Chapter 2

783 125 24
                                    

Gadis itu mengangguk paham. Setelah punggung Taemin hilang dibalik pintu Naeun melakukan yang diperintahkan padanya.

Ia masuk kedalam kamar mandi yang berada dalam kamar ditunjuk Taemin.

Setelah lebih dari dua puluh menit ia keluar dengan rambut basah dan jubah mandi yang menutupi tubuhnya. Tak lupa handuk kecil yang ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya ditangan kanan.

Kriet.

Pintu kamar terbuka membuat gadis itu sedikit terkejut.

"Pakai ini" ucap Taemin sembari mengulurkan sebuah kantong karton dihadapan gadis itu.

"Tak mungkin kau memakai baju robek dan kotor itu didalam apartmentku atau memakai jubah mandiku sepanjang hari bukan? Jadi tak usah berekspresi seperti itu dan cepat kenakan" lanjutnya kemudian hilang dibalik pintu didetik berikutnya.

"Jadi dia keluar untuk ini? Daebakk.. katanya tak mau repot.." gumam gadis itu. Kemudian mengeluarkan baju dari dalam kantong karton itu.

"Eh? Ini.. kenapa dress?" Tanyanya bingung ketika melihat pakaian yang dimaksud Taemin.

Sebuah mini dress sedikit diatas lutut berwarna hitam bermotif polkadots putih. Juga ada flat shoes berwarna hitam didalamnya. Apa ini? Dia mengajaknya kencan atau apa?.

"Bukankah seharusnya ia membelikan sebuah kaos dengan celana jeans atau training untuk ukuran tamu tak diundang sepertiku yang ia kira gembel?" Lanjutnya bermonolog. Kemudian ia tak ambil pusing dan mulai mengenakan pakaian itu.
.
.
.

Setelah sepuluh menit kemudian barulah gadis itu keluar dari kamar Taemin.

"Y-yah.. t-tidakkah ini a-aneh.. memberikanku dress seperti ini?" Tanya gadis itu gugup setelah mendapati Taemin yang duduk sembari memainkan remote ditangannya.

"Ani.. Itu karena aku mau makan diluar.." jawabnya

"Mana mungkin aku makan dengan seseorang yang berpakaian gembel" gumamnya pelan tapi gadis itu masih bisa mendengarnya

"M-mworagu?"

"Eopseo!. Kalau sudah selesai cepatlah" ucapnya kemudian

...OTS...

Rintik hujan perlahan membasahi bumi. Rintik-rintik kecil yang berubah menjadi butiran-butiran air yang banyak. Pejalan kaki yang tak tahu akan hal ini hanya bisa berlari dan mencari tempat berteduh dengan tangan diatas kepala. Padahal sudah tahu jika hujan tetap akan membasahi mereka, mereka tetap melakukan hal percuma itu. Apa itu sebuah trend adat atau semacamnya? Kenapa mereka tak melihat ramalan cuaca sebelum bepergian?

"Yah.. berhenti memandang jalanan. Makanlah, nanti makananmu dingin"

Suara lelaki itu membuyarkan pikiran anehnya. Sebagai respon ia hanya mengangguk pelan dan mulai mengambil sumpit yang berada didekatnya. Ia mulai mengambil makanannya namun belum sampai mulutnya merasakan nikmatnya makanan mahal itu

Prang!

sumpit telah beradu dengan piring. Membuat beberapa pasang mata yang ada didekat mereka memandang heran dan risih. Namun didetik berikutnya mereka kembali mengabaikan keduanya. Dilain sisi Taemin yang ada didepannya membelalak terkejut dan sedikit malu.

On The Street (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang