Second meet??

48 3 0
                                    

"Are you okay... Ms. Wood?"

Aku sontak kaget. Karena setahuku tak ada orang yang kukenal di pesta ini. Ku palingkan wajahku ke arah suara dan menemui seorang pria tampan bertubuh tinggi dan kekar yang sepertinya sedang menatapku. Ia mengenakan jas mahal berwarna biru tua dipadu dengan kemeja putih yang kancing atasnya sengaja dibuka.

"Perlu bantuan?", ucapnya lagi tanpa menghiraukan wajah bingungku.

"Ah. Tidak... Maksudku ya. Tapi kau siapa?", tanyaku penasaran. Ia berjalan ke arahku dan membungkukkan badannya. Sekarang aku sudah seperti Cinderella. Tepatnya ia membuka sepatu stiletto yang menyiksa kakiku, kemudian memijit betisku lumayan keras.

"Ini pertemuan kali kedua kita, Ms. Wood", ucapnya sinis mendongak ke arahku ditambah senyum jahat yang mengerikan, kurasa. Ruangan masih gelap, hanya ada sedikit remang-remang dari tengah ballroom. Tapi aku tetap tak mengenal pria ini.

Ya Tuhan, bahkan wajahnya sedekat ini dan sumpah... Aku tak mengingatnya. Dan ia memang lebih tampan dibandingkan pria-pria yang dikenalkan Anna.

"Apa kau sudah lupa kejadian malam itu?", tanyanya lagi.

"Ma.. Malam? Kapan?", tanyaku balik penasaran.

"Malam ketika kau mabuk, nona. Sebulan yang lalu", jelasnya singkat.

Jangan-jangan orang ini pernah meniduriku saat aku mabuk. Tidak! Tidak mungkin! Pikiranku mulai kacau.

"Sungguh aku tak mengingatnya", jawabku panik. Ia kemudian melepas pijitannya dan berdiri menghadapku. Salah satu tangannya mendarat sempurna di atas meja, tepat di sampingku. Kemudian ia merogoh saku celananya dalam. Ia mengeluarkan sebuah benda pipih yang tidak lain adalah tanda pengenalku.

"Ya Tuhan, darimana kau dapatkan itu?", tanyaku spontan merebut kartu tanda pengenal tersebut. Kini wajahnya tepat berada beberapa senti di depanku. Seketika tubuhku kaku karena menatap mata birunya yang melihatku tajam.

"Dengar. Aku punya barang berhargamu lainnya. Tapi tak akan kuserahkan sekarang karena kau harus bertanggung jawab atas perbuatanmu!", ucapnya sinis. Aku masih tak mengerti. Lama aku mencerna ucapannya. Dompet? Pikirku. Jangan-jangan dia yang mencuri dompetku. Sudah sebulan lebih aku kehilangan.

"Maksudmu apa? Aku tak mengerti. Sungguh", balasku sambil menatapnya tajam dengan dahi berkerut.

"Aku tak akan mengulanginya 2 kali, nona. Tapi kurasa kau harus segera menemuiku, Ms. Wood." Ia merogoh pulpen dari saku jasnya kemudian menarik tangan kananku. Dan ia mulai membuka tutup pena.

Ya ampun, dia menulis nomor ponselnya di telapak tanganku! Teriak batinku. Dan bodohnya aku diam saja, tak berkutik. Tangan besarnya memegang tanganku erat.

"Ku harap kau segera menelponku, nona", ucapnya sambil mencium tanganku bak pangeran sambil menatapku tajam. Segera ia meninggalkanku yang masih terpaku. Dalam sekejap aku sudah tak dapat melihatnya lagi.

Oh shit! Aku mulai ingat kejadian sebulan yang lalu. Ini pasti ada hubungannya dengan malam Jef memutuskanku. Dan benar saja ketika bangun aku menemukan diriku di sebuah hotel mewah tanpa busana. Ia pasti pria yang meniduriku malam itu. Ya Tuhan... Bodohnya aku!

------

Flashback

Author POV

Malam itu malam terindah bagi Adelynn. Bagaimana tidak, hari ini Jef mengundangnya makan malam di restoran mewah. Mereka akan merayakan Anniversary yang ke-2 setelah Jef melamar Ad beberapa bulan yang lalu. Adelynn masih sibuk di depan cermin memoles wajah cantiknya yang memang tetap cantik meski tanpa riasan. Jam di dinding menunjukkan kan pukul 8 malam. Ad meraih ponsel pintarnya yang terletak di meja rias.

A Husband for Ms.WoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang