Alhamdullilah, keenam sekawan itu kembali ke villa dalam keadaan hidup. Ketiga pria mengalami beberapa cedera ringan, sedangkan ketiga gadis hanya luka lebam biasa.
"Kenapa harus kembali ke villa? Lo tau kan bisa aja mereka nyerang kesini?" Tanya Anza melihat Reza dan Rayhan turun dari mobil. Yang lain ikut turun dari mobil..
"Kita pergi dengan sepeda yang ada di garasi, hal ini berguna untuk mengalihkan perhatian mereka. Jika kita menggunakan mobil, itu malah makin mempersulit kita. Paham maksud gue?" Terang Reza
"Di mengerti." Sahut Anza. Mereka pun pergi ke garasi..
"Kalian duluan aja.. Gue masih harus nyari sesuatu di dalem.." Tambah Reza lagi. Mereka semua pun patuh
Hanna, Anza dan Rayhan mengayuh sepedanya masing-masing.. Audzi pun seperti sebelumnya di bonceng Rizky..
Reza kembali ke gudang dengan langkahnya yang cepat,, Mencari kotak hijau tua yang sebelumnya di temukannya. Dengan rasa jijik, ia mengambil beberapa potong bagian tubuh dan menyebarkan bercak-bercak darah sampai ke suatu tempat. Mengapus sidik jarinya dan teman-temannya lalu beranjak pergi.
Saat hendak keluar, di dengarnya suara mesin mobil dan langkah kaki seseorang mendekat. Dengan cepat ia bersembunyi di balik pintu kamarnya..
"Hei, kalian yakin mereka kembali ke villa ini?" Ujar salah satu pria di sana
"Sstt.. Kemungkinan mereka di sini.. Lihat! Ada bercak darah, mungkin saja mereka terluka dan melewati jalan ini.." Jawab pria lainnya
"Ini mungkin hanya kamuflase.."
"Oh ayolah! Bisa kita biarkan saja mereka?"
"Tentu tidak. Bagaimana jika mereka melaporkannya pada pihak berwajib?"
"Bukankah kita sudah biasa mengatasi hal itu?"
"Ya, tapi anak-anak ini nampaknya tak bisa di remehkan.."
Reza masih berdiri di tempat. Menajamkan seluruh indranya. Mendengarkan secara detail semua percakapan itu dan merekamnya..
"Kita berpencar!" Perintah sang komando
Reza masih di tempat. Ia merasa ada yang memasuki ruangannya. Di lihatnya seorang pria dengan senapan AK47
Ini berbahaya untuknya.
Reza melihat keluar ruangan, keadaan aman. Ia pun bergegas kabur..
"Hei!" Teriak pria yang masuk tadi melihatnya. Reflek Reza menyerangnya dan mengambil senapan itu. Lalu beranjak keluar menuju garasi. Dadanya tiba-tiba nyeri lalu satu tembakan terdengar dan itu mengarah nyaris mengenai kakinya..
Sampai di garasi, ia memasuki mobil dan melajukannya dengan cepat. Dan ia pun lolos
...
"Aduh! Ini Reza mana dah?" Ujar Audzi yang sejak tadi mondar-mandir. Khawatir.
"Yahh.. Semoga aja ia tak apa.." Sahut Rizky yang daritadi bosan mendengar keluh resah gadis itu
Anza dan Hanna sedang khusyuk tidur karena lelah. Rayhan memperhatikan sekitar, sekaligus melihat kedatangan Reza nanti. Audzi sibuk berceloteh sendiri, walau terkena bentakan Rayhan. Itu sama sekali tidak membuatnya berhenti mengoceh
...
Reza melajukan mobilnya entah kemana. Rasa nyeri di dadanya makin menjalar ke seluruh tubuhnya. Ia sempat membawa tas gendongnya yang berisi barang bukti untuk nanti..
Dan sekarang ia bingung, dimana teman-temannya sekarang? Reza sangat membutuhkan mereka sekarang
"Sh*t!" Umpatnya kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
Enam Detektif [END]
Mystery / ThrillerRayhan, Rizky, Reza, Anza, Hanna, dan Audzi adalah enam sekawan yang selalu bersama. Perbedaan karakter mereka justru menjadi suatu pelengkap di enam sekawan itu. Saat libur sekolah tiba, salah satu diantara mereka mengusulkan untuk berlibur bersam...