Chandra mendelik kesal ke arah Kirana yang tengah menikmati mangkuk kedua pangsitnya. Kirana memasang wajah polos seakan ia tak melakukan sebuah kesalahan besar tadinya. Dan kini Kirana yang dulu berkata bahwa pangsit yang katanya makanan rakyat jelata itu malah telah memakan 2 mangkuk pangsitnya dengan bermodal sisa uang gaji Chandra yang ia habiskan.
"Udah kenyang?" tanya Chandra ketus saat Kirana tengah membersihkan sela bibirnyanya dengan tissue.
Kirana balas menatap Chandra. Ia menyengir dan mengusap perutnya yang kini sedikit menggembul. "Gue gak nyangka pangsit bisa seenak ini"
Chandra memutar bola matanya. "Sekarang kamu sudah tidak lapar kan? sekarang jelaskan alasan kamu menghabiskan gaji aku dalam sehari"
Kirana malah mendengus, "Bukannya udah jelas? Kewajiban suami itu ngasih nafkah buat istrinya. Gue cuman memakai hak gue. Kok lo sewot gitu"
Chandra menutup matanya menahan emosinya yang seakan selalu meledak jika harus berbicara dengan wanita di hadapannya ini.
"Tapi kamu juga harus ingat. Kewajiban seorang wanita adalah merawat suaminya dan mengatur keuangan. Aku dengar kamu sarjana ekonomi, kenapa hal seperti itu kamu gak ngerti? "
Kirana mendelik, "Pas gue kuliah gak ada mata kuliah 'management keuangan rumah tangga' "
"Dan asal lo tahu yah duit lo tuh kurang. Gue udah nahan diri gue buat beli pakaian yang totally branded dan milih kualitas di bawahnya demi lo karena gue ngehargain lo sebagai suami"
Chandra rasa ingin membenturkan kepalanya di tembok. Kirana sangat pandai berdebat hingga semua terdengar begitu logis tapi tetap saja Kirana bersalah. Bagaimana cara mereka akan hidup jika gaji sebulan saja bisa gadis itu habiskan sehari?
"Aku cuma ma-"
"Stop gue capek! " Kirana segera memotong perkataan Chandra.
Seakan tuli dengan panggilan Chandra yang memintanya duduk kembali membahas masalah itu, gadis itu malah berjalan menuju kamar utama mereka.
Beberapa menit kemudian Kirana telah kembali dengan sebuah bantal di dekapannya.
"Lo tidur disini! "
"APA?! "
Dan kembali Kirana seakan pura-pura tuli dan segera masuk ke kamar dan mengunci pintunya rapat-rapat.
"Ran, kamu gak bisa kayak gini" Chandra menggedor pintu kamar mereka.
"Kamu tega biarin aku tidur di gigit nyamuk? kedinginan? Kirana sayangku istriku bukain pintu yah" Chandra berhenti menggedor dan mulai menurunkan volume suaranya.
"BODO AMAT!" Teriak Kirana dari dalam."Aku minta maaf Kirana istriku yang cantik" rayu Chandra.
"Jangan berisik gue mau tidur! lo berisik lagi gue telpon nyokap lo gue katain lo selingkuh! biar tahu rasa"
Chandra tentu kelabakan. "Ran jangan gitu dong"
"GO AWAY! " Teriak Kirana.
Chandra pun berjalan mundur menjauhi pintu itu. Ia yakin jika ia menggedor pintu itu sekali lagi Kirana pasti sudah menelpon mamanya dan mengabari kabar bohong itu.
Mungkin memang hari ini ia harus merasakan dinginnya malam dan menjadi sasaran empuk para nyamuk.
***
Jam menunjukkan pukul 2 pagi. Dan Kirana malah terbangun karena haus.
Kirana kembali melirik jam itu namun tetap saja jarum pendek mengarah ke angka 2.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra & Kirana
RomanceKirana memiliki segalanya. Kecantikan, harta, sahabat, kasih sayang kedua orang tuanya, dan pacar tampan yang menyayanginya. Tapi semua berubah 180° saat kedua orang tuanya menyeretnya dalam sebuah perjodohan dengan seorang anggota TNI yang kaku ber...