Sang Fajar mulai menyapa dengan sinar mentari yang indah dan aroma udara pagi yang sangat nyaman untuk dihirup.
Wilona baru saja sampai di sekolahnya yang terlihat sepi pagi ini padahal jam telah menunjukkan angka 07.15 tapi ia tidak terlalu ambil pusing dengan itu semua dan segera melangkahkan kaki memasuki halaman sekolah.
Pagi ini matanya terlihat sembab dan sedikit bengkak akibat menangis semalaman. Kenapa ia menangis? Mungkin sebagian tebakan dari kalian benar. Semua itu karena Verrel. V-E-R-R-E-L. Pemuda tampan yang belakangan ini mengisi harinya bahkan mereka telah dijodohkan oleh orang tuanya tapi kini Wilona merasa ia harus memulai lembaran baru dan melupakan Verrel karena konflik yang tak berujung di antara mereka berdua selama hampir satu bulan ini.
Apakah Wilona bisa melupakan pemuda tampan dengan alis tebal, tatapan tajam, hidung mancung, dengan tubuh tinggi dan atletis yang dapat memikat semua wanita itu? Entahlah, hanya Wilona dan Tuhan yang tahu.
"Wilona!" Teriak seseorang, Wilona yang merasa terpanggil pun menoleh.
"Ada apa, Ais?" Tanya Wilona pada Aisyah yang tadi meneriaki namanya.
"Itu.. tadi, gue lihat Resa di rooftop.. kaya lagi frustasi gitu.. gue takut terjadi apa-apa.. Lo harus susulin dia sekarang.." ucap Aisyah terbata.
"Resa? Oh, Ok. Gue susulin dia dulu. Thanks infonya, Ais." Wilona segera mengambil langkah sigap menuju rooftop.
"Akting lo keren, Ais. Good job!"
Seseorang menghampiri Aisyah."Thanks. Let's see the best moment on the rooftop!" Ucap Aisyah dengan senyum yang sulit diartikan.
Aisyah dan seseorang itu pun ikut menyusul ke rooftop untuk melakukan rencana yang telah mereka siapkan.
***
Wilona telah sampai di tangga terakhir untuk mencapai rooftop sekolahnya. Tidak bisa digambarkan betapa cemasnya Wilona saat mendengar nama Resa sedang dalam keadaan tidak baik. Resa adalah sahabat terbaiknya.
"Resㅡ" Seseorang membungkam mulut Wilona dan menutup matanya. Dia mencoba berontak namun tidak bisa. Wilona dibawa ke suatu tempat di rooftop.
"Mau apa lo ha?!" Teriak Wilona ketika penutup mulutnya dibuka namun matanya masih tertutup. Mendengar teriakan Wilona mereka malah tertawa.
"Hahaha.. nikmatin aja, Wil. Lo bakal seneng setelah ini." Ucap seseorang yang tak Wilona kenali suaranya.
"Jangan macam - macam sama gue! Gue gak takut sama lo semua!!" Teriaknya lagi membuat mereka semakin tertawa.
Seseorang menghampiri Wilona dari belakang dan membuka penutup matanya.
"Jangan teriak gitu entar suara lo abis." Ucap seseorang berbisik di telinga Wilona. Ia segera berbalik saat mendengar suara itu.
"Verrel? Lo?"
"Gue tahu Wil, mungkin lo sekarang gak pengen lihat muka gue, pengen nonjok gue, atau mungkin nyunat gue lagi karena kejadian kemaren. Tapi sebelum itu, gue mau lo lihat dulu deh ke sana." Ucap Verrel sambil menunjuk ke arah kanan mereka.
Wilona pun menoleh dan melihat pada arah yang ditunjuk Verrel.
I A M S O R R Y
Wilona melihat rangkaian huruf dari balon yang dipegang beberapa siswa.
Siswa - siswa itu pergi kemudian datang siswa-siwa lainnya yang juga membawa rangkaian balon yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T LEAVE ME
Fanfiction"Kamu gak jadi pergi kan?" Ucap Verrel was - was. "Aku gak punya alasan buat tetap stay di sini." "Kamu punya! The reason is our love. Don't leave me, please! I can't be without you, Wil." Ucap Verrel memegang pundak Wilona dengan kedua tangannya sa...