5. Surat Balasan

215 11 0
                                    

Aku terjebak didalam kedai kopi ini. Kedai kopi pertama kali aku bertemu dengan lelaki yang akhir-akhir ini sering menghantui pikiranku. Aku termenung melihat tiap tetes hujan yang mengaliri jendela. Kusentuh jendela itu. Dingin.
"Hei nona apakah aku boleh mengusikmu?" Terdengar suara berat milik seseorang yang benar kukenal suaranya. Aku menoleh dan mendapati dia sedang tersenyum sangat manis. Jantungku berdebar. Aku hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban 'iya'.
"Selalu hujan. Kamu sudah baca surat dari saya?" Tanyanya.
Aku sedikit tertarik dengan pertanyaannya. Padahal sedari tadi aku bosan.
"Sudah. Lukanya sudah sembuh sekarang" jawabku sembari tersenyum tipis.
"Kalau pertanyaannya?" Tanyanya lagi yang sukses memancingku untuk berpikir.
"Ha ha ha ngga usah dijawab deh. Tapi nanti akan saya kasih tau. Nanti, ngga tau kapan" ucapnya sembari menyesap kopinya.
"Kamu kerja disini?" Tanyaku tiba-tiba.
"Ngga" jawabnya santai
"Loh terus?" Tanyaku lagi sedikit kaget.
"Ini kafe ayah saya tapi karena beliau sudah tidak ada saya yang meneruskan usaha beliau" ucapnya sedikit parau. Aku jadi tidak enak.
"Oh maaf saya ngga tau" ucapku sembari mengelus punggung tangannya. Dia hanya tersenyum getir.
"Jangan dilepas ya biarin kaya begini" ucapnya sembari menautkan jemari tangannya dengan jemari tanganku.
Aku tersenyum. Aku teringat sesuatu. Oh iya surat yang kutulis akan ku berikan padanya. Tapi kenapa aku jadi gugup. Haruskah ku simpan sendiri? Atau aku kasih kepadanya? Lebih baik aku kasih saja.
"Juni" panggilku membuat ia menatapku dalam.
"Saya mau kasih sesuatu" ucapku lagi seraya melepaskan tautan jemari tangannya.
"Ini. Tapi jangan dibaca sekarang ya" ucapku dan dia hanya mengangguk tanda ia mengerti.
"Udah mau maghrib saya pulang dulu. Sampai ketemu lagi Jun" ucapku sembari berjalan keluar dari kedai itu.
"Hati-hati Aira" ucapnya sembari tersenyum. Aku tersenyum didepan pintu kedai itu dan segera melangkahkan kakiku untuk pergi dari kedai itu.

Akhirnya ku sampai dirumahku. Segera saja aku membanting tubuhku ke kasur. Nyaman. Kejadian di kedai tadi terus berputar-putar dalam pikiranku. Bayangannya selalu masuk kedalam pikiranku. Arghhh aku tidak bisa berpikir jernih Tuhan.
Aku bangkit dari posisi tidurku dan segera mengambil laptopku. Segera kubuka youtube dan mulai menyetel sebuah video. Kubiarkan video itu berjalan. Mulai terdengar suara nyanyiin disana. Aku mulai menikmati lagu itu dan tanpa kusadari aku terlelap.










*************

Heiho ayem bek. Maaf ya ngaret update by the way makasih yang udah baca dan ngasih vommentnya. q sayang kelean mwah.

Pria HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang