari polisi perbatasan, kalau ada saksi yang mengatakan ada sebuah mobil yang membawa seorang China ke daera villa dipinggir kota. Sekarang mereka menuju kesana” jelas Max
“Kau sudah mendapatkan alamatnya?” tanya Leeteuk dan Max mengangguk.
“Jeje kau ikut kan?” tanya Leeteuk.
“Mianhae hyung, aku mendapat kabar bahwa ayahku masuk rumah sakit lagi. Aku harus segera kesana” jelas Jeje sedikit takut lalu pergi meninggalkan mereka.
“Apa kau merasa ada sesuatu yang ditutupi Jeje?” kata Yunho dan semua menggeleng.
“Aku merasa dia tahu tentang Hankyung” jelas Yunho.
“Baiklah kalau begitu kita bagi tugas, Kyu dan Max pergi bersama polisi, sedangkan aku dan Yunho akan mengikuti Jeje.” kata Leeteuk lalu semua bergegas.
“Bukankah ini jalan menuju villa yang dimaksud Max?” tanya Yunho
“Benar,dan yang ditemui Hankyung memang Jeje”
“Mwo?? Maksud hyung?”
“Aku tahu, kalau Jeje tinggal di hotel milikmu. Jadi aku tahu bahwa Jeje yang membawa pergi Hankyung”
“Mwo?? Kenapa hyung tidak mengatakannya pada polisi?”
“Kalau aku melapor. Nyawa Hankyung jadi taruhannya”
“Dia berhenti hyung”
“Kita juga berhenti disini saja”
Di dalam villa.
“Bagaimana?” tanya Jeje.
“Orang-orang dari China menginginkan kita bertukar, mereka menunggu di dekat hutan”
“Apa kata tousan?” tanya Hero
“Kita akan melakukan barter, tapi kalau mereka melanggar aturan kita akan membunuh sandera di tempat”
“Baiklah, siapkan semuanya”
Lalu semua bergegas untuk pergi. Jeje belum menyadari kalau dia diikuti. Leeteuk dan Yunho melihat Jeje membawa Hankyung keluar dan naik mobil van hitam kemudian pergi.
“Kita ikuti mereka hyung?” tanya Yunho.
“Dengan apa?”
“Itu” kata Yunho sambil menunjuk sebuah motor. Kemudian mereka mengikuti mobil Jeje.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship (Complete)
FanfictionKim Jaejoong, seorang pemuda cantik yang bersikap dingin pada semua orang. Mempunyai sebuah misi untuk melenyapkan seseorang demi keselamatan kakaknya. Akankah ia mampu melaksanakan misinya, ketika untuk pertama kalinya ia memiliki teman? // Kebimba...