Chapter 3

743 118 12
                                    

Hampir seperempat jam kesunyian berkuasa didalam mobil itu sejak mereka dikejar mobil jepp tadi sampai

"Mianhae" Ucap Naeun ㅡdengan kepala yang tertundukㅡ memecah keheningan.

"Untuk?" Taemin bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan didepannya.

"Karena telah membuatmu ikut terlibat dengan semua ini... aku benar-benar minta maaf. Kau pasti sangat kesal kan? Aku minta maaf untuk itu" jawab Naeun setelahnya.

Taemin menghela napasnya.

"Tentu saja, siapa orang yang tidak kesal terlibat dengan masalah merepotkan seperti ini didalam hidupnya. Apalagi ini menyangkut nyawa dan semua terjadi begitu saja." Ucap Taemin kemudian.

"......" Naeun terdiam. Tak berani merespon, karena hal itu memang benar adanya. Pertanyaan bodoh apa yang sudah ia ucapkan tadi. Sangat lucu menanyakan sesuatu yang sudah jelas jawabannya.

"Tapi tak masalah, mungkin suatu saat nanti kau bisa menolongku sebagai balasannya" lanjut Taemin datar.

Naeun mendongak, menatap lelaki yang tengah mengemudi itu dengan pandangan tak percaya. Tak menyangka saja dengan yang diucapkan lelaki ㅡyang sepertinya sombongㅡ itu.

"Gomawo" seulas senyum tercetak dibibir peach-nya. Tentu saja ia harus mengatakan itu, sudah dimaafkan dan ditolong pula.

"Eumm" responnya datar.

...OTS...

Ruangan bernuansa putih dengan dinding kaca yang membatasi ruangan itu dengan ruangan disampingnya mulai dimasuki beberapa orang.

Naeun mengambil tempat duduk yang menghadap dinding kaca sedangkan seorang lelaki yang pernah ia lihat kemarin ㅡketika ia datang kesiniㅡ duduk menghadap dirinya.

"Selamat pagi" ucap lelaki yang memperkenalkan dirinya sebagai detective Lee itu.

"Se-selamat pagi" Naeun membalas dengan canggung.

"Baiklah, tak usah tegang begitu. Kau hanya perlu menceritakan yang kau tahu saja padaku. Okay?" Ia berucap dengan santai

Haha..

Manusia normal mana yang tidak tegang dan bisa bersantai saat berada diruang interogasi pagi-pagi begini? Hanya orang-orang bermental baja dan bermental pshyco saja yang bisa bersantai diruangan ini. Okay. Mungkin terdengar sedikit berlebihan tapi itulah kenyataan yang Naeun pikir selama ini. Mungkin semua orang begitu.

Sudahlah.

Lupakan.

Naeun menarik napasnya kemudian menghembuskannya perlahan. Kebiasaan yang ia lakukan ketika ia dalam keadaan tegang.

"Malam itu....."

Flashback on

Bintang tertutupi awan, langit yang gelap dengan gemuruh petir yang sesekali berteriak nyaring. Tak lama setelahnya hujan turun perlahan namun pasti secara bertahap berubah deras.

Jam di dinding baru menunjuk angka 09.22 malam. Namun mata rasanya begitu berat. Gadis itu ㅡNaeunㅡ beranjak dari sofa empuk yang didudukinya menuju kamar.

"Kau sudah mengantuk?" Begitu pertanyaan dari sang adik menginterupsi langkahnya ia membalikkan badan.

"Eoh, aku tak tahu kenapa tapi aku benar-benar mengantuk"

On The Street (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang