Pandangan mereka berenam fokus menatap enam pria asing itu yang masih bergulat dengan alam bawah sadarnya..
"Uhukk!! Nghh.."
"Shhh.. Ini, dimana?" Ujar salah satu dari mereka dan mengerjapkan matanya
"Ohayou.. Tidur nyenyak kah?" Ucap Anza membuka pembicaraan
Keempat pria itu terjaga sepenuhnya, mereka mendongak dan di lihatnya keenam remaja putra-putri yang sedang tersenyum manis pada mereka
"Halo om-mbah-kakek.." Sapa Rizky dan melambaikan tangannya
"Hai pak tua!" Sapa Audzi dan Hanna kompak
"Ini apa sih malah nyapa!" Bentak sang komando. Reza.
"Maaf ya om-om semua.. Kami di sini tidak akan melukai, hanya ingin bertanya.." Ujar Reza ramah membuka pembicaraan yang serius
"BOCAH TENGIK!! LEPASIN WOII! GAK SOPAN BEGINI SAMAA ORANG YANG LEBIH TUAA!!" Bentak seorang pria dengan bentuk tubuhnya yang sedikit berotot dan berusaha melepaskan ikatannya. Enam sekawan itu tersentak kaget.
"Ehhh.. Udah tua jangan marah-marah lah, tambah tua jadi apa ntar!" Celetuk Anza
Keadaan hening. Hawa dingin dan mengerikan mulai menyebar. Empat orang asing itu pun terdiam kaku, pasalnya dengan ekspresi laknat keenam sekawan itu mengeluarkan sebilah silet dan dimainkannya. Sampai Reza yang bertanya lebih dulu..
"Apa yang sedang kalian lakukan di luar sana tadi?" Keempat pria itu terdiam, tidak ada yang membuka mulut..
"Oke, gak masalah ini gak usah di jawab. Tapi resikonya, kulit kalian akan terluka karena silet tajam ini!" Desis Reza tajam
Crastt!!
"Arghh!"
Satu tusukan sukses Reza lakukan pada bahu pria berotot tadi..
"Yakk.. Za! Jangan maen nusuk-nusuk aja dong, kan sakit itu!" Celetuk Anza sambil mengerutkan keningnya. Membuat dia menjadi pusat perhatian sekarang..
"Sekali-kali gpp lah.." Ujar Reza santai
"Tapi lo ngelanggar janji tadi. Bukannya lo bilang tidak akan melukai dan hanya ingin bertanya?" Tanya Anza tak di hiraukannya, membuat Anza mendengus kasar
Dan kini Reza menatap pria kedua dengan ciri tampang lumayan dan masih muda
"Pertanyaan kedua.. Siapa bos kalian? Dan apa mau kalian?" Tanya Reza dingin bahkan dengan tatapan tajamnya
Pria itu terkekeh
"Harus di jawab? Ini bukan urusan kalian bocah!" Jawab pria ituCrastt!!
"Arghh!"
Lagi dan lagi Reza menusuk bahu pria itu..
"Reza! Lo bisa aja nusuk organ vitalnya trus malah bikin dia mati.." Ucap Audzi yang juga merasa kasihan
"Gak ahli lo introgasi! Biar gue aja!" Sahut Anza dengan gemas
"Oke,, Jadi, apa kalian ada hubungan dengan pemilik villa ini?" Tanya Anza lembut dan menatap keempat pria itu. Mereka diam, tak ada yang membuka mulut
"Oh, ayolah! Kalian punya mulut kan? Setidaknya jawab pertanyaan kami!" Ujar Anza dengan nada sedikit tinggi
"Baiklah.. Kami akan menjelaskan sedikit,," Ucap salah seorang pria yang tidak terluka setelah keheningan yang mengisi ruang itu.
'Ditanya cewek, baru mau! Dasar!' Pikir Rayhan dan Rizky
"Cepat katakan!" Desis Reza dan mendapat senggolan berjama'ah dari kelima temannya
"Aku datang. Dan aku pergi. Aku hadir pada nafas pertamamu. Kau tidak memintaku. Tapi aku mengikutimu. Sampai mati.
Langkah antara ruang ilmu.
Datang, ambil dan pergilah.." Jelas pria itu sarkas. Setelah itu ia diam dan tertundukSetelah penjelasan aneh itu dan serbuan beribu pertanyaan dari keenam detektif itu. Sebuah benda menggelinding ke dalam. Tak lama, kumpulan asap menyebar membuat mereka yang ada di dalam terpekik kaget
"Ya ampun! Ini berbahaya! Jangan bernafas!" Teriak Rizky memerintahkan, kelima temannya pun patuh
Seseorang masuk dan bergerak dengan gesit menyerang siapa pun yang menghalangi dan berusaha menolong keempat temannya yang di sandera itu
Anza dan ketiga pria temannya menyerang pria misterius itu, namun bernasib mereka terkena serangan dadakan darinya. Tak terkecuali Anza..
Saat Anza bertemu muka dengan pria misterius itu, ia terdiam kaku. Nyaris sebuah pukulan mengenainya jikalau ia tidak segera di tarik Reza..
"Uhukk!! Kalian.. Bersembunyilah,," Ucap Reza parau. Anza patuh dan mencari Hanna dan Audzi untuk bersembunyi
Namun, di dengarnya teriakan Audzi yang ternyata ia di bawa paksa oleh pria misterius itu..
Terjadi pertarungan singkat oleh Reza, Rayhan dan Rizky.. Namun, keempat pria yang tadi terikat mulai bebas dan menyerang mereka bertiga seolah dendam akan yang terjadi padanya tadiReza dan Rayhan melawan tiga diantaranya dan Rizky sisanya..
Teriakan Audzi memelan, tanda bahwa ia sudah di bawa kaburRizky yang berusaha mengejar dan menolong pun ikut tertangkap..
Pertarungan terjadi kembali, namun tak bertahan lama. Karena Reza dan Rayhan sudah terkena pengaruh asap bius itu dan tak sadarkan diri.. Lalu orang misterius itu pun melarikan diri begitupun empat pria asing lainnya..Anza dan Hanna yang bersembunyi dengan baik memperhatikan kejadiannya dan berusaha menahan nafas selama mungkin..
Tapi, tatapan kesedihan, kekecewaan, kemarahan, dan dendam terlihat jelas di mata Anza ketika melihat seseorang yang menyerang tadiLalu Anza dan Hanna keluar dari persembunyiannya begitu merasa keadaannya aman..
Mereka melihat keadaan Rayhan dan Reza yang terluka dengan beberapa luka tusuk di tubuhnya...
"Sial! Apa yang sebenarnya mereka mau?! Kenapa harus menyerang seperti ini?!" Gerutu Anza saat ia dan Hanna mengobati luka tusuk Reza dan Rayhan
"Entahlah.. Tapi, apa luka tusuk yang mereka alami ini parah?" Tanya Hanna yang merespon ucapan Anza sekaligus bertanya
"Luka tusuk yang di terima Reza nyaris mengenai jantung, sedangkan Rayhan nyaris terobek ginjalnya.." Terang Anza
"Baiklah, haruskah kita bawa mereka ke rumah sakit? Karena gue takut mereka kekurangan darah.." Sahut Hanna
"Caranya? Gue gak bisa nyetir mobil.. Lo bisa?" Ucap Anza, sekarang luka tusuk mereka sudah terobati dengan baik
"Biarkan mereka istirahat.. Walau gue juga khawatir, kita lihat perkembangannya besok.." Tambah Anza
"Besok?! Bagaimana jika tiba-tiba kita di serang..?" Tanya Hanna. Mereka berdua saling pandang cukup lama
"Buat perangkap..?"
...
Beri penilaiannya youngss :v
Dengan Vote & Vomment nyaa :3Salam
AF~

KAMU SEDANG MEMBACA
Enam Detektif [END]
Mystère / ThrillerRayhan, Rizky, Reza, Anza, Hanna, dan Audzi adalah enam sekawan yang selalu bersama. Perbedaan karakter mereka justru menjadi suatu pelengkap di enam sekawan itu. Saat libur sekolah tiba, salah satu diantara mereka mengusulkan untuk berlibur bersam...