Chapter 4

697 113 5
                                    

Ruangan yang sengaja diberi cahaya minim itu diselimuti aura tegang yang kentara. Ketiga orang yang tengah berdiri dalam posisi siap itu meneguk ludahnya dengan susah payah. Bahkan mereka tak bisa menerka pikiran orang yang duduk dibalik kursi tinggi dihadapan mereka.

Cucuran keringat dingin menuruni pelipis tatkala kursi tinggi itu berputar. Menampakan seorang lelaki dengan aura mengintimidasi disana. Matanya terpejam dengan kedua tangan yang jarinya saling bertautan menopang dagunya.

"Jadi...." ia berucap sangat tenang dengan posisinya yang tak berubah sedikitpun. Namun ketiga orang itu tak tenang. Mereka bahkan merasa makin sulit untuk bernapas.

Perlahan ia membuka matanya. Menampakkan sorot mata yang tajam nan kosong. Tangannya yang semula menopang dagu kini ㅡsalah satunyaㅡ beralih mengetuk-ngetuk meja kaca didepannya. Seolah-olah sebagai detik jam yang siap merenggut nyawa siapapun yang terlambat bergerak.

".....kalian membiarkannya lolos? Begitu?" Tanyanya dengan nada yang perlahan memberat pada tiap kata yang ia lontarkan.

Ketiga orang dihadapannya terkesiap. Mencari jawaban yang harus bisa menyelamatkan nyawa mereka detik itu juga.

"Tidak. Bukan begitu boss, waktu itu lampu merahㅡ"

Brakk!

"Kalian itu penjahat sampah! Untuk apa mematuhi peraturan lalu lintas sialan itu eoh?" Ia tak berteriak hanya berucap dengan nada berat. Membuat ketiga orang didepannya makin bergidik.

Ia memejamkan matanya kemudian kembali membukanya. Menyajikan tatapan tajam yang seolah-olah mampu menghunus dan membelah objek didepannya.

"Seminggu.." ia menggantung kalimatnya. Ia menaikkan alis kanannya. Mata tajamnya menatap satu-persatu anak buahnya.

"...bukankah itu cukup?" Lanjutnya yang disambut teriakan setuju dari ketiga anak buahnya.

Setelah anak buahnya menghilang dibalik pintu. Seringaian tercetak jelas dibibirnya. Perlahan melebar dan akhirnya ia terkekeh. Entah apa yang menurutnya lucu.

...On The Street...

"Sudah selesai?" Tanya Taemin pada Naeun yang tengah berdiri dihadapannya.

Naeun hanya mengangguk pelan sebagai jawaban atas pertanyaan Taemin. Kemudian ketika mereka hendak pergi...

"Naeun-ssi!" Seseorang memanggil Naeun. Membuat Taemin mengikuti Naeun yang menghentikan langkahnya dan berbalik guna melihat sang 'pemanggil'.

Mengetahui siapa yang memanggil Naeun membuat Taemin mendengus kesal. Ia bahkan memutar bola matanya malas tatklala orang itu melempar senyum yang sebenarnya tak ada gunanya untuk diperlihatkan.

Menyebalkan.

"Maaf mengganggumu. Tapi, aku harus mengirim setidaknya satu atau dua orang-ku untuk menjagamu. Karena aku mendengar bahwa orang-orang itu kembali mengejarmu kemarin. Kami harus melindungi saksi kunci." Jelas Detective Lee kala ia sampai dihadapan Naeun dan Taemin.

"Orang-orangku akan menjagamu. Mereka akan datang ke Apartment Taemin sekarang juga"

"Apa?" Taemin memprotes.

Hei itu apartment-nya. Istananya. Kenapa orang-orang ini dengan seenaknya memasuki wilayahnya. Membawa segala macam bencana yang merepotkan Taemin. Hidupnya lumayan baik dua tahun terakhir ini. Dan sekarang sudah harus terganggu lagi?! Benar-benar mengundang urat kemarahan didahi Taemin untuk menyuarakan pendapatnya.

On The Street (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang