[Part III] Diamond Heart

3.5K 304 28
                                    

Pagi terlihat cerah, langit biru bagai cermin laut terlihat menjulang, melingkupi bumi dengan damai, di sebuah padang rumput hijau, seorang pemuda bertopeng emas sedang asyik menggigit sebatang bunga ilalang sambil berbaring, terpejam berbantalkan tubuh seekor singa bersurai keemasan.

Tiba-tiba sang singa mengaum, beberapa ekor kuda hitam tampak berderap mendekati mereka.

"Tenanglah Axel...," pemuda itu mengelus surai sang singa yang menggerung pelan, sementara kuda-kuda yang mendekat, mulai gelisah dan menjaga jarak karena mengenali kebuasan Axel.

"Whooo hoooaa....," seorang lelaki berzirah hitam mengelus kudanya untuk menenangkan sang kuda yang melonjak tinggi karena segan dengan sang singa. "Thunder....itu hanya Axel, bukanlah kalian sudah berkenalan?," pemuda berrambut pirang itu menepuk surai kudanya.

"Ada apa, Conan? Sebaiknya kabar bagus karena kau mengganggu ketenanganku, aku hampir tidur tadi setelah semalaman berkuda sepulang berperang di perbatasan Athron,"

Conan tertawa, "Wahai pangeran mahkota Illeanos, tidakkah istanamu jauh lebih nyaman daripada sekedar padang rumput? Berbaringlah di peraduanmu, pangeran, untuk apa kau mencari ketenangan di sini?,"

"Oh, diamlah. Hanya padang rumput ini yang mengerti aku, aku hanya butuh ketenangan...," gumam sang pangeran bertopeng emas.

"Menikahlah Noel, hanya itu yang bisa membuat hidupmu tenang...," Conan turun dari Thunder dan mendekati sang pangeran, walaupun tetap menjaga jarak karena Axel memandanginya dengan garang.

"Kenapa kau mulai terdengar seperti ibuku?," gerutu Noel kesal, pemuda itu segera bangkit dari posisinya berbaring dan kini duduk bersandar pada Axel.

"Ini!," Conan melemparkan sebuah gulungan berwarna hijau.

"Apa?," Noel menangkapnya dengan sigap. Membuka gulungan itu dan membaca huruf hiragana di dalamnya, Noel memutar bola mata.

"Bahkan Akira pun sudah mengakhiri masa lajangnya...," Conan nyengir. "Dia yang termuda, setelah kau, pangeran, karena itu sudah giliranmu...coba...dimulai dari Arjun, setelah menikah dengan Gangga dia bahkan mengabaikan Axel sehingga Axel jatuh ke pelukanmu hahaha....disusul Arthur dengan Camille, Hamdan dan Ayesha, Alexei dan Nova, bahkan Cruz dan Rosalie yang selalu bertengkar pun akhirnya menikah....,"

"Yah, bahkan kau....dengan wanita berambut merah yang pemarah itu...Conan, setelah Akira menikah sekalipun, bukan berarti setelahnya giliranku, paham? Pergilah....," Noel memberi tanda pada Conan dengan mengangkat tangannya, Axel yang setia, menjilati luka di punggung tangan sang pangeran. Conan tersenyum.

"Baiklah, jangan lewatkan pestanya, kami menantimu...,"

"Hmm hmm....," Noel menghela nafas panjang dan kembali berbaring.

Conan mengerdikkan bahu lalu meninggalkan sang pangeran untuk beristirahat.

"Menikah tidaklah mengerikan, Noel, bukalah topengmu dan bebaskan dirimu sesekali...,"

Noel hanya melambaikan tangan mengabaikan kata-kata Conan.

---

Menikah...

Menikah...

Hah?

Noel melepaskan Axel ke kandangnya dan membiarkan sang singa memburu rusa yang telah disiapkan sang penjaga di dalam kandang, memperhatikan bagaimana dengan efektif taring Axel menembus leher si rusa lalu merobohkannya.

Lelaki itu tersenyum sinis.

Nah? Bagaimana dia bisa menikah? Dia seperti seekor singa melihat rusa saat berhadapan dengan wanita-wanita yang disodorkan oleh ibunya kepadanya.

The Knight of WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang