Keadaan hening seketika..
Hingga di kejutkan oleh teriak kemenangan.."Ha! Persis seperti yang gue duga. Kertas yang menghilang itu belum berisi seluruh pesan. Gue nemu kertas kedua di baliknya, dalam tinta yang tak terlihat. Pinter njiir..! Dua kali menggunakan stenografi!" Ujar Anza semangat
"Hah? Maksudnya?" -Audzi
"Sotak!" -Hanna&Reza
"Bilang aja lo gak paham maksud gue!" Sahut Anza ketus
"Tapi gimana caranya, An?" Tanya Rizky mengalihkan sebelum ada perang
"Ada goresan-goresan kecil di halaman yang gak cocok di tulisan yang gue lihat tadi. Dan aroma kentang yang samar. Pasti menggunakan tinta kedua yang hanya muncul di bawah penggunaan reagen, dalam hal ini berarti yodium." Jelas Anza dan ikut berkumpul dengan temannya lagi di sofa dengan senyum lebar di wajahnya
"Waelah,, Bahagia sekali tampaknya jagoan kita ini.." Ujar Rayhan sedikit terkekeh
"Ewwhh.. Lo cium? Baunya amis doang kan paling?" Tanya Audzi
Anza hanya sedikit mendengus, namun akhirnya memasang lagi wajah gembira yang polos. Dan mengabaikan pertanyaan Audzi
"Ck! Jadi, apa isi kertasnya?" Tanya Reza
Anza membacanya..
"Yang terhormat siapapun yang membaca. Dengan kepanikan dan ketakutan yang luar biasa saya menulis surat ini untuk Anda. Jika Anda cerdik, Anda akan menemukan kertas yang kedua, oleh karena itu saya harus bertindak hati-hati." Itu isi kertasnya. Anza berhenti sejenak mengambil nafas"Dan dengan demikian saya akan merasa yakin Anda-lah orang yang tepat untuk membantu menyelesaikan masalah kami. Kami takut masih ada jaring aneh yang sedang menjerat kami. Dengan sangat memohon, bantulah kami dan berhati-hatilah.
Anda dapat menyelidiki di kawasan perumahan komplek Jiakur, lebih tepatnya ada di dalam sebuah gang..
Sekali lagi kami memohon,
Salam Hormat, Keluarga Em'" Anza selesai membaca dan menatap kelima kawannya yang terdiam mendengarkan dengan serius"Kami? Seberapa banyak yang terlibat?" -Reza
"Maksudnya 'jaring aneh'?" -Rayhan
"Masalah apa yang di maksud ini?" -Audzi
"Yakin kalo mereka butuh pertolongan? Apa ini cuma keisengan?" -Hanna
"Bagaimana kertas itu bisa tertempel di sana jikalau mereka memang butuh pertolongan? Dan kenapa harus ada kotak ini?" -Rizky
Anza terdiam kikuk. Bagaimana ia harus menjawab pertanyaan teman-temannya sementara ia pun juga bingung?
"Gue belum bisa jawab pertanyaan kalian itu karena emang gue gak begitu paham dan baru baca pesan ini juga. Dan lebih baik kita bahas sama-sama aja ya.." Jawab Anza akhirnya karena sejak tadi ia di tatap intens oleh kelima kawannya
Mereka terdiam cukup lama sampai sebuah ketukan pintu mengembalikan kesadaran mereka..
"Siapa itu?" Gumam Audzi
"Setan? Psyco? Siapa pun yang bukain pintu, mungkin bakal mati terbunuh.." Celetuk Hanna
"Huss! Ngomongnya! Biar gue cek!" Ucap Anza
"Gue ikut!" Pinta Rayhan
Kriekk..
"Siapa ya?" Tanya Anza setelah tuntas membuka pintu
"Permisi mba, saya Jean.." Sapa pria itu -Jean-
"Ah, ya.. Ada yang bisa di bantu?" Tanya Anza. Mereka masih berdiri di ambang pintu
Rayhan menyikut Anza bermaksud untuk mempersilahkan tamunya masuk. Awalnya Anza ragu namun akhirnya melakukannya..
"Emm.. Mari masuk dulu.." Ajak Anza memberi jalan, begitupun Rayhan di belakangnya
Anza membawa tamu tak diundang itu ke ruang tamu. Ada tatapan tajam yang di berikan Reza dan tatapan bingung yang di berikan Rizky, Hanna dan Audzi
"Siapa An?" Bisik Audzi di tanggapi gelengan kecil oleh Anza
"Jadi, mas. Ada perlu apa?" Tanya Anza to the point setelah mempersilahkan tamunya duduk di sofa
"Saya di sini hanya ingin menghimbau adik-adik untuk hati-hati di sini. Akhir-akhir ini terjadi banyak penculikan.." Jelas Jean
"Maksud Anda?" Tanya Hanna
"Ya, telah terjadi 5 penculikan di sini. Dan saya berharap adik-adik tidak menjadi korban lagi.. Villa ini telah terkena beberapa kasus, namun yang punya villa tetap berusaha menjualnya atau menyewanya kembali.. Jadi sekali lagi, kalian hati-hati ya.." Jelas Jean
"Maksud Anda, pemilik villa ini yang membuat masalah?" Tanya Anza
"Bukan begitu-"
"Kalau memang terjadi kasus itu, mengapa tidak di selidiki dan di cegah?" Tambah Anza meninggikan suaranya dan memotong pembicaraan Jean tadi
Anza di senggol berjama'ah oleh kelima temannya karena sikapnya yang sedikit lancang tadi..
"Eumm.. Maaf, saya tidak bermaksud lancang,," Ujar Anza pelan dan menghela nafas pelan lalu menundukkan kepalanya
"Tak apa. Lagi pula saya di sini hanya ingin menghimbau adik-adik di sini untuk berhati-hati karena saya tidak bisa berbuat banyak.. Sekali lagi saya minta maaf, saya permisi.." Ujar Jean dan pamit
Audzi dan Hanna menuntun Jean ke depan pintu. Setelah Jean pergi, mereka menutup pintu dan kembali berkumpul..
"Udah, An! Jangan nangis.." Ucap Hanna dan terkekeh diikuti yang lain. Anza mendongak dan menatap kelima temannya dengan serius..
" 'tidak bisa berbuat banyak' maksudnya itu apa?" Tanya Anza membuat yang lain terdiam
"Apa tentang kotak itu dan Jean berhubungan? Lalu kasus penculikan itu?" Tanya Anza lagi
"Aduhh! Gue rela bayar banyak buat beli nih villa! Malah kena masalah!" Ujar Audzi menepuk keningnya frustasi dan beranjak pergi mengambil minum
"Dan kita terlibat dalam masalah aneh ini. Bagus sekali!" Sahut Reza
Keadaan kembali hening, sibuk dengan pikiran masing-masing..
...
Keterangan :
1) Steganografi adalah seni dan ilmu menulis pesan tersembunyi atau menyembunyikan pesan dengan suatu cara sehingga selain si pengirim dan si penerima, tidak ada seorang pun yang mengetahui atau menyadari bahwa ada suatu pesan rahasia
2) Reagen adalah zat atau senyawa yang ditambahkan ke sistem dalam rangka untuk membawa tentang reaksi kimia atau ditambahkan untuk melihat jika reaksi terjadi
Sorry deh kalo agak aneh teka-tekinya :v Lagi belajar..
Beri penilaiannya yougss :v
Dengan Vote & Vomment nyaa :3Salam
AF~
KAMU SEDANG MEMBACA
Enam Detektif [END]
Mystery / ThrillerRayhan, Rizky, Reza, Anza, Hanna, dan Audzi adalah enam sekawan yang selalu bersama. Perbedaan karakter mereka justru menjadi suatu pelengkap di enam sekawan itu. Saat libur sekolah tiba, salah satu diantara mereka mengusulkan untuk berlibur bersam...