Keadaan kembali hening, sibuk dengan pikiran masing-masing..
"Hei, menurut kalian ini aneh gak sih?" Bisik Anza pada Reza, Rayhan dan Rizky
"Iya, aneh memang.." Respon Rayhan
"Gue gak ngerasa aneh. Eh, mendingan gue nenangin Audzi aja dah.." Ucap Rizky dan menghampiri Audzi
"Pacarin Riz, pacarin!" Teriak Reza datar
"Lo cemburu Za?" Tanya Rayhan
"Lah paan sih!" Respon Reza
"Ini apaan sih? Gue lagi ngomong serius juga!" Sahut Anza
"Kenapa lo An? Cemburu juga?" Tanya Rayhan pada Anza
"Yang ada elo keknya yang cemburu. Makanya jan jomblo!" Jawab Anza
"Lo jomblo juga kan? Kita jadian aja yuk!" Ujar Rayhan
"Jijik gue sumpah! Jadian aja lo ama Reza!" Ucap Anza
"Gue bukan homo!" Sahut Rayhan
"Dih! Gue juga geli!" Respon Reza
"Oii! Udah ah bercandanya.." Ucap Anza mengalihkan dan memutar bola mata malas
"Iya iya, trus kita bisa apa emang?" Tanya Reza
"Hmm.. Kita selidiki aja gimana? Jadi detektif dadakan?" Tanya Anza semangat
"Apaan?" Respon Rayhan sedangkan Reza hanya menatapnya
"Gimana? Tanya Anza sumringah
"Hmm.. Boleh aja, tapi emang kita bisa?" Jawab Reza sekaligus bertanya
"Bismillah!" Sahut Anza senang
Lalu di lihatnya Rizky yang asik mondar mandir sambil membawa kaca pembesar..
"Ngapain lo Riz?" Tanya Rayhan, Rizky menoleh
"Jadi detektif kan? Biasanya bawa kaca pembesar trus jalan mondar mandir, selalu liat ke bawah. Nemu sesuatu, seketika masalah kelar. Ya kan?" Jelas Rizky
Bletakk!
"Adaww..!" -Rizky
"Bukan begitu bloon!" Ujar Audzi yang tadi memberinya elusan(?) di kepalanya
"Oh iya! Kertas tadi mana? Gue mau baca lagi!" Ujar Anza dan duduk di sofa
"Hmm.. Bentar, gue rasa ada orang yang merhatiin kita." Bisik Rayhan sangat pelan dan ia jalan bolak-balik di ruang tamu dan melihat sekeliling seperti orang gila..
Dan saat Audzi ingin membuka suara, tiba-tiba ia menendang kearah jendela besar yang tertutupi horden hingga kacanya pecah,
Panik? Tentu saja.
Cepat, mereka semua menghampiri jendela itu, 3 orang diantara 4 orang yang di tendang Rayhan tersungkur di tanah. Satunya sedang berusaha menolong temannya.."WOI! SIAPA LO?!" Bentak Rayhan dan melompat keluar jendela dan menyerang secara ganas pada ketiga pria yang mulai bangkit itu
Satu yang tidak terluka berusaha melarikan diri, namun ia segera di kejar oleh Reza. Dan terjadilah pertarungan kecil di sana..
Rizky ikut membantu Rayhan menghajar ketiga pria itu.
Jadi, Rizky melawan satu pria itu dan Rayhan mendapat bagian dua..Para gadis hanya memperhatikan, Audzi yang berteriak histeris, Hanna yang merekam perkelahian itu dan Anza yang celingak-celinguk mencari sesuatu untuk membantu..
"Akh!" Pekik Rayhan ketika di tendang rahang belakangnya..
Anza reflek mengambil pecahan kaca yang cukup besar dan mengarahkannya pada salah satu musuh yang menyerang Rayhan, lalu ia pun sedikit menyayat leher musuh itu dan menusuk punggungnya.
Musuh atau pria itu mengerang kesakitan, tusukan Anza cukup dalam..Rayhan memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerang dan membuat pingsan musuh satunya
Reza telah berhasil melawan dan sedang menggotong lawannya tadi itu untuk di bawa masuk kedalam..
Rizky pun melakukan hal yang Reza lakukan..Kemudian, arah pandang Audzi, Hanna dan Rayhan mengarah pada kedua telapak tangan Anza yang luka dan berdarah. Nampaknya, pecahan kaca tadi juga melukainya..
"Ck! Jangan sok nolongin kalo akhirnya lo juga ikutan luka!" Bentak Rayhan dan menyeka darah yang sempat keluar dari mulutnya
"Cuma berniat baik, lagian ini gak sakit. Gue bahkan gak ngerasa kalo tangan gue ini luka" Sahut Anza. Rayhan menghampiri dan sedikit menekan luka di telapak tangan Anza. Anza teriak tertahan kesakitan..
"Sakit?" Tanya Rayhan datar, Anza hanya menatapnya tajam
"Salah sendiri.." Tambah Rayhan lalu masuk ke dalam lebih dulu dengan menggotong dua pria yang sudah tak sadarkan dan yang melawannya tadi..Sebelumnya Anza menggerutu tak jelas karena perlakuan Rayhan..
Lalu, Audzi dan Hanna menghampiri Anza dan membawanya masuk.. Sebelumnya, Audzi berbisik pada Anza
"Dia marah pertanda dia peduli" Lalu mendapat tatapan tajam dari AnzaDi dalam, telapak tangan Anza sedang diobati oleh Hanna dan Audzi lalu di perban..
Para lelaki sedang mengikat lawannya tadi itu, satu yang terkena luka tusuk mengalami pendarahan cukup parah, tapi segera terselamatkan oleh teman mereka seorang calon Dokter, Audzi..Keempat pria yang menyerang tadi, diikat kuat-kuat oleh Rayhan. Dua jam menunggu hingga pria asing itu bangun
"An, lo lagi mikir apa?" Tanya Hanna melihat Anza yang termenung lalu ikut duduk di sampingnya..
"Tentang pesan itu, Jean, kasus penculikan dan empat orang ini.. Gue gak paham dan pusing buat mikirin ini. Niatnya kita ke sini kan buat liburan, dan lagi gue ngerasa deja vu ngeliat empat orang pria ini.." Jelas Anza dan menghela nafas lelah
"Deja vu? Empat orang ini? Mereka mantan lo?" Celetuk Audzi di samping kiri Anza
Bletakk!!
"Aw!" -Audzi
"Akh!" -Anza
"Yehh, tangan lo lagi sakit ngapain sok jitak gue?" Ucap Audzi mengelus kepalanya
"Lagi elo ngomong sembrono!" Sahut Anza mengelus tangannya
"Busehh.. Ngapa jadi ribut gini sih?" Ucap Hanna tertawa kecil
"Ehh,, Sstt.. Para cewek diem! Mereka udah bangun!" Ujar Rizky membuat ketiga gadis bungkam dan menatap empat pria asing itu..
...
Gue stresss :v
Ini gak sesuai dengan judul chapternya dah, iya kan? .-.Beri penilaiannya yaa :v Dengan Vote & Vomment :3
Salam
AF~
KAMU SEDANG MEMBACA
Enam Detektif [END]
Mystère / ThrillerRayhan, Rizky, Reza, Anza, Hanna, dan Audzi adalah enam sekawan yang selalu bersama. Perbedaan karakter mereka justru menjadi suatu pelengkap di enam sekawan itu. Saat libur sekolah tiba, salah satu diantara mereka mengusulkan untuk berlibur bersam...