Bab 2

57 9 1
                                    

Cast diatas adalah pemeran Bait ya!


Kinan Point of View
.
.
.
.
.
.
Sejak kemarin, aku tidak bisa tidur nyenyak. Seperti ada orang yang sedang berlari-lari dikepalaku. Entah kenapa aku jadi kepikiran mas Bait. Tunggu, aku bukan nya suka sama mas Bait, aku hanya merasa kalau aku dan dia punya banyak kecocokan.

Sudah hari ketiga dari kedatanganku di kedai milkshake mas Bait. Rasanya aku ingin kesana lagi, selain milktea nya yang enak, penjual nya juga cukup menarik.

Oh kinan! Jangan aneh-aneh!

.
.
.
.
.

Kamis, 20 Oktober 2016.

Aku baru saja sampai sekolah, baru saja ingin mendaratkan pantat dibangku sekolahku. Namun tiba-tiba kamis cerahku diganggu oleh Binta!

"Kinan! Kamu dicariin rupanya disini."
"Kamu senang sekali buat aku kaget, kalau aku kena serangan jantung gimana?"
"Maaf ya, tapi ada yang mau aku sampaikan"
"Apa?"
"Mas Bait, masih ingat?"

Yang benar saja! Aku tak bisa tidur karena dia, tidak mungkin aku bisa lupa.

"Hm.. Masih, kenapa?"
"Kedai milkshake nya dibobol, semua uang hasil jualan satu harian hilang semua" ucap Binta mendramatisir.
"Hah?"
"Mas Bait masih dikedai sampai sore kalau kamu mau ketemu"

Aku tak menjawab, tapi sudah pasti aku akan kesana. Aku ingin melihat keadaan kedai dan tentu saja orangnya nya. Ternyata orang baik juga masih diberi musibah, semoga mas Bait baik-baik saja.
.
.
.
.
.
Aku tengah duduk didalam metro mini, menunggu bis berhenti tepat ditujuan ku. Menikmati udara jakarta yang selalu seperti ini. Aku ingin selalu begini, Nikmat rasanya duduk diantara wanita paruh baya dan bubuhan asap jakarta, jakarta itu kasih sayang.

15 menit menuju kedai milkshake mas Bait, aku hampir saja tertidur. Yang benar saja kinan! Kamu tidak tidur apa semalam?

Aku berjalan sembari mencari dimana pria bertubuh besar, berambut panjang, dan berkaca mata itu. Susah sekali menemukannya! Disini ramai sekali, banyak orang yang ingin melihat keadaan kedai milkshake yang tidak pernah sepi ini. Tapi ternyata Tuhan menghendaki pertemuan kami kali ini, aku menemukannya!

"Mas.."
"Eh kinan! Udah lama disini? Duduk dulu yuk."ucapnya lalu menarik kursi kayu sebagai tempat duduk ku.
"Belum mas, baru saja sampai. Mas Bait apa kabarnya?"
"Baik Kinan, tapi ya begini sekarang, musibah lagi menimpa kedai milkshake ini, mungkin saya sedekah nya kurang." ucapnya dengan senyuman diujung bibir itu, tapi aku tetap bisa melihat kesedihan dimatanya yang indah.

Tuhan, pindahkan sedihnya ke aku saja! Jangan rusak mata indah nya itu kumohon.

"Cobaan diberikan kepada hamba-Nya yang mampu melewati, kalau tuhan kasih cobaan ke mas Bait artinya Tuhan percaya mas Bait sanggup melewatinya. Mungkin ini sudah banyak diucapkan orang-orang, tapi 'sabar' memang hanyalah kata penyemangat yang semua orang butuhkan."

Dia terdiam, melihat meja yang menjadi saksi bisu perbincangan kami.

Hey! Apa meja lebih menarik ketimbang aku?

"Kamu ini badannya saja yang kecil, tapi pemikirannya luar biasa."
"Berlebihan. Kinan cuma bilang apa yang Kinan ingin bilang saja mas " ucapku.

Dia terdiam lalu tersenyum,

"Pertama, terimakasih sudah datang kemari. Terimakasih sudah menyempatkan waktu sibukmu untuk sekedar duduk disini. Terimakasih sudah memberi saya semangat untuk melewati cobaan yang sedang menimpa saya. Kedua, gak usah panggil 'mas' Kinan, saya seperti sudah tua sekali. Atau memang sudah tua ya?" ucapnya sambil memegang dahinya.
"Baiklah. Pertama, sama-sama atas semua 'terimakasih' yang mas Bait ucapkan. Lalu yang kedua, kinan ini masih 16 tahun rasanya aneh sekali berbicara dengan yang lebih tua dengan sebutan 'kamu'. Dan, oh ya! Jangan banyak bersedih dan menampung masalah sendirian, nanti keriputnya nambah lho!"ucapku.
"Jika 'mas' membuatmu nyaman dan terus-terusan balik kesini, saya rela."

Ah! Kenapa setiap ucapannya itu dapat menyiptakan senyuman di bibir ini?

"Ada-ada saja. Kinan pasti bakal balik lagi kesini kok, tenang saja, jangan cepat-cepat kangenin Kinan gitu dong!" ucapku dengan sedikit candaan agar obrolan ini tak terlalu tegang.
"Kok bisa tau kalau saya kangen kamu?"

Deg! jantung ini terasa seperti berhenti berdetak. Aku berani bersumpah wajahku pasti semerah tomat!

"Ah! Maaf mas, gara-gara kinan urusan mas jadi terganggu. Yasudah lanjutin saja lagi." ucapku mengalihkan pembicaraan agar wajahku berhenti memerah.
"Tidak Kinan, lagi pula saya senang diganggu sama kamu. Urusan saya juga sudah selesai, kedainya tidak dibuka hari ini karena stok juga kebetulan habis. Jadi, saya punya waktu banyak buat lama-lama ngobrol sama kamu, itupun kalau kamu nya gak keberatan."
"Gak! Eh.. Maksudku gak keberatan mas." ucapku seperti orang gagu.
"Nanti malam ada acara?"tanya nya.
"Tidak."
"Jadi waktumu malam ini boleh saya ganggu?
"Dengan senang hati, tapi Kinan minta izin ibu dulu ya." ucapku.
"Yuk, biar saya yang minta izin sama ibu. Sekalian kamu saya antar pulang " ucapnya.
"Hm.. Baiklah"

Lalu aku dan dia tak henti-hentinya tertawa diatas vespa miliknya. Dia ini seperti mempunyai stok obrolan saja agar tidak habis-habis berbicara. Jadinya perjalanan ini tidak berujung diam-diaman yang biasa aku dan satrio lakukan. Dia ini ajaib! Terbuat dari apa sih dia ini? Ah sudahlah. Pokoknya aku senang sekali hari ini!

Punya KinanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang