"Iiih cute bangett!" Seru Wilona saat melihat berbagai jenis kelinci.
"Masih cute-an lo kali, Wil." Ucap Brandon tanpa sadar.
"Hah? Maksudnya?" Tanya Wilona dengan polosnya.
"Eh, oh.. enggak. Itu kelinci yang itu lucu yaa!" ucap Brandon mengalihkan pembicaraan.
"Iya.. gue mau beli satu deh. Tapi yang mana ya? Gue bingung nih!" Ucap Wilona sambil menatap kelinci - kelinci itu.
"Beli yang paling lo suka aja." Saran Brandon.
"Gue paling suka yang putih sama yang abu-abu, menurut lo gue harus pilih yang mana?" Wilona menatap Brandon meminta saran dari pemuda itu.
"Kenapa gak beli dua - duanya aja?" Tanya Brandon memberi saran yang lebih menarik.
"Uang gue gak cukup." Ucap Wilona menunjukkan cengiran khasnya.
"Gue yang beliin deh." Balas Brandon memberi penawaran.
"Engga ah, emang gue cewek apaan? Gue bisa beli sendiri kok!" Tolak Wilona dengan nada sewot.
"Gak apa, Wil, sekali kali gue bayarin lo. Lagian gue kan cowok, udah kewajiban cowok buat bayarin belanjaan cewek." Ucap Brandon.
"Tapi gue bukan tipe cewe kaya gitu, Bran." Kekeuh Wilona.
"Gue gak nganggep lo gitu, Wil. Lagian kan gue yang ngajak lo pergi dan tadi gue emang udah niat mau beliin kalo ada yang lo suka." Jelas Brandon juga sama kekeuhnya dengan Wilona.
"Tapi, Bran, gue gak enak sama lo." Ucap Wilona merasa tak enak.
"Gak usah sok gak enak gitu deh! Emang lo mau tuh kelinci dibeli sama orang lain?" Tanya Brandon memberi umpan agar Wilona menerima tawarannya.
Wilona menggeleng.
"Engga sih-" ucapan Wilona menggantung, seketika dipotong oleh Brandon."Yaudah ayo! Lama lo." Brandon berjalan mendahului Wilona dan langsung membeli kelinci - kelinci yang Wilona inginkan.
"Makasih ya, Bran. Lo baik banget deh!" Ucap Wilona tulus disertai senyumnya.
"Iya, sama sama. Oh iya mumpung masih sore, kita nonton kuy?" Ajak Brandon saat ia tak sengaja melihat salah satu poster film yang sedang tayang.
"Oke, gue mau! Tapi gue yang bayarin ya?" Seru Wilona memberi penawaran.
"Iya deh, terserah lo aja." Ucap Brandon pasrah dengan tawaran Wilona kali ini.
"Lo tunggu di sini gue beli tiketnya dulu." Balas Wilona.
Brandon pun memperhatikan Wilona dari posisinya. Wilona berjalan menuju antrian untuk membeli tiket. Namun langkahnya terhenti ketika seseorang menabraknya hingga terjatuh.
"Aw.. duh sakit!" Rintih seorang gadis yang menabrak Wilona.
Tiba - tiba seorang pemuda menghampiri mereka.
"Hey.. kamu kenapa?" Tanya pemuda itu khawatir pada gadis yang sudah menabrak Wilona.
"Tadi aku ditabrak sama dia." Ucapnya menunjuk Wilona yang berusaha bangkit dari lantai.
"Heh mbak kalo jalan hati hati dong!" Belum sempat Wilona mendongak, pemuda itu sudah membentaknya membuat Wilona menjadi kesal dan menatap tajam pemuda itu. Namun sepersekian detik kemudian Wilona hanya bungkam setelah melihat siapa sosok pemuda yang kini ada dihadapannya.
"Verrel?" Lirih Wilona menahan gejolak di hatinya. Wilona melihat ke arah perempuan di sebelah Verrel. Dia adalah Valerie.
"Wilo? Lo bener-bener ya! Lo punya mata gak sih? Hah? Kalo terjadi apa-apa sama Valerie gimana?" Verrel membentak Wilona. Seketika gadis itu merasa tertohok.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T LEAVE ME
Fanfiction"Kamu gak jadi pergi kan?" Ucap Verrel was - was. "Aku gak punya alasan buat tetap stay di sini." "Kamu punya! The reason is our love. Don't leave me, please! I can't be without you, Wil." Ucap Verrel memegang pundak Wilona dengan kedua tangannya sa...