3 bulan semenjak kelulusan itu, aku mengambil keputusan untuk melanjutkan sekolah di luar kota meninggalkan orang tuaku. Pagi itu terasa dingin, entah kenapa tidak seperti pagi-pagi sebelumnya. Mungkin alam enggan membangunkan aku dari tidur nyenyakku. Hari ini aku daftar sekolah ke luar kota bersama ayah dan inilah awal kehidupanku.
Pagi itu akupun beegegas menuju kamar mandi, di dapur tampak ibu sedang sibuk menyiapkan makan pagi dan kakaku yang telah siap berangkat ke kampus. Aku tersenyum seolah mengerti akan suasana seperti ini, yang mungkin tak akan kudapati di luar kota setelah aku sekolah disana nanti.
Seperti yang direncanakan sebelumnya, aku akan mendaftar sekolah ditemani ayah tercinta ke luar kota. Setelah kakakku berpamitan akupun menyusul untuk segera berangkat bersama ayah. Keluarga kami memang tak semewah keluarga lain, tapi kami cukup bahagia dengan kebersamaan ini. Setidaknya dengan bersama- sama seperti ini kami bisa ringan jika ada masalah.
Becak yang akan mengantar aku dan ayah ke terminal sudah menunggu di depan rumah, tak lupa kucium tangan, pipi, kening ibuku untuk berpamitan, demikian dengan ayah. Sesampainya di terminal, aku dan ayah menunggu bus untuk mengantar kami ke kota tujuan "Pamekasan". Disana nanti aku akan tinggal bersama kakak ayah, aku akan bersekolah disana. Setelah lama menunggu, bus yang kami nantikan datang. Aku dan ayah bergegas naik dan mencari tempat duduk.
----------------------Di dalam bus, perjalanan kita lewati-------------------------
Tak terasa kami pun sampai di terminal Pamekasan. Ayah segera menelfon kakaknya untuk menjemput kami di terminal. Beberapa saat kemudian, nampak mobil hitam mengahampiri dan berhenti di depan kami, dari mobil itu keluar sesosok pria bertubuh besar berpawakan angkatan. Akupun langsung menjabat dan mencium tangan omku, dibandingkan tanganku, tangan om lebih besar dan hitam. Kumisnya yang tebal ditemani rambut cepak ala angkatan menambah penampilannya yang beringas. Di perjalanan ayah dan om asyik ngobrol, mungkin karena mereka jarang bertemu, sedangkan aku asyik bermain ponselku. Tak lama perjalanan kami pun sampai di rumah om. Kami pun masuk dan disambut hangat oleh anak dan istri omku.
Waktu berjalan begitu cepat, hingga ayah berpamitan pulang dan meninggalkan aku di rumah omku. Aku melihat ayahku pergi, meninggalkan aku di Pamekasan ini, aku sempat berfikir "Ah....3 tahun". Tapi salah, 3 tahun adalah waktu yang lama, lama tanpa kedua orang tuaku dan kakakku.
************************************
Maaf jika pilihan katanya kurang menarik.