005|| BAB 1

1.3K 73 51
                                    

I stand a hundred feet
But I fall when I'm around you

-Mercy, Shawn Mendes-

[.]

20 Agustus 2016.

"Diliatin mulu, itu mata bisa copot, loh, Ann."

Ann mendesis pelan. Cewek bernama lengkap Chessa Andini ini kembali mendudukan diri di kursi, setelah sebelumnya mengikuti jalannya doi yang baru saja lewat. Kebetulan memang tempat duduk mereka di dekat jendela.

"Udah deh, lo diem. Itu tugas Biologi cepet kerjain!" perintah Ann seenaknya.

Sekarang tanpa dosa, cewek yang lebih suka dipanggil Ann, dengan double 'n' di belakang, malah seenaknya memainkan permainan Hay Day di ponsel pintarnya.

Karena kesal, Vanya pun menggulung buku tulis bertuliskan love yourself, ke kepala Ann. Urusan Ann bakalan gegar otak atau amnesia, bisa dipikirkan belakangan.

"Ini tugas lo juga, Ann Sayang."

"Aduh! Lo cakep-cakep sangar ya, Van." Ann meletakkan ponsel tadi ke kolong meja.

Sembari memajukan bibirnya ke depan—kesal—ia melihat deretan huruf tentang sistem pencernaan di buku cetak berhalaman setengah rim tersebut. Ah, Ann sendiri hampir muntah membayangkan bab usus dan sebangsanya.

"Ih, gue nggak ngerti!" keluhnya, padahal dia belum sempat membaca satu paragraf pertama.

"Makanya otak lo jangan buat mikirin, Kalva terus!" Vanya kembali memukulkan gulungan buku tulisnya. She's really rude.

"Ya gue punya otak, masa nggak digunain buat mikirin Kalva," ceplos Ann asal.

"Dua tahun lho, Ann. Hampir tiga tahun malah," ulang Vanya diiringi manik mata yang berputar. "Mau sampai kapan nungguin doi yang nggak peka?"

"Bukan salah dia, Vanya. Gue aja yang nggak berusaha."

"Belain aja terus. Kalva itu cowok pendiem pake banget. Mau sampai choco crunch menghujani ladang gandum pun dia nggak bisa ngelihat ke lo."

Semakin lo ngomong gitu, semakin nyesek gue, Vanya.

"Iya, iya," jawab Ann tanpa minat.

"Lagian," Vanya mendekatkan wajahnya ke Ann. Kalau sudah seperti ini nada bicara Vanya pasti berubah menjadi bisikan, "siapa tau selama ini dia udah punya pacar."

Ah, benar juga kalimat Vanya barusan. Kenapa otak Ann tidak berpikir sampai situ.

s-e-p-a-i

Mata elang milik Ann berkeliaran di penjuru lapangan voli. Posisinya sekarang duduk di salah satu bangku panjang dengan keempat teman sekelasnya. Dengan urutan dari kanan; Vanya-Ann-Keita-Citra*.

Lagi-lagi, Ann mengeluh pelan. Rasanya malas bila harus berjemur di bawah terik matahari dengan melakukan passing, smash, untuk mencari nilai.

Olahraga adalah hal yang ada di daftar terakhir dalam hidupnya. Ann benci olahraga. Ia selalu berada paling belakang bila pelajaran olahraga sampai pada praktek lari.

Kalau seperti itu, Ann akan bersatu dengan Keita. Berhubung mereka mempunyai kebencian yang sama, kalau disuruh lari, Ann dan Keita memilih jalan santai. Sedangkan kalau teman-temannya jalan santai, ia dan Keita akan berlari, dan datang lebih dulu daripada teman-temannya.

Sepai [10/10 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang