11th

1K 59 6
                                    

Jam telah menunjukkan pukul 08.30 itu artinya waktu pengambilan raport akan segera dimulai. Semua murid pun mulai duduk dengan rapi di bangkunya masing - masing sambil menanti wali kelas mereka.

"Selamat pagi semua.." sapa guru wali kelas XI IPA - 1.

"Selamat pagi, Bu.." balas semua murid serentak.

"Sepertinya kalian sudah tidak sabar yaa untuk mengambil raport?" Tanya Ibu Siska, wali kelas mereka.

"Iya dong, Bu." Balas seorang murid dengan penuh percaya diri.

"Tidak terasa, sebentar lagi kalian akan menjadi murid kelas XII. Kalian akan mendapat kelas dan wali kelas yang baru." Ucap Ibu Siska sambil tersenyum ramah.

Semua murid hening, mendengarkan ucapan wali kelas mereka dengan seksama.

"Semoga kalian semua bisa naik kelas dan mendapat nilai yang memuaskan.." lanjut Ibu Siska.

"Amin..." jawab semua murid serentak.

Sedetik kemudian suasana kembali hening ketika seseorang memasuki kelas dengan gaya cool-nya. Ia merupakan salah satu cowok tampan di sekolah ini, sekolah yang merupakan milik ayahnya sendiri. Bukan bermaksud melebih - lebihkan, namun kenyataannya begitu, semua orang mengakui ia sangat tampan dan cukup berprestasi baik itu akademik maupun nonakademik. Siapa lagi kalau bukan Verrel.

"Permisi, Bu. Maaf saya terlambat." Ucap Verrel sopan yang mendapat perhatian dari seluruh siswa di kelasnya.

"Oh iya, silahkan duduk, Verrel. Ibu akan segera memulai pembagian raport." Ucap Ibu Siska.

"Terima kasih, Bu." Ucap Verrel kemudian berjalan menuju kursinya, di samping Ali.

Sejak dari pintu hingga duduk di bangkunya, Wilona masih saja menatap Verrel. Ia begitu merindukan pria berbulu mata lentik dan beralis tebal itu. Wilona berjanji dalam hatinya, jika Verrel melihat kearahnya dan tersenyum, ia akan segera memaafkan dan melupakan semua kesalahan Verrel. Namun sudah beberapa menit Wilona menunggu sambil terus memperhatikan Verrel, pemuda itu sama sekali tidak menoleh ke arah Wilona, ia masih saja asyik dengan handphone-nya atau sesekali berbicara dengan Ali.

"Baiklah anak - anak, sebelumnya Ibu akan membacakan siswa berprestasi yang mendapat peringkat 10 besar selama satu semester ini." Ucapan Ibu Siska membuat Wilona mengalihkan pandangannya dari Verrel dan melihat ke arah Ibu Siska.

"Peringkat pertama adalah..." Ibu Siska menggantung ucapannya membuat seisi kelas menegang dan hening.

"Selamat kepada Wilona Gabyeon, seperti semester sebelumnya, kamu masih bertahan di peringkat pertama." Ucap Ibu Siska bangga.

Wilona sangat bahagia mengetahui dirinya masih bertahan di peringkat pertama.

"Silahkan maju, nak." Ucap Ibu Siska mempersilahkan Wilona maju ke depan kelas.

Wilona beranjak ke depan kelas dan tersenyum pada seluruh temannya. Sudut bibir Verrel tertarik membentuk sebuah senyum. Tanpa Wilona ketahui Verrel tersenyum bangga melihat Wilona, perempuan yang dicintainya.

"Peringkat kedua adalah..." Ibu Siska menarik nafasnya sesaat lalu membuangnya perlahan.
"Verrel Veyzeno! Selamat Verrel, kamu berhasil naik dari peringkat tiga menjadi peringkat dua." Ucap Ibu Siska.

Verrel tersenyum lalu berdiri menyusul Wilona ke depan kelas, ia berdiri tepat di samping Wilona.

"Cie..." seru teman sekelas mereka.

Verrel dan Wilona tersenyum malu. Pipi Wilona bahkan terlihat memerah setelah mendapat sorakan dari teman - temannya.

"Pasangan serasi ya!" Goda Ibu Siska membuat Wilona semakin blushing.

DON'T LEAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang