[Part XVI] Omniscient

3K 263 95
                                    

Bagiku, saat mengenal cinta darimu

Aku mendapatkan satu kesimpulan

Cinta adalah

Pengetahuan tak terbatas*)

Yang kupelajari tiada habisnya

Hari demi hari

Saat melewatkan waktu bersamamu

----

Setelah perjalanan berhari-hari yang dilalui, akhirnya sebuah kastil besar terlihat menjulang di kejauhan, bangunan yang terlihat begitu kokoh dan indah itu berwarna putih karena struktur bangunannya terbuat dari karang putih. Bunga-bunga nan indah bermekaran di sepanjang jalan dari desa terdekat sampai pusat kota hingga ke istana. Bagi Emre, Helos UlGhum sudah sangat mengagumkan, sekarang, menuju pusat dunia yang merupakan istana terbesar membuatnya semakin terpana. Klan Asvasegha sangatlah masyur, delapan kerajaan di seluruh penjuru bumi takluk dalam kekuatannya dan sangat setia terhadap sang raja. Bunga morning glory terlihat berkembang di sepanjang jalan. Aneka warna yang memanjakan mata bagaikan berada di negeri dongeng. Wajah-wajah ceria rakyat yang melambaikan sapu tangan berwarna-warni di sepanjang jalan, memperlihatkan betapa bahagianya berada di bawah pimpinan raja yang begitu cerdas dalam memimpin dan bijaksana. Teriakan penghormatan untuk Rha Nefertem bergema di sepanjang jalan dan taburan bunga melengkapi semuanya. Emre melongokkan wajah dan melambaikan tangan dengan antusias, tetapi Noel yang berada di sampingnya hanya terdiam dan memandang istana Illeanos di kejauhan dengan tatapan yang tak terbaca.

"Yang mulia, kenapa tidak membalas lambaian tangan rakyatmu?" tanya Emre sambil menoleh ke arah Noel.

"Mereka biasanya ketakutan saat melihat topeng Illeus yang kukenakan. Sebaiknya aku tidak membuat anak-anak kecil menangis...."

"Kenapa kau tidak melepaskan topengmu?"

Noel melepaskan topengnya dan memandangi Emre. "Baiklah, mungkin ada bagusnya sedikit membuat heboh dengan memperlihatkan wajah ini di hadapan para gadis, mereka akan mengikuti kita sampai istana dan berlomba untuk menjadi selir raja baru mereka. Menurutmu, seratus selir apakah cukup?"

Emre tercengang sampai membuka mulutnya, dia terlihat bingung sekaligus jengkel.

"Selir?"

"Istri baru....menjadi raja baru, istana baru dan para istri yang mengerubungiku, kau nanti tidak akan lelah melayaniku lagi, kau mau itu?"

Emre meraih topeng emas Noel dengan kesal. "Baiklah, sebaiknya topeng itu dipakai saja.... kemarin malam kau bilang kau mencintaiku, pagi ini sudah membicarakan seratus selir baru! Apakah seorang raja tak bisa dipegang ucapannya?"

Noel tersenyum. "Kau sendiri yang menyuruhku membuka topengku, aku hanya memberitahukan akibatnya...."

"Tapi, bukan itu maksudku...." gerutu Emre kesal. Noel melirik wajah cemberut gadis itu, sangat menarik.

"Kau sendiri yang bilang, jika kau mati, aku bisa meneruskan hidupku dengan wanita lain..."

Gadis itu menoleh dengan kesal. "Itu dan sekarang adalah lain hal, yang mulia. Jangan membicarakan hal seperti itu selama aku masih hidup!"

Kata-kata ketusnya membuat Noel tertawa. "Baiklah, karena itu, berjuanglah untuk hidup, Emerald...." lelaki itu beringsut mendekati tempat duduk istrinya. "....dan selama kau hidup, aku takkan membicarakan wanita lain...karena itu tetaplah hidup, kalau kau mati, bisa jadi aku semengerikan ayahku, Aryanrod yang perkasa, dia membunuh seratus wanita di masa lalunya yang kelam. Setelah istri pertamanya meninggal...kau mau tahu kisah mengerikan itu? Aku akan menceritakannya untukmu...."

The Knight of WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang