Chapter 6

709 111 21
                                    

"Menunduk!" Ucap Taemin kemudian. Membuat Naeun bingung dengan ucapannya. Kenapa ia harus menunduk?

Clang!

Sebutir timah panas menyapa kaca mobil Taemin. Beruntung keduanya menunduk dan tidak terkena serpihan kaca itu.

Shit!

Taemin mengumpat dalam hati. Kenapa harus disaat seperti ini mereka kembali dikejar? Hei, biarkan Taemin berbaring dikasurnya untuk sesaat. Dasar manusia pemburu nyawa.

Mata Naeun masih membola. Otaknya masih berusaha mencerna apa yang terjadi saat ini. Ia bahkan merasa jika semua ini hanyalah mimpi belaka. Seseorang ayo bangunkan dia dari mimpi buruk berkepanjangan ini!

Dengan segera Taemin kembali menutup pintu mobil dan segera beralih menuju kemudi, Tapi...

"Akh..." Taemin mengerang pelan. Sebuah timah panas berhasil menembus lengan kirinya. Membuat kemeja putih yang ia kenakan berwarna merah.

Sementara Naeun menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Matanya berkaca-kaca. Suaranya tercekat. Ia kembali merutuki dirinya dan segala kesialan yang mengekorinya.

"Sialan! Mereka menggunakan pistol MAC-10!. Mereka benar-benar gila! Bagaimana mereka bisa ada disana?? Apa ditubuhmu telah dipasang pelacak?" Racau Taemin kesal tanpa mengalihkan pandangannya dan terus mengemudi.

"A-aku... tidak tahu. Tapi aku minta maaf atas semua kejadian ini" Cicit Naeun dengan suara seraknya.

Taemin hanya menghela napasnya panjang sebagai respon.

"Bagaimana tanganmu? Sebaiknya kita kerumah saㅡ"

"Tidak! Kita akan ke kantor polisi untuk saat ini" potong Taemin cepat.

"Ge-geundae..."

"Gwaenchanna. Ini hanya luka kecil. Asal tidak menembus kepala atau jantungku, ini lebih baik" ucapnya kembali memotong perkataan Naeun dan diakhiri tawa hambarnya.

Naeun menatapnya tak percaya. Hei! Bagaimana bisa luka tembak seperti itu ia bilang luka kecil?! Apa dia sudah gila? Ya Tuhan, tolong kembalikan kesadarannya!

Itu pasti sakit. Ugh! Ini semua gara-gara aku.

Batin Naeun meringis, air mata kembali menuruni pipi gembulnya. Sesak. Dadanya terasa sesak. Rasanya udara disekitarnya mulai habis. Ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia berusaha menahan tangisnya agar tak pecah tapi semua terlambat. Ia tak bisa menahannya. Ia bukanlah gadis yang kuat dan ia tak bisa berpura-pura kuat. Ia adalah Naeun. Gadis yang terlalu cengeng dan manja, gadis yang tak tahan melihat orang lain terluka apalagi itu karena dirinya.

"Yah! Berhentilah menangis" Taemin berucap, sesekali menatap Naeun yang menangis melalui ekor matanya.

"Hiks.. Mi-mian, semua gara-gara aku. Ji-jikaㅡ"

"Yah, sudah kukatakan jika aku baik-baik saja. Lihatkan buktinya aku masih bisa mengemudi. Ini hanya luka kecil, jika aku tertembak dijantung atau otakku barulah kau menangis. Kumohon berhentilah menaㅡ"

"YAH! Kau sudah gila? Bagaimana bisa kau mengatakan itu hanya luka kecil eoh?!! Hiks.. aku tak mengerti.." Naeun tak bisa melanjutkan kata-katanya. Ia terlalu bingung dan marah dengan semua yang terjadi. Dan lelaki yang baru dikenalnya kurang dari empat puluh delapan jam itu tertembak karenanya dan ia mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja?! Eoh?!

Ia kembali menangis. Mengabaikan ucapan Taemin yang menyuruhnya berhenti menangis dan mengatakan jika ia baik-baik saja.

...On The Street...

On The Street (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang