Mereka bilang aku harus mengikuti kata hatiku.
Lalu, bagian dari hati mana yang harus kuikuti, kalau hatiku yang semula utuh itu telah bersepaian?
Ya. Pecah menjadi kecil dan terserak kemana-mana.
Apalagi, setiap pecahan hati punya luka dan cerita yang berbeda.
Tunjukan padaku, pecahan mana yang harus kuikuti?
-Sepai
[.]
Di sini lah Ann sekarang. Menangis sesenggukan sambil membungkam mulutnya agar tidak menimbulkan suara.
"Kalva kecelakaan gara-gara gue, dan dia kritis gara-gara gue, Di!" teriak Nindy di sela-sela isakannya.
Sebenarnya Ann mau menampar Nindy saat itu juga karena tak bisa menjaga orang yang ia sayang. Tapi Vanya lebih dulu menariknya keluar sebelum Ann kalap.
Ann bersumpah, saat Kalva bangun dari tidur lelapnya, ia akan meminta pertanggung jawaban Kalva karena telah membuatnya menangis akhir-akhir ini.
Kaca kecil di pintu rumah sakit menjadi celah sendiri untuk mata Ann melihat keadaan Kalva.
Laki-laki yang sempat melukai hatinya terbaring tak sadarkan diri di atas bangkar. Ini jauh lebih menyakitkan daripada melihat Kalva tersenyum lebar bersama Nindy.
Apalagi yang dihadapi Kalva sekarang pilihan yang terbaik, hidup atau mati.
Ann ingin masuk. Tapi ia tidak mau menggangu ketenangan Kalva yang tertidur di atas sana. Belum lagi kemungkinan Ann yang akan histeris saat melihat Kalva.
Baju seragam yang biasa ia lihat berganti menjadi baju pasien warna hijau tosca. Dan Ann harap Kalva hanya sebentar mengenakan pakaian itu.
Kalau Ann bilang Kalva tidak tampan mengenakan pakaian itu, mungkinkah ia akan bangun?
Telapak tangan yang ditancapkan infus, alat bantu pernapasan terpasang di hidung. Bunyi pendektesi detak jantung yang suaranya menyayat hati. Ann tidak tega melihat Kalva dalam keadaan seperti itu.
"Cepet sembuh, Kalv. Kalau dengan Nindy lo bisa bahagia, gue... Insya Allah gue ikhlas ngelihat kalian," gumam Ann, parau.
"Jelasin, Van. Sekarang!" tuntut Ann setibanya di belakang sekolah.
"Gue nggak tahu kronologisnya, Ann. Yang gue tahu di grup kemarin, Kalva kecelakaan."
Sebenci-bencinya Ann pada keputusan Kalva yang lebih memilih Nindy, Ann juga tidak ingin terjadi hal yang aneh-aneh pada Kalva.
"Tahun baru kemarin, Nindy sama Kalva janjian mau ke alun-alun kota. Lo tahu kan kalau semalem hujan?"
Ann jelas tahu. Karena ia sendiri menolak ajakan mamanya untuk menghadiri pesta tahun baru di salah satu rumah sahabatnya. Apalagi alasannya kalau bukan hujan.
"Kalva dikejar waktu. Nindy sempat marah-marah karena Kalva nggak tepat waktu. Apalagi mereka masih teleponan saat Kalva di perjalanan. Dan lo tahu kan apa yang terjadi?"
Ann tahu. Kalva kecelakaan, masuk rumah sakit, didiagnosa umurnya tak akan panjang, dan Nindy menyesal.
Ck. Semua ini memang gara-gara Nindy.
"Ban sepedanya tergelincir. Waktunya benar-benar nggak tepat saat ada mobil yang kebetulan melintas, dan...," Ann memejamkan mata, "tubuh Kalva terlempar jauh dari motornya. Kepalanya terbentur trotoar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepai [10/10 END]
Short StorySepai [kk] : pecah menjadi kecil dan terserak ke mana-mana. ___ "Ikuti kata hati lo." Perempuan itu menggelengkan kepala, menolak percaya. "Lo pasti bisa. Lo tahu kan, hati nggak pernah salah?" "Ya, lo benar. Tapi gue yang salah kalau maksain diri b...