Pemecahan

2.1K 165 1
                                    

Petualangan kembali di mulai!

Reza berdiri di bonceng Rizky. Sedangkan Rizky mengayuh sepedanya dengan cepat

Rasa pening di kepala mulai di rasakan Reza..

"Za..? Lo oke?" Tanya Rizky khawatir. Mengingat pegangan Reza di bahunya mengencang

"Hn. Jalan aja, biar gue hubungin yang lain.." Jawab Reza tetap tenang. Ia membuka ponselnya dan mengirim pesan singkat untuk Rayhan

Reza : Ray, lo sama yang lain pergi ke kantor polisi terdekat. Nanti gue hubungin lagi lebih lanjut. Hati hati.

Rayhan : Ada apa? Kenapa? Lo dimana? Di sini, cewek-cewek nge-khawatirin lo..

Balasan Rayhan, sebuah senyum kecil terukir di bibir Reza lalu ia terkekeh. Dan ia menutup ponselnya tanpa membalas pesannya lagi

...

"Eh, gue baru aja dapet pesan dari Reza.." Ucap Rayhan membuka pembicaraan pada ketiga gadis itu

"Apa katanya? Dimana dia? Dia baik gak? Kok belum ke sini? Keadaannya gimana? Kok dia gak ngirim pesan ke gue?" Audzi menyahut dengan cepat dan banjiran pertanyaannya. Anza dan Hanna menatapnya tajam, Rayhan menghela nafas bosan

'Wanita, memang merepotkan.' Pikir Rayhan

"Jadi, apa katanya?" Tanya Anza membuka pembicaraan serius, kini menatapnya

"Yahh.. Dia bilang kita harus ke kantor polisi sekarang dan hati-hati. Dia bakalan ngabarin lagi ada apa dan mengapa.." Terang Rayhan membalas tatapan Anza

"Ekhem! Hanya itu pesannya?" Tanya Audzi

"Ya, gak di bales lagi.." Jawab Rayhan

"Yaudah cabut yok!" Sahut Audzi

Mereka pun beranjak dan menaiki sepedanya masing-masing. Kali ini, Audzi di bonceng Anza. Dengan keterpaksaan yang amat sangat terpaksa ia mengiyakannya. Jikalau Rayhan sedang tidak dalam kondisi terluka. Mungkin ia sudah menyuruhnya untuk di bonceng Rayhan saja.. Hanna menolak mentah-mentah ketika Audzi mau membonceng dengannya..

"An, lo ngapa diem?" Tanya Audzi

"Mikirin rencana kita. Agak menyimpang sih sama rencana awal kita, tapi mungkin Reza mau kita bertindak cepat.." Jawab Anza. Audzi hanya ber'oh' ria tak paham

Selama di perjalanan menuju kantor polisi yang terbilang cukup jauh juga. Audzi sibuk mengoceh tentang apaaaa saja. Telinga Anza memanas mendengarnya, dan lagi Hanna ikut menyahutinya sambil terkekeh

'Menyebalkan' pikir Anza

...

Reza dan Rizky masih setia mengikuti mobil itu. Nafas Rizky mulai terengah pertanda ia lelah

"Biar gue aja deh kalo lo capek.." Ucap Reza

"Hahh.. Lo berat juga Za.. Hahh.." Ujar Rizky menanggapi ucapan Reza

"Ya jelaslah pinter! Gue kan laki!" Sahut Reza

Tak butuh waktu lama mereka mengikutinya, mobil yang mereka ikuti berhenti di suatu gang komplek Jiakur. Tempat yang sudah amat mereka kenali. Anehnya, kali ini gang itu memiliki semacam pintu di depannya. Orang-orang turun dari mobilnya. Reza dan Rizky bersembunyi di suatu tembok perumahan

Mobil itu kembali melaju. Entah kemana kali ini perginya. Buru-buru Reza kembali mengirim pesan untuk temannya sampai sebuah suara tembakan mengejutkan mereka

...

Di kantor polisi, keempat sekawan itu pun masuk. Entahlah, tiba-tiba suhu di ruangan itu merendah. Dingin.

Enam Detektif [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang