005|| BAB 8

479 54 3
                                    

Si A maki si B dan buat keputusan kalau si B itu nggak peka. Tapi apa si A sadar, kalau dia sendiri nggak peka kalau ada orang yang juga mengharapkan kehadirannya?

-Aku, si C

[.]

Wajah Kalva kian tertekuk saat Aldi dan Genta tak menyerah untuk membuatnya kesal.

"Gosipnya ada yang deket sama anak IPA-4 nih." Suara Aldi lolos begitu saja diakhiri dengan dehaman.

"Bacot deh kalian!"

Bukannya takut, Aldi dan Genta malah terbahak melihat wajah kusut Kalva.

"Gue kira, dedemennya Kalva macem cowok putih kayak Aldi gini." Miko mencolek pipi Aldi, yang dibalas Aldi dengan pukulan di bahu.

"Kalian pikir gue bisa belok kayak gitu gara-gara lebih deket sama game?" dengusnya tak suka.

Mereka berdua mengangguk, diikuti tawa yang menggelegar.

Farhan yang sedari tadi membolak-balikkan komik yang ia baca berdeham pelan menginterupsi tawa Aldi dan Genta.

"Sejak kapan lo deket sama Nindy?"

Sontak kepala mereka bertiga menoleh ke arah Farhan. Sedari tadi sikap Farhan memang aneh. Diem mulu kayak patung. Padahal dia yang paling sering ngeluarin banyolan kalau mereka lagi kumpul.

Kalva menatap langit-langit kantin, seperti berpikir. "Sebulan yang lalu," jawabnya.

"Oh."

Kayaknya memang hari ini itu hari kebalikan. Farhan yang biasanya banyak omong jadi diem, sedangkan Kalva yang biasanya anteng, mulai ngomong dengan kalimag panjang.

Farhan menutup komiknya, kemudian berdiri dari kursi yang ia duduki. "Gue duluan."

"Mau kemana?" Barusan suara kepo Aldi. Kalau Kalva mah bodo amat.

"Ada urusan bentar."

Tak lama setelah Farhan meninggalkan meja mereka, Genta ikut bangkit dan menyusul gerak Farhan.

"Lo juga Gen, mau kemana?" Kini giliran Kalva yang bertanya.

Genta tersenyum tipis. "Mau nyembuhin hati yang patah." Kemudian meninggalkan area kantin.

s-e-p-a-i

Tubuh itu bergerak seperti biasa. Ia juga terlihat sesekali menimpali ucapan temannya. Sesekali menarik senyum... palsu?

Si cowok terus mengikuti apa yang cewek di sebrang sana lakukan. Si cowok melihat cewek itu-Andini-berusaha menunjukkan pada dunia bila ia tengah baik-baik saja.

Tapi cowok itu tahu, pancaran mata Ann tidak bisa berbohong. Mata itu tak lagi cerah, melainkan kosong. Seakan ada seseorang yang mencuri kebahagian dari mata indah itu.

Cowok yang berseragam sama dengan Ann ini membalikkan diri. Ia menyudahi acara mencuri pandang, jika yang dicuri pandang hatinya sedang berkabut.

Ia menoleh sedikit, lalu mengembuskan napas panjang. Ia senderkan punggungnya itu di pohon besar yang entah sejak kapan tumbuh di tempatnya berpijak. Setidaknya itu bisa menyembunyikan tubuhnya dari mereka berdua.

"Cewek gitu ya, nyuruh cowok yang dia suka peka tanpa sadar ada orang lain yang berharap dia juga peka."

Setelah mengatakan itu si cowok mengambil motor yang tak jauh dari tempatnya, dan meninggalkan alun-alun kota.

Sepai [10/10 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang